05🔞

25.9K 1.4K 292
                                    

-Kelamaan kalo nunggu 1k view, hantam saja.

Jimin tidak pernah berpikir jika Yoongi itu memiliki banyak kekayaan dan rumah sebagus ini.
Jimin saja tidak punya.
Daripada di sebut rumah, ini lebih pantas di sebut istana.
Nuansa putihnya mencerminkan kebersihan dan merah mencerminkan kesadisan Yoongi.
Mereka semua sudah berada di Seoul. Walaupun begitu, tidak mudah bagi Jimin mencari kesempatan untuk kabur lagi.
Jimin dan Jungkook sudah melepaskan semua penyamarannya, dan kini keduanya hanya memakai pakaian kasual, seperti biasanya.
Tidak juga sih, biasanya mereka telanjang dengan penis seseorang berada di lubangnya.

"Polisi masih menjadikan kasus Jimin dan Jungkook sebagai kasus utama," ujar Mark memberikan koran pagi ini pada Yoongi.

"Untungnya Seongwoo naik pangkat lebih dulu sebelum kau membawa jalang-jalang kecil ini," sambungnya.

Benar, pertanyaan Jimin yang merasa aneh karena ia dan Jungkook belum bisa di selamatkan karena Yoongi juga punya koneksi kuat di kepolisian, bahkan pemerintah.
Itulah kenapa Yoongi masih seperti manusia biasa yang berjalan kesana kemari tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Tenang saja, mereka semua bodoh," ucap Yoongi dengan suara malas. "Sungwoon lebih penting, daripada membuatnya kabur lagi akan lebih baik kita membunuhnya saja."

"Yoongi!"

Seorang wanita dengan pakaian ketat tersebut berjalan mendekati Yoongi, ia bahkan menabrak Jungkook untuk menyingkir.
Kemudian, ia duduk di atas paha Yoongi begitu saja.

"Turun, penismu menusuk perutku."

Mark hampir saja tertawa, sedangkan Holand. Wanita yang berada di paha Yoongi hanya mendecih. Tubuhnya memutar, menghadap Jimin dan Jungkook yang masih saja berdiam diri.

"Mereka siapa?" tanya Holand sembari memainkan rambut lurusnya.

"Milikku dan milik Taehyung," jawab Yoongi pelan. "Bisakah kau turun? Pistolku baru saja di isi peluru."

Holand dengan cepat berdiri, nada bicara Yoongi terdengar serius kali ini.

"Jimin, kemari."

Jimin hanya diam, justru memundurkan satu langkahnya membuat Taehyung harus mendorong Jimin ke depan.

"Ahk," ringis Jimin yang terjatuh tepat di kaki Holand, dorongan Taehyung itu tidak main-main, kedua tangannya juga terikat, semakin susah untuk Jimin mencari pegangan.

"Yang ini jalangmu?" tanya Holand sembari menaikan dagu Jimin dengan kakinya yang berbalut sepatu hak tinggi berwarna kuning terang. "Apakah dia akan memiliki payudara dan rambut panjang sepertiku?"

"Tidak, karena aku bukan ayah."

Holand tersenyum menyedihkan setelah mendengar kalimat Yoongi, kepalanya lalu mendongak. Menatap Jungkook yang terlihat ketakutan di samping Taehyung.

"Dia juga tidak, karena aku bukan paman Han," ucap Taehyung bahkan sebelum Holand bertanya.

"Kalian jahat sekali, setidaknya beri aku teman."

Jimin sedikit takut ketika Yoongi menariknya dan membuat ia seperti Holand tadi. Duduk di atas pangkuannya dengan pinggang di peluk erat.

"Taehyung-ah, siapkan kamar."

Taehyung mengangguk, ia dan Mark lalu pergi.
Meninggalkan Jungkook sendirian, berdiri dengan kaku di hadapan Yoongi.

"Kau bisa bermain dengannya, asal jangan memasukan penismu ke lubangnya. Atau Taehyung akan memotong payudaramu," ucap Yoongi sedikit tidak jelas karena kini ia tengah sibuk menghirup leher Jimin, mungkin tidak buruk melakukan sex di meja kerjanya, kan?
Anggap saja penyambutan sebagai penghuni baru.
.
.
.
Meninggalkan Yoongi yang lagi-lagi menyetubuhi Jimin di meja kerjanya, Holand membawa Jungkook ke kamarnya.
Memaksa mainan Taehyung itu untuk melahap penis besarnya.
Holand menaikan satu kakinya yang masih terbalut stoking dan high heelsnya ke atas meja, satu tangannya dengan lihai menarik dan mendorong kepala Jungkook di penisnya, sedangkan satu tangannya memegangi rokok.

Slave || Taekook x Yoonmin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang