08🔞

15.9K 972 42
                                    

Darah, potongan tubuh, teriakan kesakitan, juga suara tembakan yang membabi buta.
Semua terlihat menyeramkan, pembantaian yang sesungguhnya.
Jati diri Yoongi dan Taehyung sang pembunuh benar-benar terlihat, terlebih Taehyung. Dia satu-satunya anak buah Yoongi yang membunuh tanpa pistol, tangannya tidak pernah lepas dari pisau yang sudah penuh dengan darah, entah berapa nyawa yang sudah ia layangkan.
Target selanjutnya adalah ... Sungwoon.
Seperti mantra, ucapan Yoongi yang menyuruhnya untuk membawa kepala Sungwoon pada kakinya benar-benar sedang ia kerjakan.
Suara decitan pisau yang sesekali terkena kaca lemari benar-benar mengganggu telinga, sebuah kebetulan gedung ini bekas perusahaan perabotan rumah tangga.
Langkah Taehyung terhenti, ia mendekati sebuah lemari yang pintunya sedikit terbuka, Park Jimin di sana, menangis dengan tubuh bergetar hebat.

"Suuuut," ucap Taehyung menyimpan telunjuk penuh darahnya ke bibir, memberi kode pada Jimin untuk tetap diam. Kemudian, ia merapatkan pintu lemari itu dan memastikan tak ada satu orangpun yang akan menemukan Jimin.

Tapi, walaupun begitu. Jimin masih bisa melihat Taehyung yang tengah menusuk orang-orang yang mencoba melukainya, dan pikiran Jimin yang merasa jika Yoongi lebih baik dalam menyekapnya sirna begitu saja. Ketakutannya semakin membesar, dan keinginannya kembali sama, kabur dari mereka dan hidup normal sebagai manusia kebanyakan.

Jika kalian bertanya bagaimana bisa Jimin berada di balik lemari dan Sungwoon dalam pengejaran Taehyung. Jawabannya adalah, Jimin memberanikan diri keluar dari dalam ruangan secara mengendap-ngendap setelah melihat Sungwoon keluar dari ruangan dengan cara yang sama.
Sebenarnya, dia kemungkinan sudah mati jika saja Yoongi tidak menyadari niatnya dan Holand berhasil menembak kepalanya.
Yoongi melindunginya dengan cara mendorongnya keluar pintu, dan ia bisa melihat jika sang bos mafia itu mendapatkan tembakan setelahnya.

"D-dia tertembak karena dirinya sendiri, aku tak seharusnya seperti ini," Jimin memeluk diriya sendiri, mencengkeram erat kemeja yang ia pakai.

Brak

Tubuh Jimin kembali tersentak, suara tawa yang tak ia kenal lalu terdengar. Tak ada yang bisa Jimin lihat dari pintu lemari yang terbuka sedikit itu selain tubuh Taehyung, orang yang selalu di dekat Yoongi itu benar-benar hanya berdiri tanpa melakukan apapun.

"Kau pikir, kau bisa membunuhku? Taetae yang baik ingin membunuh paman?"

Taehyung hanya diam, menatap Sungwoon yang keluar dari persembunyiannya sembari menodongkan pistol.
Cengkraman tangannya pada pisau itu semakin erat, dan ucapan Yoongi yang terus terngiang di kepalanya benar-benar membuat hasratnya dalam membunuh Sungwoon terdorong.

"Ingat kata ibumu?"

Taehyung mengerjap, ia mendadak menghentikan langkahnya.

"Jangan menghukum orang yang tak bersalah."

----

"Taehyung, dia hanya akan menghukum orang yang menurutnya salah dan di matanya, Yoongi tidak pernah salah."

Jungkook menelan ludahnya dengan susah payah, cerita Jackson mengenai Taehyung dan Yoongi benar-benar membuatnya sedikit merinding tapi juga kasihan.
Entah bagaimana bisa mereka menjadi sedekat ini, Jackson seolah melupakan hal yang pernah ia lakukan pada Jungkook dan begitupula sebaliknya.

Sebenarnya semua bermula ketika Jungkook bertanya perihal apakah Yoongi kemungkinan akan membunuh semua orang di sini, melihat bagaimana ia memukul Taehyung dan Holand yang Jungkook ketahui mereka seperti keluarga, terlebih Taehyung.
Tapi, melihat bagaimana Yoongi menyuruh para anak buahnya mengeroyoki Taehyung seperti tadi malam, pikiran jika Yoongi masih memiliki hati langsung sirna.
Dia hanyalah monster pembunuh yang mengendalikan Taehyung, remaja seusia dirinya yang seharusnya mengejar mimpi justru mengejar nyawa untuk di cabut.

Slave || Taekook x Yoonmin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang