(28) Benci

35 7 0
                                    

Aku sempat melewatkan satu hal, "Ngomong-ngomong, Tesya pergi ke masa apa, ya?"

Ketika hendak bersiap tidur, ada pesan baru yang mengejutkan dari Syafira. Ia menulis pesan bahwa ia akan pergi ke sekolah sangat pagi sekali, karena diminta oleh Izal untuk membicarakan sesuatu. Syafira tidak ingin berduaan, hingga akhirnya memutuskan untuk mengajakku. Hmmm ... kebetulan sekali.

Pada pukul 01.00 dini hari, saat jam tidur manusia sedang lelap-lepanya, tiba-tiba smartphone­­-ku beredering, ada panggilan dari Tesya. Di sana ia mengatakan bahwa ia telah mengalami mimpi buruk tentang masa depan. Ia tidak mau membicarakannya di telepon, tetapi ia ingin membicarakannya besok pagi sekali di sekolah. Timing yang tepat sekali untuk menyatukan semua kisahnya. Aku menyadari satu hal bahwa semua yang terlibat dalam kejadian ini akan berkumpul besok pagi di kelas. Aku rasa ini bukanlah kebetulan, seolah pertemuan ini sudah direncanakan.

Keesokan harinya, syukurlah aku tidak telat bangun dan segera berangkat ke sekolah setelah azan Subuh. Aku tiba di gerbang sekolah pukul 04.45 pagi, sangat sepi sekali. Langkahku bergema di lorong, terdengar nyaring dan cukup mengganggu. Suhu pagi ini juga sangat dingin. Aku bahkan merangkap seragam dengan jaket yang tebal karena suasana dingin di pagi hari ini sangat menusuk ke setiap pori-pori kulitku. Aku ragu jika mereka semua akan datang sepagi ini. Namun, tebakanku salah.

Ketika aku membuka pintu kelas ternyata sudah ada orang di dalam, itu Syafira dan Sasa yang duduk berjauhan, aku rasa wajar ketika mengingat hubungan mereka kurang baik. Suasana dingin yang bercampur canggung ini terasa mengganggu, hingga aku mendekat ke bangku Sasa dan memulai obrolan dengan mengatakan tentang hal apa yang akan ia alami.

"Sa, aku tahu kita nggak akrab, tapi hanya untuk kali ini tolong percaya sama aku. Sebenernya, aku juga belum tahu pasti kadal itu ngincer nyawa kamu atau bukan. Tapi, aku tahu suatu kejadian, yang bakalan ngerubah hidup kamu."

"Apa? Jadi lo ngajak gue ke sekolah sepagi ini cuma mau ngerjain gue?" curiga Sasa.

Aku semakin maju dan mendekatkan mukaku ke mukanya. "Bukan ...." Awalnya aku berusaha menjelaskan baik-baik, tapi aku malah menjerit tidak tahan. "Tolong! Jangan masang muka sok hebat dan sok kuat itu di depan mataku! Aku berusaha serius bilang ini sama kamu, dan ini juga demi keselamatan kamu. Walau sebenarnya aku juga benci sama kamu, nggak suka sama perilaku kamu, aku benci semua yang ikut jadi anak buah kamu, aku benci kamu yang sok kuat padahal mental lemah, aku benci sama orang tua kamu yang selalu manjain kamu dan aku benci semua tentang hidup kamu yang bersikap seolah kamu adalah orang yang paling dibenci Tuhan, cuma gara-gara kamu gak dapat kasih sayang selama hidup kamu!"

"Hei, selow, dong! Gak usah segitunya kali benci sama orang!" Sasa mendorongku hingga sedikit terpundur ke belakang.

"Sasa, nggak usah kasar gitu!" sentak Syafira. "Kamu juga, Fia! Ngomong kayak nggak ada akhlaknya."

"Terserah kamu mau benci aku atau enggak, yang pasti aku udah membenci kamu sepenuhnya. Ini perkataan paling jujurku dan ucapan setelah ini juga sama jujurnya," ujarku. "Untuk kali ini tolong percaya sama aku demi nyawa kamu sendiri. Bahwa nyawa kamu sekarang ini tergantung sama pikiranmu sendiri," ungkapku sedikit lebih tenang.

"Eh, lo, tuh, yang jangan sok-sokan gitu! Seenak giginya aja nentuin nyawa orang!" sinis Sasa.

"Sasa! Aku cuman nggak mau siapa pun celaka gara-gara aku! Sekalipun itu orang yang nggak aku suka. Aku nggak mau lagi ngelihat orang-orang bertaruh antara hidup dan matinya gara-gara aku. Kamu tahu? Syafira, Izal, dan Tesya, mereka harus mengalami hal ini gara-gara aku! Aku nggak mau ngelihat kejadian ini lagi, walau itu kamu!"

Sasa terdiam setelah aku meneriakinya. Bahasa yang kasar dan nada tingginya memang membuatku jengkel, sehingga aku terus mengatakan dengan jujur kebencianku padanya. Ini lebih baik daripada aku membicarakan kebencian di belakang, layaknya pengecut.

Gelembung Waktu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang