Aku tak bisa menyelamatkannya
Maaf :(🏡
"Rumah lo gentengnya bocor atau gimana?" tanya June saat melihat kakak tertuanya sedang membantu sang ibu membuat sarapan.
"Diem lo, atau gue jadiin telor dadar" ancam Mba Hyesun, sedangkan June memilih duduk di meja makan bergabung dengan sang papah.
"Bu, June hari ini ada tugas ke luar kota."
"Oci itu Bu yang ada tugas," saut Mba Hyesun "tapi karena June bucin, jadi dia ngenterin Oci kesana."
June langsung melempar sendok yang berada di depannya kepada sang Kakak, "Jangan sok tauuu."
"Udaaah," tahan Ibu saat Mba Hyesun yang akan membalas melempar balik sendok pada June, "sekarang kita sarapan dulu."
Keempatnya duduk bersama di meja makan, suasana pagi hari yang sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu.
Entah mengapa, Mba Hyesun memilih menginap di rumah kedua orang tuanya. Alasan yang wanita itu katakan saat Papah, Ibu dan adiknya bertanya. Ia hanya menjawab, sedang mencari ide untuk novel terbarunya.
"Jun, malem anter Mba ke toko buku yaa." pinta Mba Hyesun dan segera dijawab gelengan kepala oleh June.
"Ogah."
"Elo bagian Oci yang minta aja laju," balas Mba Hyesun "bucin emang."
June langsung mendelik, "Ya lo cari sono bucin lo mana" balas June pedas "Pah, Bu, June berangkat dulu" pamit June dan berjalan lebih dulu sembari menggendong tas ranselnya.
🏡
"Nyebelin banget kan? Gue udah jauh-jauh kesini, orangnya malah ga ada." gumam Rose dengan sebal.
June yang sedang menyetir mobilnya hanya terkekeh saja, mendengar Rose mendumal sembari mencak-mencak adalah hal yang paling June suka.
"Jun... Lapeeer" rengek Rose "cari tempat makan duluuu"
June mendelik pada Rose, tetapi lelaki tersebut segera mearkirkan mobilnya saat melihat sebuah rumah makan yang terlihat ramai.
"Ini restoran enak?" tanya Rose kepada June yang bersiap turun.
"Mana gue tau," jawab June yang sedang melepas sabuk pengamannya "udah deh, ayok turun"
Rose merengut sebal dan akhirnya keluar dari mobil, menyusul June.
"Napa lo diem aja?" tanya Rose saat melihat June yang hanya terdiam sembari melihat sebuah mobil yang tidak asing.
June menggelengkan kepalanya, "Gak." jawab June "Ayok masuk."
Keduanya berjalan beriringan memasuki rumah makan tersebut.
Di jam makan siang ini, rumah makan terlihat sangat ramai. Bahkan di lantai bawah sudah tak ada lagi meja kosong.
"Maaf mas, di lantai bawah sudah penuh" seorang pegawai tersebut "di lantai atas masih ada beberapa yang masih kosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAHA PERMAI✓
Fiksi Penggemar[KIMhcheees Series] Perumahan yang mayoritas penduduknya memiliki kewarasan dibawah rata-rata. Perumahan dengan tingkat polusi suara tertinggi Perumahan elit, dengan warga kampungan -Orang yang rumahnya bersebelaham dengan mu itu Bukan TETANGGA, mel...