"Mina kan?" tanya Yunhyeong pada seorang perempuan yang sedang berdiri di sebuah rak buku tentang resep makanan dan sejenisnya.
Mina langsung menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya, ia hanya mengangguk saja saat melihat siapa yang berada di sebelahnya.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Yunhyeong basa-basi, sedangkan matanya sudah fokus membaca beberapa judul buku tentang masakan.
"Ca... cari b... buku, Kak."
Yunhyeong mengangguk paham, "Resep masakan?" tanya Yunhyeong dan dijawab anggukan oleh Mina, "Kamu suka masak?"
"Da... dari kecil, masak a... adalah... hob... hobi saya...."
"WOAAH--" Teriakan Yunhyeong langsung terhenti saat beberapa orang yang berada di dekat mereka langsung menoleh, "Woaaah... kamu suka masak apa?"
"Akhir-akhir ini saya suka masak bento Kak... terus kampus lagi banyak ngasih tugas buat bikin bento yang dihias-hias gitu..." cerita Mina yang tiba-tiba saja sudah tak lagi merasa gugup saat berbicara dengan Yunhyeong.
Yunhyeong mengangguk paham, "Kamu kuliah Tata Boga?" tanya Yunhyeong antusias dan dijawan anggukan antusias pula oleh Mina. "Waah sama doong..."
"Kakak juga?" Yunhyeong mengangguk sebagai jawaban "Sekarang udah lulus?" Yunhyeong lagi-lagi menjawab dengan anggukan kepala "cepet banget."
"Lulus SMA, Kakak lanjut ke Le Cordon Bleu yang di Australia..." mata Mina langsung membulat saat mendengar perkataan Yunhyeong.
"Masuk sanakan susah kaaaa..." kata Mina sedikit merengek "aku aja mau ambil yang di Malaysia gak lolos...."
"Kakak ambil manajemen restoran, selesai dalam dua tahun setengah... Terus sekarang dipaksa buat ngurus restoran keluarga..." cerita Yunhyeong dan ditutup oleh tepukan tangan pelan Mina.
"Jadi..." kata Mina "kalo saya ada tugas... boleh doong Kakak bantu...."
Yunhyeong langsung terkekeh, tetapi kepalanya tetap mengangguk setuju. Membuat Mina menahan jeritan antusiasnya. Hingga Yunhyeong terkekeh begitu saja.
Mina terlihat lucu. Baginya.
"Eh bentar..." tahan Yunhyeong "nama kamu Myoui Mina ya?" tanya Yunhyeong tiba-tiba teringat sesuatu. "Kamu ngajuin diri buat magang di Ssae Restoran?"
"Ah... iya..." kata Mina "tapi udah gak jadi Kak... pemiliknya gak mau kalo cuma saya sendiri...."
Yunhyeong langsung terdiam, karena pemilik yang Mina maksud adalah Ia.
"Bentar..." kata Yunhyeong dan langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
To: Wooyoung Resto
Bang, CV anak magang atas nama Myoui Mana yang gue tolak kemarin, sekarang terima."Kamu belum cari restoran pengganti kan?" tanya Yunhyeong dan dijawab gelengan kepala Mina. Sedangkan senyum Yunhyeong tiba-tiba saja terbit tanpa alasan.
🏡
"Niel..." gumam Sejeong pelan saat melihat seorang lelaki yang sedang tertawa bersama seseorang.
Mata Sejeong seketika membulat saat seseorang yang tadi ia perhatian menoleh kepadanya.
"Se... Sejeong..." tubuah Sejeong seketika membeku saat laki-laki tersebut berjalan mendekatinya.
"Ah... sorry... saya harus pergi..." kata Sejeong dan langsung bergegas pergi menjauh dari dua pasangan tersebut, sembari berusaha menahan tangisnya.
Entah mengapa, tiba-tiba saja terasa sesak saat Sejeong melihatnya secara langsung. Walaupun dirinya berkata bahwa ia sudah tak peduli, tetapi tetap saja, rasanya begitu sesak.
Tak peduli kemana langkahnya pergi, yang penting sekarang ia tak lagi melihat sepasang kekasih itu. Sejeong bahkan tanpa peduli tempat apa yang ia datangi, ia langsung masuk dan duduk di tempat duduk yang disediakan. Lalu, segera mencari ponselnya dan menelepon seseorang. Siapapun itu.
🏡
"Cafe anak?" gumam Wonwoo disela-sela nafanya yang tersenggal-senggal karena harus berlari dari basemen menuju lantai 3.
Bagaimana tidak lari, saat sedang enak-enaknya rebahan di rumah setelah gibah bersama Hanbin dan Chanhyuk, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dan saat ia mengangkat panggilan telpon tersebut, suara Sejeong yang tersedu-sedu langsung terdengar. Membuat Wonwoo dengan seketika panik.
"Woy..." kata Wonwoo dan langsung duduk di sebelah Sejeong yang terlihat sedang menatap kosong kepada gelas berisi lemon tea. "Laah... lah... napa nangis?" tanya Wonwoo panik saat melihat Sejeong kembali menangis.
"Sa... sak... sakiiit..."
"Apa? apa yang sakit?" tanya Wonwoo panik "yang mana yang sakit?"
Bukannya mereda, tangis Sejeong bahkan semakin kencang. Membuat beberapa anak kecil yang sedang bermain memperhatikan mereka.
"Jeong... napa? anjir... ini kita ditonton sama bocah..." bisik Wonwoo. "Yang sakit apa? Yang mana?"
"Gue... bi... bilang gak... pa... pa..." gumam Sejeong disela-sela tangisnya "ta... tapi... kenapa sakiiiiit...."
"Apa yang gak papa? Apa yang sakit?" tanya Wonwoo heran. "Minum dulu deh minum, biar tenang..."
Sejeong langsung meminum lemon tea yang tadi ia pesan, sedangkan Wonwoo sudah berjalan menuju kasir memesan minuman untuknya dan beberapa makanan.
"Jadi... kenapa lo tiba-tiba nangis?" tanya Wonwoo yang baru saja kembali "gak dibolehin masuk ke area bermain anak?"
Sejeong yang kondisinya sudah mulai membaik sudah bisa merespon perkataan asal Wonwoo, "Tadi gue ketemu Niel..." gumam Sejeong, membuat mata Wonwoo membulat "sama Jiyo juga.
"Gue kira gue udah gak kenapa-kenapa, gue udah baik-baik aja. Tapi, rasanya beda Won. Tiba-tiba aja gitu sesak."
Wonwoo menghela nafasnya, sekarang ia tahun maksud Chanhyuk terus mengirimkan lagu Tanpa Tergesa dari Juicy Luicy.
Ternyata, bukan luka Wonwoo saja yang belum reda. Sejeong juga masih membutuhkan waktu untuk sembuh sendirinya. Karena keduanya masih sama-sama merasakan sakit dari luka sebelumnya.
Tbc
🎶Jangan minta jatuh cinta...
🎶Luka lamaku juga belum reda...
🎶Beri dulu aku waktu untuk sembuh sendirinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAHA PERMAI✓
Fanfiction[KIMhcheees Series] Perumahan yang mayoritas penduduknya memiliki kewarasan dibawah rata-rata. Perumahan dengan tingkat polusi suara tertinggi Perumahan elit, dengan warga kampungan -Orang yang rumahnya bersebelaham dengan mu itu Bukan TETANGGA, mel...