18

198 14 4
                                    


Happy reading guys

_

_

_

Sudah seminggu berlalu sejak Emma dan Sofia datang, Liam tidak pernah lagi datang mengunjungi ku, mungkin saja dia sibuk dengan kegiatan nya.

Ngomong-ngomong bagaimana kabar ayah dan ibu ya? Apa mereka baik-baik saja aku rindu mereka
Aku akan mencoba mengajak Emma dan Sofia untuk berjalan jalan mungkin aku bisa menemukan pintu untuk kembali ke dunia ku. 

"Nona"
Panggilan dari Emma menyadarkan ku dari lamunan

"Huh? Ya? Ada apa Emma?"
"Putra mahkota datang berkunjung"

'Putra Mahkota?'
"Ah.. Biarkan dia masuk"

Saat pintu di buka terlihat seorang pria bertubuh tinggi dan berwajah tampan dengan stelan baju layaknya seorang pangeran di negeri dongeng tersenyum kepada ku 

"Pu... Putra Mahkota"
Dia duduk di sofa persis di depan ku, ia menggerakkan tangannya seolah memberi perintah agar Emma dan Sofia untuk meninggalkan ruangan

Emma dan Sofia membungkuk lalu pergi meninggalkan ruangan, kini ruangan sunyi yang terdengar hanyalah suara kayu bakar di perapian

"Lama tidak berjumpa Darling"
Ia tersenyum

'Ekk.. Darling?'
"Alex?"

"Iya sayang?"

"Tunggu sebentar"
Aku berlari meninggalkannya yang masih duduk di sofa menuju ke arah pintu kamar dan menarik gagang pintu 

"Ah kalian masih disini"

"NONA!"
Wajah mereka berdua terkejut melihat kehadiranku yang mendadak

"Jika nona meminta teh dan camilan pelayan akan segera mengantar nya, apa ada yang nona butuhkan?" -Emma

"Ah tidak... yang kalian maksudkan tadi itu Putra Mahkota kan? dia putra mahkota?"

"Ehh nona tentu saja Tuan Alex adalah Putra Mahkota kerajaan ini dia menjadi kebanggaan karena dia tampan, cerdas, dan terampil" -Sofia

'Eh pria yang waktu itu aku tampar adalah putra mahkota dan kenapa kata tampan nya itu di sebut kan pertama, memang sih dia tampan'

"Baiklah tolong kalian juga masuk ke dalam aku tidak ingin hanya berdua saja dengan pria itu"

"Mmm maaf nona kami tidak bisa Tuan Alex sudah memerintahkan kami untuk keluar tadi" -Emma

"Ahh... Baiklah tapi ku mohon jangan meninggalkan pintu karena aku tidak tau apa yang akan dia lakukan padaku jika kalian tidak ada"

"Hahahaha... Baiklah baiklah sekarang harus segera masuk kita tidak bisa membiarkan Putra Mahkota menunggu nona terlalu lama" -Sofia
Sofia mendorong punggungku untuk masuk kedalam

Aku berjalan menuju sofa dan duduk kembali di hadapan nya di hadapan si Putra Mahkota

"Ada apa sayang? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Tidak... tidak terjadi apapun"

"Ah begitu"
Ia berjalan menuju sofa yang aku duduki dan duduk di sana jarak antara kami hanya beberapa senti saja, ia meraih tangan ku dan mencium nya.

'Eh'

Tok tok tok

"Nona pelayan yang membawa teh dan camilan sudah datang"

"Biarkan dia masuk"
Dengan segera ku tarik kembali tangan yang di genggam oleh Alex

Pintu terbuka tiga orang pelayan berpakaian maid membawa nampan berisi tea set dan cake serta camilan lain nya.

Semua sudah terhidang di meja, Alex kembali ke tempat duduknya keheningan sedang melanda di antara kami

"A.. ada apa Yang Mulia datang kemari"

"Hmm.. oh iya karena sibuk melihat wajahmu hampir saja aku terlupa apa yang ingin aku sampaikan"
Ia tersenyum manis senyum nya itu dapat meluluhkan hati perempuan manapun
Sungguh senyum yang menawan

"Kita akan segera menikah"
Wajahnya yang tersenyum mendadak berubah menjadi serius

"eh?!"

"Hmm?"

"Menikah? Bukankah ini terlalu cepat?"

Alex meraih gelas teh di hadapannya lalu meminumnya, ia tidak segera menjawab pertanyaan ku

"H... hei kau pasti bercanda kan?"

Ini terlalu mendadak, orang tua ku saja menikah setelah mereka berpacaran selama 2 tahun

Ia menatapku lama dan mulai membuka suara
"Huff... sayangnya ini bukan sesuatu yang cocok untuk dijadikan candaan"
Ia meletakan cangkir teh kembali ke atas meja dan tersenyum kepada ku

"Ibu ku.... usianya sudah 54 tahun, di usia nya saat ini kekuatan nya sudah mulai memudar dan tidak bisa digunakan dalam jumlah besar, ia sangat mencemaskan itu karena diantara kami tidak ada yang mewarisi ke empat elemen kekuatan ibu, aku memiliki kekuatan kegelapan persis seperti Yang Mulia Raja sedangkan Liam ia hanya mewarisi salah satu kekuatan ibu"

"Yang Mulia berusia 54 tahun? ku kira usianya sudah 70 an"

"Itu efek dari memudarnya kekuatan beliau, jadi tidak heran jika beliau terlihat sudah tua"

"Ah aku tidak tahu maafkan aku"

Aku tidak mampu berkata kata lagi, kenyataan ini seperti sebuah fantasi yang tidak pernah aku bayangkan
Semua hal yang terjadi, semua ini tidak bisa diterima oleh otak ku

"Emmm... kapan... tanggalnya?"
Aku berusaha menyimpan kegugupan ku dengan memilin milin ujung pita gaun ku

"Hmm.. bulan depan saat bulan merah muncul, itu hari yang sudah di tentukan"
Ia tersenyum lembut

'Eh bulan merah?'

"Sebelum waktunya aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, ah aku sudah harus kembali"

Alex mendadak berdiri dari tempat ia duduk dan berjalan kearah ku

Ia memeluk dengan erat dan sesekali mencium leherku

"Saat bekerja, aku selalu merindukan aroma tubuh mu yang manis"

Cup!!

Satu ciuman mendarat di bibirku, benda kenyal nan hangat itu berhenti cukup lama di sana.

.

.

Tbc...

My mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang