19

111 9 2
                                    

Membaca jembatan ilmu
Eyakkkk awokawokawok

"Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku... satu bulan... hanya dalam satu bulan"
Alex kembali memeluk ku dengan erat seakan akan tidak ingin kehilangan ku.

.

.
Ketenangan kembali setelah Alex pergi dari kamarku, saat ini Emma dan Sofia sedang membereskan ruangan yang sempat menjadi tempat kepanikan ku saat mengetahui akan menikah

Mereka membawakan air hangat untuk merendam kaki ku yang katanya dapat meredakan setres dan segelas coklat panas.

Bagaimana aku tidak panik, mengetahui akan menikah bulan depan dengan pria yang baru ku kenal dan bahkan dia pria yang berani masuk ke kamarku saat malam hari bahkan menyentuhku.

"Ah kenapa hari ini melelahkan sekali"

"Mungkin karena nona banyak berlari tadi karena panik"

"Jangan terlalu difikirkan nona, menikah dengan Putra Mahkota itu impian semua Lady di negara ini, nona termasuk Lady yang sangat beruntung"

Dengan nada yang tenang Emma berusaha meyakinkan ku

"Oh iya nona, tadinya saya ingin bertanya langsung saat menemukan ini tapi karena Putri Mahkota datang saya mengurungkan niat untuk bertanya"

Sofia tampak merogoh rogoh saku dress nya dan mengeluarkan sebuah kantung berwarna hitam
'Kantung pemberian pria itu'

"Apakah ini punya nona?" -Sofia

"Dream bag? Nona memiliki dream bag? " -Emma

Emma yang biasanya tenang kini tampak terkejut

"Aku tidak tau itu apa, sebelum kalian datang ada seorang pria berjubah datang kepadaku dan memberikan itu, apakah kau tau sesuatu tentang kantung itu Emma?"

"Dulu saya sempat belajar tentang sihir tetapi karena orang tua saya melarangnya saya berhenti belajar itu, itu dream bag seperti yang kita lihat itu seperti kantung biasa tetapi tidak dengan para penyihir dan keturunan nya, bagi mereka itu sesuatu yang berbahaya sesuatu yang mengandung kekuatan, di dalamnya ada dua buah benda bulat kecil" -Emma

Aku mendekat ke arah Sofia, ia membuka kantung itu dan terkejut melihat isinya

"Wah benar, bagaimana kau bisa tahu? Warna mereka hitam semua"

"Itu pelajaran dasar dari pendidikan ilmu sihir, dan juga disitu mereka berwarna hitam kan? Sebenarnya itu tidak hitam semua salah satu dari marble itu berwarna dark blue"

"Wah benarkah? Tapi mereka terlihat seperti tidak da bedanya" -Sofia

"Benar hanya penyihir asli yang mengetahui perbedaan nya dan salah satu dari itu mengandung racun yang berbahaya, saya rasa nona sedang di tes jadi saya harap nona berhati-hati soal memilih ini, karena jika salah pilih takutnya nona terkena racun nya"

"Kau bilang tadi salah satunya racun kan? Bagaimana dengan yang satunya lagi? Apakah racun atau yang lain nya? "

"Tidak ada yang tahu nona kecuali si penyihir itu sendiri"

"Wah keren Emma berwawasan luas"

Ia menunduk hormat dan tersenyum
"Saya senang bisa berbagi ilmu"

Hebat sekali, aku yang katanya keturunan penyihir saja tidak tahu apa-apa tentang ini. Mendengar perkataan Emma, Bella merasa bahwa dirinya tidak pantas disebut keturunan penyihir

"Harus aku apakan marble-marble ini?"

"Itu untuk di makan layaknya obat"

"Apa?! Nona tidak boleh memakan ini, salah satu dari ini beracun itu berbahaya untuk nona" -Sofia

"Ah... walaupun nona tidak memakan marble-marble itu sebentar lagi akan hancur menjadi debu yang akan beterbangan di udara dan terhirup oleh nona, itu sama saja berbahaya nya"

"Tinggal kita simpan saja di tempat tertutup yang kedap udara dan jauh dari nona"

"Tidak semudah itu Emma"

'Mereka bedebat karena khawatir akan keadaan ku, mereka sungguh baik mungkin jika aku kembali aku tidak bisa bertemu mereka berdua lagi itu sangat disayangkan'
Sedikit senyum terlihat diwajah Bella

"Emma apakah tidak ada cara untuk mengetahui perbedaannya?"

"Ada satu buku yang menuliskan tentang marble itu, mungkin ada di perpustakaan istana utama karena hanya di tempat itu tersimpan buku-buku sejarah dan buku tentang sihir yang tidak pernah di kunjungin keluarga bangsawan"

"Perpustakaan istana utama itu dimana?"

"Tepat disebelah ruang kerja Yang Mulia Putra Mahkota"
Ucapan Sofia sedikit membuat Bella terkejut pasalnya ia masih ragu untuk bertemu si Pangeran yang melamarnya tadi itu cukup membuatnya syok

Saat Bella sedang bergelut dengan fikirannya tentang marble itu tiba-tiba seseorang mengetuk dari balik pintu kamar Bella, dengan sigap Sofia membuka pintu dan mengeluarkan sedikit kepalanya untuk melihat siapa yang datang malam-malam ke kamar seorang nona muda yang belum menikah itu atau lebih tepatnya segera menikah itu.

"Kami ingin bertemu nona Bella karena ini perintah dari Yang Mulia Putra Mahkota"
Seseorang dari balik pintu tampak sedang meminta izin untuk bertemu dengan si pemilik kamar

"Siapa Sofia?"

.


.

.

.
Hari ini istana terlihat lebih sibuk dari biasanya karena akan kedatangan tamu dari negeri seberang yang akan menjadi sekutu dengan menandatangani perjanjian kerjasama dan perdagangan internasional. Sebenarnya hari ini Bella ada jadwal hari pertama bertemu dengan penyihir kerajaan yang di perkenalkan kepada Bella tadi malam.

Tetapi karena suasana cukup sibuk penyihir kerajaan itu datang cukup terlambat dari jam yang di janjikan bahkan hingga saat ini sang penyihir yang di tunggu tidak kunjung tampak batang hidungnya.

Saat ini Bella dan dua dayang pribadinya sedang menunggu di taman tempat Bella dan si penyihir itu membuat janji bertemu untuk kelas pertama nya, tiba-tiba tiga orang wanita mengenakan dress senada dengan topi yang dikenakannya dari lorong istana mendekat ke arahnya.

"Wah.. wah.. wah senang sekali bisa bertemu dengan wanita pilihan Yang Mulia Putra Mahkota"

.

.
Tbc....

Maaf semuanya kalau cerita yang gw tulis lama update dan pendek maaf sekali
Emang batas bisa nulisnya segitu weh ini aja dah berusaha di panjangin tapi tangan pengen buka bab baru😭

My mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang