"Pesan dari Bu Lia, hari ini kita praktikum di lab kimia. Jadi tolong persiapkan alat tulisnya, setelah itu langsung menuju lab kimia."
Suara Zayn mengisi pendengaran seluruh siswa dan siswi di kelas X-MIPA 1. Semua siswa dan siswi langsung mengikuti instruksi dari sang ketua kelas.
"Kamu sekelompok sama siapa aja, Lis?" tanya Zakiyah ditengah perjalanan menuju lab kimia pada Alisyah.
Alisyah nampak berpikir sejenak. Lalu ia berkata, "aku, Salsa, Zayn, Winda dan Rizky."
"Sama Rizky?!" seru Zakiyah. Kedua keningnya bertaut.
"Iya."
"Untung ada Zayn." Zakiyah kembali berkata.
"Kenapa emangnya kalau ada Zayn?" Kini Alisyah yang mengerutkan keningnya.
"Yah, si Rizky jadinya enggak modus-modus ke kamu." Zakiyah terkekeh pelan.
Alisyah tidak menjawab. Sebenarnya itu tidak penting untuk dirinya. Ia akan berusaha tetap fokus pada praktikum yang akan mereka lakukan.
Satu-persatu siswa dan siswi kelas X-MIPA 1 mulai mengisi labolatorium kimia. Masing-masing kelompok membentuk lingkaran mengelilingi meja yang diatasnya sudah berisi larutan zat kimia.
"Tugas kalian sekarang yaitu mencari larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit lalu bandingkan ketiga larutan tersebut." Bu Lia memulai instruksinya.
"Siap, Bu."
"Biar saya ambilkan barang-barang yang kurang. Ketua kelas tolong jaga agar situasi kelas tetap kondusif."
"Baik, Bu." Zayn menjawab.
Seluruh siswa dan siswi mulai mengambil posisi mereka. Mereka memulai dengan hati-hati dan teliti. Sesuai prosedur yang dijelaskan Bu Lia jauh-jauh hari sebelum praktikum.
"Siapa yang mau buat laporannya nanti?" Salsa bertanya ditengah kesibukan kelompok mereka.
Semua anggota kelompok Alisyah saling lirik satu sama lain. Enggan untuk menjawab dan bertanggung jawab.
"Biar aku yang buat," sahut Alisyah.
"Biar gue bantu, Alisyah." Rizky hendak berdiri di sebelah Alisyah. Namun ia urungkan melihat tatapan tajam dari Zayn.
"Berarti kamu sekarang mencatat larutan-larutannya yah, Syah." Zayn menginstruksi.
Alisyah menganggukkan kepalanya.
"Kalau kayak gitu, si Winda enggak ngapa-ngapain dong." Salsa menyeletuk.
"Apaan sih? Gue bantuin cari larutannya, lah!" Winda berseru tidak terima.
Terlihat Salsa yang memutar bola matanya malas. Enggan mendengarkan seruan Winda.
Zayn menyela keributan dua gadis itu dengan mulai menyebutkan larutan-larutannya sesuai larutan elektrolit dan non elektrolit. Alisyah mulai mengangkat pulpennya lalu menuliskannya di atas kertas putih.
"Lo yang bener dong. Ini bahaya kalau kena!" Winda berseru.
"Gue udah bener. Elo yang enggak becus!" Terdengar sahutan dari Salsa.
Suara kedua gadis itu terdengar ke seluruh penjuru labolatorium. Mereka kini menjadi pusat perhatian.
Zayn berdecak. "Apa lagi sekarang?" gumam Zayn.
Alisyah menghentikan kegiatan menulisnya begitu Zayn meladeni kedua gadis itu.
"Bisa jaga sikap enggak sih? Ini lagi di laboratorium kimia. Banyak zat-zat yang berbahaya. Kalian harus hati-hati." Zayn menasehati kedua gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisyah Nur Firdaus
SpiritualAlisyah Nur Firdaus, namanya. Gadis berniqab dengan khimar panjangnya itu menjalani hari-harinya dengan penuh tantangan. Menguji keistiqamahan dan keteguhan hatinya. Dengan kakaknya, Ali Nur Firdaus yang terus menjaga Alisyah dengan penuh kasih saya...