04

706 111 15
                                        

nakyung tengah mengamati bangku siyeon yang kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


nakyung tengah mengamati bangku siyeon yang kosong. tidak lama lagi bel akan berbunyi, semua murid akan berlarian masuk menuju kelas masing-masing. namun, siyeon tak kunjung juga memasuki kelasnya.

ini sudah dua hari semenjak siyeon absen dari sekolah, tentu saja nakyung sangat khawatir dengan sahabat dari masa kecilnya itu.

sampai akhirnya nakyung pun berniat untuk bertanya kepada chaeyeon. iya, si gadis pendiam itu.

"cha, siyeon ke mana, sih?" tanya nakyung sembari menatapnya datar.

chaeyeon yang mendengar ucapan nakyung itu pun segera mengehentikan kegiatan tulis-menulisnya. "e-engga tau."

jujur saja, nakyung memang tidak kenal dekat dengan chaeyeon. karena duduk mereka berdekatan, nakyung pun memilih untuk menanyainya. tapi nyatanya, nakyung tidak menemukan jawaban dari gadis pendiam itu.

lagi. selalu saja pandangan nakyung teralihkan pada lutut chaeyeon ketika sedang berada di sebelah gadis tersebut.

"lutut lo ... kenapa sih sampe harus diperban kayak gitu?" nakyung pun memberanikan diri untuk bertanya setelah sekian lama memendam rasa penasarannya.

"ehm ... ceroboh." chaeyeon menundukkan kepalanya sambil terus melanjutkan menulis.

sejujurnya, nakyung tidak paham dengan 'ceroboh' yang dimaksud oleh chaeyeon, tapi ia tetap mengangguk. "oh ...."






















"lo kira gue ga tau sama apa yang lo bicarain kemarin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"lo kira gue ga tau sama apa yang lo bicarain kemarin?"

seorang laki-laki terus mengancam gadis di depannya─sedangkan gadis tersebut hanya dapat bungkam.

"gue tau lo tau semuanya," sergahnya sambil menunjuk gadis di hadapannya. "tenang aja, kali ini gue ga bakal ngancem lo."

setelah itu keadaan menjadi hening, namun tetap saja mencipta atmosfer yang amat-sangat muram.

"eits, tapi bukan berarti lo bebas gitu aja," ucapnya kembali. "orang tua lo yang akan jadi sasarannya."

seketika kedua mata gadis itu membelalak, tidak terima dengan apa yang diucapkan sang pria.

"bodoh! dasar psikopat!" kelakar sang gadis tidak terima.



























"sialan lo soobin," ujar yunseong tiba-tiba, lantas mendapat tatapan sinis dari pemilik nama yang disebutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"sialan lo soobin," ujar yunseong tiba-tiba, lantas mendapat tatapan sinis dari pemilik nama yang disebutnya.

soobin yang kebingungan pun langsung membuka suara, "dih, kenapa gue?"

"lo balik duluan, kemarin gue sendirian." yunseong menampakkan ekspresi kesalnya.

"kan ga cuma gue doang yang pulang duluan!" soobin yang tidak terima itu pun langsung balik marah-marah ke yunseong. "lagian lo lama sih."

"ssstt, ribut lo berdua. ke hutan aja sana," keluh hwang yang ikut kesal.

"ya kan gue ada alasannya," ujar yunseong dengan nada rendah.

"emang lo ke mana waktu itu?" tanya soobin, penasaran.

"gue ke kamar mandi─oh, gue ketemu sama orang!" seru yunseong.

"kan emang ketemu orang," canda hwang dengan muka datarnya.

"diem jinnnnnnngggg," tutur yunseong semakin kesal.

"orang? siapa?" tanya soobin lagi.

"ada cowok, namanya seungmin. kira-kira seumuran kita lah," jelas yunseong. lantas kedua temannya saling bertatap aneh.

"kenapa lo berdua?" yunseong bingung dengan tingkah hwang dan soobin.



































































"gue tau dia tapi ... b-bukannya seungmin udah meninggal satu tahun yang lalu?" tanya hwang gugup.

mulai sekarang aku bakalan tambahin beberapa clue untuk chapter ke depannya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


mulai sekarang aku bakalan tambahin beberapa clue untuk chapter ke depannya!

PRACTICE ROOM. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang