21

398 66 0
                                    

soobin mengarahkan layar ponsel ke depan satu-persatu teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

soobin mengarahkan layar ponsel ke depan satu-persatu teman-temannya. jujur, ia sendiri juga bingung dengan apa yang dimaksud nakyung. gadis itu hanya memberi petunjuk tanpa menambahkan penjelasan lebih.

"itu petunjuk buat yunseong, gue yakin!" seru jeno sembari menatap layar ponsel dengan amat serius. "kita harus cepet ke sana, sebelum nyawanya terancam."

semua yang berada di sana pun menjadi panik bukan main, perlahan raut mereka berubah menjadi lebih
muram.

"kalian yakin?" tanya kim yang terlihat kurang percaya.

soobin mengangguk. "yakin, kalau kita gak cepet-cepet tangkap pelakunya nanti dia bikin ulah lagi."

"tunggu, jungmo, jinyoung ... ke mana?" tanya hwang setelah menyadari jumlah mereka tidak seperti awal mula datang ke tempat ini.

"jungmo pulang, tapi kalau jinyoung gue gak tau," balas jeno.

"oohh, ya udah, kita ke rumah itu sekarang?" tawar hwang.

soobin menganggukkan kepalanya. "iya, kita ga tau ada apa yang terjadi di sana sekarang."

"apa kita butuh kendaraan? kalau iya gue bawa mobil di sana," tanya jeno sembari menunjuk ke arah di mana mobilnya diparkir.

"jaraknya emang deket, tapi lebih baik kalo kita naik mobil, jaga-jaga aja," sahut soobin menawarkan.

"oke, ayo!" seru gowon bersemangat, mengajak teman-temannya.

semua pun berjalan dengan cekatan ke arah mobil jeno. satu-persatu mulai memasuki mobil tersebut.

jeno sebagai seorang sopir sekaligus pemilik mobil itu segera menyalakan mesinnya tanpa basa-basi lagi.

"soobin, boleh gue pinjem hp lo? biar gue tau ciri-ciri rumahnya," tanya jeno yang masih memfokuskan pandangan lurus ke depan.

soobin pun langsung menyerahkan handphone-nya di keadaan darurat seperti ini.

"ah, gue mulai lihat beberapa pohon mangga, pasti gak jauh dari sini." jeno terus mengamati pemandangan di sekitarnya.

"inget, no, rumahnya jauh dari rumah warga-warga," timpal hwang mengingatkan kembali.

"rumahnya engga ada jendela, pengap banget pasti," gumam gowon yang cemas. semua pun ikut cemas setelah mendengar perkataan gowon barusan.

"ada jembatan ... yakin lewat sini?" jeno bertanya, meyakinkan.

"dicoba dulu aja, siapa tahu tempatnya ada di sana. jauh dari tempat warga kan?" kata kim.

"oke." jeno kembali fokus dengan setirnya.

beberapa saat mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing tentang apa yang akan terjadi ke depannya.




































"duh, beneran jauh banget dari tempat warga. sepi banget, aku engga lihat ada orang berlalu-lalang," ucap gowon.

"temen-temennnn, itu ada rumah cat kuning!" seru kim sembari menunjuk ke suatu arah, lantas semua melihat ke arah yang ditunjuknya.

"no, ayo ke situ!" soobin pun berseru antusias.

jeno segera mengendalikan mobilnya ke arah rumah bercat kuning itu, sedikit kesusahan karena jalan yang begitu terjal dan dedaunan yang menutupi kaca mobil.

kini jarak mobil yang mengangkut mereka berlima sudah berjarak lumayan dekat dengan rumah itu. jeno tidak memposisikan mobilnya terlalu dekat, karena mereka harus tetap waspada.

soobin keluar lebih dulu dari mobil, memang ialah yang terlihat paling bersemangat di antara yang lain.

disusul oleh yang berempat tersisa, sekarang mereka tengah menapakkan kaki di sebuah halaman yang cukup luas.

"di tempat kayak gini ... kenapa nakyung bisa tau, ya?" gumam kim yang masih dapat didengar oleh teman-temannya.

jika dipikir-pikir lagi, memang ada yang janggal dari perkataan kim. kenapa nakyung bisa tau?

















"di dalem gak ada suara apa-apa, kalian yakin?" tanya hwang.

"coba masuk dulu." soobin melangkahkan kedua tungkainya berjalan lurus ke depan, kemudian dengan perlahan yang lain mengikuti.

namun gowon masih terdiam di tempat, angannya benar-benar kacau di situasi seperti ini.

kim yang melihat gowon pertama kali langsung memberi tawaran, "gowon, lo gapapa? mau duduk di mobil aja?"

menurut gowon akan lebih menyeramkan jika ia harus duduk sendirian di dalam mobil, ia akan lebih aman jika bersama dengan teman-temannya.

gowon menggeleng cepat. "engga, aku mau ikut sama kalian."

"oke, lo tetep jaga diri ya? kalau perlu buat balik ke mobil, balik aja," balas kim kemudian segera menghampiri gowon dan menggenggam tangannya.

yang kim rasakan saat menggenggam tangan gowon adalah dingin. tangan gowon benar-benar dingin dan bergetar dengan hebatnya. kim harus tetap mengawasi gadis di sebelahnya itu.






























"permisi ...." lirih soobin sembari mengetuk pintu dengan lirih pula.

tidak ada jawaban dari dalam sana, hanya terdengar sekilas suara gemeretak yang samar.

"yang di dalem, bukain dong. kita tau ada orang di sana," ujar kim terang-terangan.

namun tetap tidak ada jawaban. suara gemeretak menjadi lenyap.

"ck, gue langsung buka aja lah," tukas jeno yang sudah tidak sabar.

semua membiarkan jeno memutar knop pintu bercat cokelat yang ternyata tidak dikunci itu.

tepat ketika pintu berderit dengan lirih, semua terdiam. gowon yang nyalinya semakin menciut itu pun mundur bersembunyi di balik atma kim.








































































































"jaemin? renjun? loh, yunseong?"





































"jaemin? renjun? loh, yunseong?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hi, long time no see.

PRACTICE ROOM. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang