terputar ulang.
kim hyunjin memeluk tubuhnya erat-erat. hawa malam kala itu memang terasa lebih dingin dari malam biasanya.
jalanan benar-benar sepi, seluruh penerangan perlahan redup. hanya beberapa orang saja yang terlihat sedang berlalu-lalang.
namun tiba-tiba saja kim mendengar suara isak tangis seorang perempuan yang mengoyak heningnya malam pada hari itu.
pandangan kim mengedar ke sekeliling, mencari-cari sumber dari suara tangis tersebut.
hasilnya nihil. penglihatannya tidak dapat membidik dengan baik, karena penerangan yang terkesan minim.
sampai pandangannya jatuh pada seorang perempuan yang tengah berjalan meringis kesakitan. perempuan itu terus memegangi lututnya sembari berjalan terhuyung-huyung hendak jatuh.
melihat keadannya membuat kim merasa prihatin dan ingin segera menolongnya. dengan cekatan pun, akhirnya ia menghampiri perempuan itu.
"c-chaeyeon? lo kenapa?"
ya, perempuan itu adalah lee chaeyeon. seseorang yang sangat kim hyunjin kenali.
kim segera mengulurkan tangannya, kemudian menautkan tangan kanannya pada tangan chaeyeon.
sungguh, kim tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. kaki chaeyeon berlumuran darah yang terus mengucur, tangisannya bertawan-tawan.
"chae, lo ke rumah gue, ya? gue obatin. nanti kondisi kaki lo semakin parah," tawar kim sembari memapah gadis itu perlahan. namun chaeyeon terus menggeleng-gelengkan kepala.
hingga akhirnya mereka sampai di tempat kediaman kim hyunjin. chaeyeon terduduk lemas di sofa, sedangkan kim masih sibuk mencari-cari perban di sebuah kotak.
setelah beberapa menit, kini kaki chaeyeon telah terbalut perban dengan rapat. setidaknya kaki gadis itu sudah terlihat bersih kembali.
"lo habis ngapain, sih?" tanya kim penasaran.
chaeyeon terdiam, sebelum akhirnya menjawab, "jaemin jahat banget, kim ...."
kim langsung tersentak. "dia ngelakuin apa sampe lo kayak gini?!"
"gue engga tau ... dia marah-marah ... dia psikopat ... dia ngelukain gue─argh!" chaeyeon kembali meneteskan air matanya untuk yang kesekian kalinya. "gue mau putus sekarang."
kurva di wajah kim pun menegang, menatap miris raut chaeyeon dan surainya yang tergerai tidak karuan. kim tidak dapat melontarkan sepatah katapun.
"gue pikir hubungan kita akan berjalan dengan lancar sampai kapanpun, kim," lirih chaeyeon. "tapi ternyata gue salah─gue yang bodoh."
"gue mau jaemin yang dulu, yang selalu dukung gue apa adanya."
"gue seneng latihan setiap hari bareng dia, capek seneng bareng dia," ucapnya lagi.
"tapi kim, kebahagiaan gue bener-bener udah hancur secepat ini, di hari ini." chaeyeon mengusap-usap pipinya yang basah.
"chae ... udah, jangan nangis lagi, ya? jaemin emang ga pantes buat lo, dia terlalu buruk buat lo," tutur kim sembari menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
chaeyeon yang sedari tadi menunduk pun akhirnya mengangkat kepalanya lagi. "gue mau bocorin rahasia dia, boleh, ga?"
kim bingung dengan pertanyaan chaeyeon. rahasia? apa?
"kim ... jaemin udah nyembunyiin mayat seungmin di ruang latihan. jahat banget, kan?"
kim hyunjin membelalak tidak percaya dengan perkataan chaeyeon. "k-kok bisa?"
"jaemin kalau udah dendam sama orang gak tanggung-tanggung, ya?" ujar chaeyeon. "dia langsung bunuh gitu aja tanpa merasa bersalah."
pikiran kim mendadak kalut, ia masih menganga tidak percaya.
"lihat aja, korban berikutnya," tukasnya.
"apa ... siapa ...." raut kim berubah menjadi sangat panik.
"hwang yunseong, dendam na jaemin," tandas chaeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRACTICE ROOM. ✔
Mystery / Thriller[ENIGMA] ; what happened to yunseong's practice room? and why did chaeyeon choose to stop being a dancer? millenium squad + written by quartervous, © 2019