[ 22 ]

14.2K 1.6K 84
                                    

Jangan lupa vote + komen yorobun~ 🌸




Mark menghela napas berat setelah mematikan mesin mobilnya. Ia sudah sampai di rumah, berniat untuk mengambil jam tangan juga peralatan yang bisa melacak keberadaan Jeno

Tapi pria pirang itu langsung berlari setelah mendengar jeritan bercampur tangisan dari dalam sana setelah ia keluar dari mobil

Dan menemukan Jisung yang berusaha ditenangkan oleh bibi Kim. Anak berpipi gembil itu menoleh

"Papa.."

Panggilnya parau, suaranya menjadi serak akibat terlalu lama menangis. Mata sipit miliknya sembab, hidungnya memerah dengan bibir yang melengkung ke bawah. Di mata Mark, pemandangan ini bukan Jisung sekali

Mark mendekat kemudian membuka tangannya untuk menggendong Jisung

"Apa kau tau.." Mark tersenyum lirih. Jemarinya mengusap pelan pipi Jisung, "..kau terlihat lebih jelek dari biasanya"

Jisung mendengung sebelum menelusupkan wajahnya ketengkuk leher papanya

Pria pirang itu berjalan ke arah kamar tidur dengan tangan yang terus mengelus punggung anaknya, berusaha memberi ketenangan. Membaringkan tubuh Jisung, memberikan selimut sebelum mendudukan diri di ujung ranjang

"Hng.. mama.."

Mark kembali menghela napas berat kala mendengar Jisung bergumam dalam tidurnya. Mata sehitam arang itu memindai wajah Jisung dengan teliti kemudian tersenyum begitu menyadari ia sangat menyayangi putra tunggalnya yang menyebalkan

"Beruntung Jeno mencegahnya.." ujar Mark pelan, sangat pelan sampai seperti berbisik pada diri sendiri. Tangannya bergerak untuk mengusap pelan surai karamel Jisung

"hng.. Mama.. Mama Jeno.."

"Ya, dia adalah mama mu.."










Plak!






"Aku minta batalkan permintaan bodoh mu itu!"

Ia terus memaki setelah menampar pipi ku. Tapi sudah sepantasnya aku menerima ini setelah apa yang telah ku perbuat

"T-tapi dia sudah menerimanya, Jen"

"Dan kau mengikutinya?!"

Aku dapat melihat wajahnya memerah dengan mata yang berkaca-kaca

"Dasar brengsek! Setega itu kau melakukan hal kejam pada calon anak mu sendiri?! Dimana hati nurani mu Lee Minhyung?!"

Secara tidak langsung aku tertohok mendengar rentetan kalimat yang keluar dari pemuda berstatus sebagai kekasih ku. Ya, dia Jung Jeno. Pemuda manis bereyesmile yang terkenal baik, bahkan terlalu baik

Ah.. Tadi ia bilang apa? Dimana hati nurani ku? Ya, ku akui, aku ini pemuda brengsek yang tidak memiliki hati

Bagaimana tidak, setelah aku menghamili perempuan itu, aku memintanya untuk menggugurkan janin di dalam perutnya. Dan perempuan itu menyetujui saran ku

Ironi bukan?

Tapi Jeno memiliki pendapat yang berbeda dari ku maupun perempuan yang sedang mengandung anak ku


"Apa kau tega melakukan hal itu pada anak mu? Darah daging mu sendiri?! Bahkan ia tak bersalah sama sekali.. Bukan hanya itu, ia bahkan belum lahir dan kau beserta perempuan itu berniat melenyapkannya?!"

I (don't) Want Mom [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang