[ 24 ]

15.3K 1.6K 68
                                    

Baru nyadar yang baca udah lebih 20k huhu.. ILY UWU!

Jangan lupa vote + komen yorobun~ 🌸




Tangan Taeyong menyentuh kaca pembatas ruang rawat dengan ruang tunggu yang terasa begitu dingin di permukaan kulitnya dengan helaan napas lelah

Manik tajam pria bersurai merah itu mengamati dengan raut sedih seseorang yang terbaring lemah di dalam sana, lengkap dengan berbagai alat yang tertempel pada tubuh orang itu

Dengan berat, Taeyong melangkah meninggalkan tempatnya berdiri tadi setelah menepuk pelan bahu pria di sebelahnya yang masih asik melihat ke arah dalam dengan pandangan kosong


Taeyong mengambil duduk di sebelah Doyoung yang sedang menunduk dengan tangan menutup wajah manis pria bermarga asli Kim itu. Tak lama kemudian Taeyong merasakan berat pada pundaknya dan menemukan Doyoung menyender di sana


"Taeyong ah.."


Taeyong melirik sekilas setelah mendengar lirihan sahabatnya itu sebelum menarik yang lebih muda agar masuk ke dalam dekapannya. "Dokter bilang semua akan baik – baik saja.." ujarnya sambil mengelus pelan punggung Doyoung



"Papaaaaa!"


Serempak, ketiga pria yang ada di dalam sana menoleh ke arah pintu masuk dan menemukan Jisung yang menangis dalam gendongan Johnny. Anak berpiama keropi itu tampak begitu sedih terlihat dari pipi gembilnya yang basah dengan air mata, hidungnya memerah, diiringi dengan isakan kecilnya


Jisung memberontak dalam gendongan Johnny, mengisyaratkan sang kakek agar menurunkannya dan Johnny peka akan hal itu. Setelah kaki kecil yang tak terbungkus apapun itu menyentuh lantai, Jisung berlari ke arah seseorang yang tengah melihatnya dengan senyum simpul


Pria itu menyambut Jisung dengan dekapannya. Sedangkan anak gembil bersurai karamel itu balas mengalunkan tangannya pada leher pria itu. Tangan kecilnya ia bawa untuk menyentuh kaca, seketika matanya kembali berembun melihat siapa yang terbaring di sana


Wajahnya kembali bersembunyi ditengkuk leher yang lebih dewasa, "Papa.." Jisung berujar lirih, berusaha sekuat mungkin agar tidak menangis lagi. "...mama kenapa?"


"Mama lagi tidur sayang, sebentar lagi bangun" ujar Mark pelan. Tangannya mengelus pelan surai caramel anaknya tapi matanya masih memandang pria manis di sana


"Pa-pa tidak sedang berbo-hong pada Icung kan?" Jisung menjauhkan wajahnya dari pundak Mark dengan pipi yang kembali basah diiringi bibir yang melengkung ke bawah


Mark mengangguk yakin, jemarinya ia bawa untuk menghapus jejak basah di pipi Jisung sebelum mengecup pelan putranya itu. Jisung kembali menjatuhkan kepalanya pada bahu bidang sang papa, tapi matanya masih memandang mamanya meskipun kedua kelopak miliknya terasa berat


Mata Mark melirik ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 4 pagi, lalu tersenyum setelah melirik Jisung yang berusaha tidak tertidur di bahunya. "Kamu masih ngantuk ya?" dan anggukan diterima Mark sebagai jawaban, "Bobo lagi ya.. sama grandma"

I (don't) Want Mom [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang