Annyeong yorobun~
Anyone miss this book?
Keknya engga:')Jangan lupa vote + komen juseyo ~ 🌸
Setelah menjemput Jisung, mobil Mark kembali melaju dengan kecepatan standar menuju bandara untuk menjemput pasangan Lee juga Jung
Di dalam sana cukup hening, hanya terdengar suara radio. Sampai Jisung menemukan sebuah kertas di dalam tasnya
"Mama! Mama! Look!"
Jeno yang awalnya sibuk dengan ponselnya kini menyimpan benda itu, menoleh untuk melihat Jisung
"Ada apa? Apa kamu yang menggambar ini?"
Jisung mengangguk sebagai jawaban, "Yang ini papa, ini Icung, yang ini mama! Mama Jeno!" ujarnya semangat seiring menunjuk ketiga orang yang berada di dalam gambarnya dengan cengiran khas anak itu
Sudut hati Jeno menyeruak hangat ketika mendengar penekanan kata 'mama' pada namanya. Apa sebegitu ingin Jisung menjadikan dirinya Mama?
"Iya.. Mama Jeno"
Jeno kembali menoleh ke arah kirinya, tepat ke arah pria bersurai pirang yang tengah tersenyum meski pandangannya masih berfokus pada jalan
"Hyung.."
Mark melirik, masih dengan senyum yang terpatri di wajah tampannya. Tangan kanan pria itu terangkat untuk mengusak pelan surai ash brown milik Jeno sebelum berpindah ke surai karamel Jisung
"Jisung-ah.."
"Wae pa?"
Jisung dan Jeno diam. Menunggu jawaban dari Mark
"Ayo kita resmikan Mama-mu dalam waktu dekat ini"
"Resmikan?" dahi Jisung mengerut, sedangkan keadaan Jeno juga tidak jauh seperti Jisung. Bingung
"Maksudnya apa hyung?"
Mark terkekeh pelan, tangannya memutarkan stir untuk berbelok menuju tempat parkir khusus yang ada di bandara
"Singkatnya.."
Mark mematikan mesin mobil, ia membantu Jisung untuk melepas seatbelt sesudah melepas seatbeltnya sendiri. Kemudian memfokuskan diri pada pria yang lebih muda setahun
Mengambil salah satu tangan Jeno untuk digenggam, memberi kesan hangat dan melindungi
"...mari kita ubah marga mu menjadi Lee"
Seketika napas Jeno tercekat, pipinya merona ketika menyadari apa yang baru saja Mark ungkapkan
"Dan satu lagi—"
Mark menggantung kalimatnya
"—aku tidak terima penolakan"
-----*-----
"Hei Doyoung.." Taeyong menyenggol lengan Doyoung ketika melihat tiga orang berjalan ke arah mereka
"Aish terlihat seperti keluarga kecil bahagia bukan?"
Doyoung mengangguk menyetujui pernyataan Taeyong. Pengelihatannya memandang lurus kearah sang putra yang berjalan beriringan bersama pria tampan juga anak kecil yang berada di tengah mereka dengan tangan bertautan. Doyoung tersenyum, "Ya.. Seperti keluarga"
"Andai kecelakaan itu tidak terjadi"
"Sudahlah..."
"GRANDMAAA!"
"Yak! Lee Jisung! Jangan berlari nanti kau jatuh!"
Taeyong tersenyum sebelum berlutut untuk menerima sambutan hangat dari cucunya berupa pelukan
Pluk!
"Miss grandma.."
"Miss you too my little chick" Taeyong mengecup pipi gembul Jisung dengan gemas, "Bagaimana kabarmu? Apa baik? Apa papa mu membuat ulah?"
"Tsk! Seharusnya bunda mengajukan pertanyaan itu padaku—" Mark mencibir, "—bukan padanya"
"Sudahlah Mark"
Kini pandangan Taeyong beralih pada Jeno yang nampak asik bergelayut manja pada lengan Doyoung
"Jeno-ya.."
"Iya?"
"Apa kau repot mengurus dua bayi ketika mereka sakit kemarin?"
"Bunda! Aku bukan bayi! // Grandma! Icung bukan bayi!"
Kemudian ketiganya tertawa saat mendengar jawaban kompak dari papa-anak itu
"Oh ya, dimana Appa dan Johnny uncle?"
"Appa mu dan Johnny hyung sedang mengurus sesuatu"
"Koper mereka tertukar" Doyoung melanjutkan kalimat Taeyong, "Dasar dua pria tua menyusahkan" gerutunya di akhir dengan dengusan kesal
"Eomma jangan menggerutu" Jeno protes, "Ada Jisung di sini"
"Oh maafkan aku! Jangan ditiru ya Jisung-ah.. Itu tidak baik" Doyoung mengelus surai Jisung
Sedangkan yang diperingatkan mengangguk, "Baik halmeoni!"
Mark berdehem, mencoba mengambil alih atensi mereka dan berhasil. Baik Doyong maupun Taeyong terlihat memasang ekspresi bingung
Kini Mark berdiri di sebelah Jeno. Tangan pria dengan surai pirang itu beralih, mencari tangan Jeno untuk ia genggam dengan pasti
Mark tersenyum ketika merasa bahwa Jeno membalas genggaman tangannya, kemudian Mark beralih untuk membalas pandangan bingung bunda juga bibinya
"Karena Jeno sudah setuju. Acaranya akan ditetapkan minggu depan. Bagaimana?"
Beberapa detik berlalu, namun Taeyong juga Doyoung masih bergeming. Mencoba mencerna perkataan Mark yang terbilang kurang merinci. Sampai keduanya memekik kaget bercampur senang, bahkan Jisung yang tidak mengerti sama sekalipun ikut memekik
Sementara kedua pria paruh baya itu masih heboh sendiri, Jeno menoleh ketika merasa diperhatikan dan menemukan Mark yang tersenyum kearahnya
"Hyung.."
"Ada apa hm?"
"Anu.." Jeno sedikit menunduk dan tanpa sadar menggigit kecil bibir bawahnya, "..apa ini tidak terlalu cepat, terlebih kita baru bertemu beberapa hari belakangan ini"
"Kau menghawatirkan hal itu?"
Mark terkekeh ketika surai ash brown itu bergerak dengan perlahan
"Kau tidak perlu khawatir" Jeno mendongak, "Kita bisa berkenalan lagi setelah acara pemberkatan, bahkan lebih jauh dari yang kau tau selama ini"
Wajah Jeno perlahan merona saat ia tidak menemukan adanya keraguan dari binar tajam nan tegas milik pria dengan marga Lee itu
"Apa kau masih mau bersanding dengan ku di altar nanti Jung Jeno?"
Jeno tersenyum, tangannya membalas genggaman Mark semakin erat, kemudian mengangguk yakin dengan keputusan yang ia pilih
Pria manis itu meyakini dirinya bahwa Mark adalah seorang pria baik yang akan menjadi pemimpin tangguh untuk keluarga yang akan mereka bangun kelak
-----*-----
Tbc
Udah pendek, gaje pula hiks:')
Aku mau minta maaf kalo lama pake banget buat up karna emang ada aja halangan kalo lagi ngedraf.. Tapi aku juga mau terima kasih buat yang udah mau baca sama support book ini (づ ̄ ³ ̄)づRencananya sih diriku mau pub ff baru.. Tapi ya.. Hng
Sampai bertemu di Chap berikutnya uwu~
KAMU SEDANG MEMBACA
I (don't) Want Mom [✓]
FanficBOOK INI KAPALNYA CRACK! JADI KALO SEKIRANYA GA SUKA YA GAUSAH DIBACA! ------------------- "Pokoknya Icung ga mau punya eomma, papa!" "Boleh ga Icung manggil kamu mama?" Just MarkNo fanfiction [MarkxJeno] bxb yaoi area crackpair Bahasa semi-baku Hom...