Part 31

302 45 8
                                    

Awalnya aku sempat berpikir bahwa mungkin akan lebih mudah menghadapi Jonathan dengan posisi sudah menjadi mantan begini, tetapi ternyata benar bahwa manusia hanya bisa mengira-ngira, sementara Tuhan yang menentukan kenyataannya. Karena yang sesungguhnya kuhadapi sekarang justru amat sangat sulit.

Dengan posisi gedung kantor bersebelahan, sahabat bermulut besar macam Reno, dan kenyataan bahwa Jonathan hampir setiap hari nongkrong di calon kantor barunya, aku sama sekali tidak punya kesempatan untuk menghindar kalau-kalau momen semacam 'mendadak pulang bersama' harus beberapa kali terulang.

"Gemes asli lihat kalian berdua, Nan."

Aku paham bahwa 'kalian' yang dimaksud oleh Reno kali ini sudah pasti adalah aku dan Jonathan. Tetapi aku memilih tidak menanggapi dan menyibukkan diri dengan notes di hadapanku.

"Tiap hari ada aja alasan mantanmu itu buat nanyain kamu."

Aku masih tidak bergeming.

"Kemarin kenapa? Katanya Jo, kamu di-WA nggak mau bales? Ngambek apa takut baper?"

Ya Tuhan, kali ini aku tidak tahan lagi dan mendongak ke arah Reno yang nyengir di depanku sambil menaik turunkan alisnya.

Reno si ngeselin, yang barusan minta tolong Kinan buat difotoin 'cool' buat dipamerin ke Alya dan followers Instagram-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reno si ngeselin, yang barusan minta tolong Kinan buat difotoin 'cool' buat dipamerin ke Alya dan followers Instagram-nya.


"Reno, tolong ya kalau masih jam kerja jangan dipakai buat hal-hal yang tidak berguna."

Aku mengulaskan senyum lebar paling palsuku untuk laki-laki di depanku ini.

"Lagian Tristan juga lama bener move-nya. Kirain dia bakalan gercep, sikat nggak pake kendor, wuuu taunya, malah hampir kesleding mantanmu lagi."

Kali ini aku benar-benar menghentikan kesibukanku, dan mulai serius menatap Reno. "Harus banget nih ngomongin Tristan?" Pertanyaanku justru dibalas anggukan penuh semangat dari Reno.

"Tristan udah hampir sebulan absen apel, lho. Yakin nggak keberatan? Yang sebelah malah hampir tiap hari pura-pura salah masuk gedung melulu, yakin mau dianggurin gitu aja?"

Entah Reno ini terbuat dari apa sehingga terkadang aku merasa ia cukup ajaib dengan sikapnya yang suka plin-plan itu. 

Aku masih ingat saat ia mendukung hubunganku dengan Tristan, meskipun ia berkali-kali bilang bahwa hubungan kami adalah jenis hubungan lambat yang ia sendiri yakin tidak akan mau menjalaninya, sementara kali ini ia juga seolah menyatakan persetujuannya untuk aku kembali mempertimbangkan keberadaan Jonathan.

"Pura-pura salah gedung gimana, sih?"

Kali ini aku justru hampir tertawa mendengar kalimat Reno barusan.

"Beberapa hari lalu, sampe si Galang ketawanya ancur banget gara-gara lihat Jo tiba-tiba belok ke sini, pas ditanyain bilangnya salah masuk gedung. Orang kalo jatuh cinta emang kadang antara bego sama mempertahankan gengsi itu beda tipis ya?"

SementaraWhere stories live. Discover now