It's the love shot
Na nanana nananana
Na nanana nanana
Na nanana nananana
Oh oh oh oh ohRevan memejamkan matanya mencoba untuk sabar, ketika Viona tidak henti-hentinya menyanyikan lagu yang- entah Revan sendiri tidak tahu lagu apa yang sedang dinyanyikan oleh Viona. Gadis itu terus saja melompat-lompat diatas kasur Revan dengan tidak tahu malunya ia memberantakan semuanya.
"Berisik!" Kesal Revan sembari melemparkan buku ke arah Viona. Ia sedang belajar dan tiba-tiba Viona datang ke kamarnya mengacaukan semuanya.
"Apa ha? Terserah gue dong," balas Viona tidak mau kalah.
"Suara lo itu bikin konsentrasi gue hilang!" Viona langsung menatap Revan tajam. Lantas ia tersenyum lebar.
"Semerdu apa sih suara gue sampe bikin orang gak konsentrasi?"
"Keluar!"
"Nggak!"
Kemudian Viona turun dari kasur dan berjalan kearah Revan.
"Van sini deh main tebakan sama gue," ucapnya sembari menarik tangan Revan membuat si empunya mendelik kesal.
"Gue lagi belajar. Jadi mending lo keluar!" Kata Revan tajam.
Viona memutar bola matanya malas. "Hidup lo itu dataaar banget. Cari pacar sana jangan pacaran mulu sama buku." Viona terus menarik Revan kemudian mendorong pria itu ke kasur. Menahan kedua lengannya agar tidak kabur.
Revan mengerjap kemudian berdehem sebentar, "minggir!" Raut wajah Revan terlihat sangat kesal.
"No! Tebakan dulu sama gue."
"Minggir!"
"Say yes!"
"No."
"Yes!"
"No!" Tegas Revan.
"Yes!"
"Oke, yes!" Putus Revan sambil mendorong tubuh Viona sehingga sekarang mereka duduk berhadapan. Revan menatap malas Viona yang tengah tersenyum kemenangan.
"Oke, mau tebakan apa? Tabel periodik? Rumus fisika? Matematika?"
Viona menggeleng sambil tersenyum lebar. "Lo harus tebak semua nama member EXO." Jelas Viona membuat Revan mengumpat pelan.
Revan langsung berdiri namun Viona langsung menjambak rambut Revan membuatnya meringis.
"Viona!"
"Duduk gak lo?!" Dengan kesal Revan kembali duduk.
Viona tengkurap kemudian diikuti Revan disampingnya. "Ini namanya Xiumin, ini Suho, ini-"
Revan melongo ketika melihat layar laptop dihadapannya yang menampilkan, entah Revan juga tidak paham. "Vi ini mukanya sama semua," gumam Revan yang langsung mendapatkan toyoran pada kepalanya.
"Heh lo kira mereka kembar sembilan?! Mata lo tuh bermasalah, jelas-jelas mereka beda. Besok gue anter deh lo ke dokter mata!" Murka Viona.
Revan terus mendengarkan ocehan Viona yang tidak ada hentinya. Sementara Revan hanya diam dan terus menatap layar laptop tanpa minat.
"Coba lo sebutin." Titah Viona.
"Van ihh,"
Revan mengehela napasnya berat, "Viona lo diem apa gue seret lo keluar dari kamar?"
Viona menekuk bibirnya habis-habisan. Kemudian menghela napas, "Bisa-bisanya gue ngerasa gabut padahal tugas gue banyak." Ringis Viona.
"Gak ada otak namanya!" Revan langsung membaringkan tubuhnya dikasur.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
Teen Fiction[available on bookstore] Revano Mahendra, sudah tidak asing ketika orang-orang selalu menyebutnya sosok cowok yang terlalu datar, tidak banyak bicara, pintar dan kelewat ganteng. Tidak ada alasan kuat kenapa dia seperti itu, hanya saja dia terlalu m...