Part 16

140K 13.1K 1.6K
                                    

Holla holaaa! Jangan lupa vote and comment:)

Happy Reading

***

Viona langsung pergi dari kamar Revan setelah ia memberi cubitan keras pada perut cowok itu. Ia benar-benar merinding ketika Revan dengan seenak jidatnya berbisik pada telinga Viona. Emang hobi dia tuh bisik-bisik kali ya!

Sekarang disinilah dia berdiri, dibalik pintu kamarnya sambil terus memegangi dadanya. Ya ampun jantungnya berdetak kencang. Ia masih ingat bagaimana wajah Revan jika ditatap dari jarak yang begitu dekat, tatapan matanya yang tajam, dan deru napasnya yang beraroma mint membuat Viona menahan napasnya seketika.

Viona memukul kepalanya, ia meringis pelan kenapa pikirannya jadi melantur kemana-mana.

"Ya ampun Viona biasa aja kali, kayak yang baru aja ditatap gitu." Ujar Viona pada dirinya sendiri.

"Terus kenapa ini jantung dag-dig-dug gini? Lo lebay tau gak?!" Kesalnya sendiri.

Viona mengambil ponselnya dari saku seragamnya ketika ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Senyumnya langsung terbit ketika mengetahui siapa pengirim pesan tersebut.

Angga: Vio

Iya?

Angga: Besok kan malam minggu.

Iya kenapa emang?

Angga: Mau gak?

Mau apa?

Angga: Jalan sama gue.

Viona langsung menjerit kemudian lari kearah ranjang dan melompat-lompat disana. Akhirnya malam minggunya tidak hanya diisi dengan rebahan saja. Lompatannya terhenti ketika ia mendengar Vivi——kucingnya bersuara keras. Viona meringis pelan, ternyata dia menginjak ekor kucing itu. Dia langsung membawa Vivi kedalam gendongannya.

"Bilang coba sama Mami kalo kamu disini, ke injek kan?" Gumam Viona sedangkan kucing itu meronta minta diturunkan.

"Ngambek! Ngambek!" Cibir Viona. Ia mengambil ponselnya kembali kemudian mengetikan balasan untuk Angga.

Oke, jam berapa?

Angga: Jam 7 malem nanti gue jemput.

Oke.

Boleh tidak sih Viona berharap lebih, yang ada dipikirannya sekarang adalah Angga yang mengajaknya makan malam kemudian memberinya cokelat dan memberinya banyak stroberi. Viona tidak ingin sebuket bunga sama sekali, dia tidak menginginkannya.

And for you information meskipun memalukan Viona harus mengakuinya kalau dia belum pernah mendapatkan semua itu. Hal-hal berbau romantis yang diberikan oleh lelaki. Dan Angga adalah first. Jadi jangan salahkan dia kalau dia berlaku lebay sedikit.

Astaga Viona, tolong dong itu halunya jangan ketinggian. Lamunannya langsung buyar ketika tiba-tiba pintu terbuka dan menampakan Revan yang langsung masuk kedalam kamarnya. Orang yang tadi sempat membuat jantungnya berdetak menjadi abnormal.

"Belum mandi?"

"Bentar lagi."

"Cepet mandi abis itu langsung makan,"

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang