Happy Reading ya!💕
Saat Viona berusia 14 tahun, ia baru menginjak kelas 2 SMP. Viona terus saja diserang pertanyaan oleh semua temannya, hampir sekelas. Mereka menanyakan apa hubungannya dengan Revan. Viona tidak bisa menjawabnya karena jujur dirinya pun tidak tahu apa hubungannya dengan Revan. Lalu, ia menanyakan kepada Bunda. Dan beliau menjawab kalau dirinya dengan Revan kembar. Viona tidak percaya tentu saja.
"Kamu kembar sama Revan," jelas Airin. Viona menatap Bundanya penuh selidik.
"Dengan Revan yang lahir 3 bulan lebih awal dari Vio?" Raut wajah Airin terlihat kaget. Viona tahu tanggal lahir Revan, sepertinya Airin tidak berfikir terlebih dahulu ketika akan mengatakannya.
Airin menggaruk belakang kepalanya, terlihat gugup. "Ya Revan kakak kamu," lagi-lagi dia mengeluarkan alasan yang tidak masuk akal.
"Bunda lahirin aku saat Revan usianya baru 3 bulan?"
Yang benar saja!
Bunda menarik Viona agar lebih dekat dengannya, kemudian ia mengelus lembut rambut Viona. "Kamu anak bunda sayang... Percaya sama bunda,"
Viona tidak percaya, dirinya mencari bukti yang sebenarnya. Tanpa sepengetahuan siapapun ia masuk ke ruang kerja Ayah mencari sesuatu yang dapat membunuh rasa penasarannya. Ia menggeledah semua laci yang berada disana, gerakannya terhenti ketika ia menatap akta lahir Revan. Dan dibawahnya terdapat akta kelahiran miliknya. Viona membacanya dengan teliti, dan dadanya terasa diremas, membuatnya sesak sekali. Bukan nama ayahnya yang terdapat diakta kelahirannya. Berbeda dengan akta kelahiran Revan, yang memang nama ayah yang tertera disana.
Air mata Viona jatuh, ternyata dugaannya benar. Dia bukan putri kandung dari ayah dan bundanya. Ia terlonjak kaget ketika tiba-tiba pintu ruang kerja terbuka. Ada Dirga dan Airin disana.
Viona tersenyum dengan air mata yang terus saja mengalir di pipinya. Kedua orang itu bukan orang tua kandungnya, jadi dia anak siapa?
"Jadi Vio bukan anak ayah?" Tanya Viona dengan suara yang serak. Tangannya yang gemetar ia angkat, melihatkan akta kelahirannya yang baru saja ia temukan.
"Sayang dengerin dulu——"
"Ini bohong kan ayah? Bunda? Viona anak kandung kalian? Iya kan?"
"Viona dengerin dulu bunda sayang,"
"Viona anak bunda!"
Semenjak itu Viona tidak pernah mengelaknya lagi. Ketika semua temannya bertanya apa hubungannya dengan Revan. Viona akan menjawabnya tanpa ragu, kalau dia anak adopsi dari orangtua Revan.
Viona membuka matanya, napasnya memburu, keringat sudah membanjiri dahinya. Satu tetes air mata keluar dari ujung kelopak matanya. Kenapa ingatan itu kembali lagi? Setelah kejadian waktu lalu yang Angga hampir saja——melecehkannya, Viona tidak bisa memejamkan matanya ia selalu terjaga semalaman. Meskipun ia sudah meminum obat tidur, entah kenapa tidak bereaksi seperti biasanya.
Dan ketika ia mampu memejamkan matanya, mimpi itu malah datang.
Viona rasanya ingin menyerah dengan semua ini, dia ingin mengakhirinya. Tidak ada hal indah yang menjadi bunga tidurnya, miris sekali.
Viona melirik jam digital yang berada di atas nakas, pukul 5. Viona memilih untuk beranjak berjalan menuju kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama dia sudah selesai dengan ritualnya, dia keluar dari kamarnya dengan keadaan sudah memakai seragam sekolah lengkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
Подростковая литература[available on bookstore] Revano Mahendra, sudah tidak asing ketika orang-orang selalu menyebutnya sosok cowok yang terlalu datar, tidak banyak bicara, pintar dan kelewat ganteng. Tidak ada alasan kuat kenapa dia seperti itu, hanya saja dia terlalu m...