Setelah butuh perjuangan untuk bisa mengumpulkan mereka lagi. Akhirnya author tercinta berhasil meskipun penuh dengan paksaan. Mereka sudah duduk di kursi yang berada di ruang tamu rumah Revan, ada beberapa orang yang duduk lesehan di karpet karena tidak terbagi. Yang jelas, Ayah, Bunda, Argan dan Mauren duduk di kursi.
"Oke gua dah punya daftar pertanyaan dari Elza," ucap Ogi, membuka sesi tanya jawab ini. "Waaw banyak banget pertanyaan untuk Revan sama Viona."
"Iya lah, mereka pemeran utamanya. Eh btw authornya belum dateng nih?" Tanya Andra dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.
"Masih dijalan, kejebak macet katanya." Radit menimpali.
"Oke kita mulai dari Ayah, Bunda, Tante Mauren sama Om Argan aja yee. Biar yang muda-muda terakhir gitu. Pertanyaan yang arahnya sama gua skip."
Mereka semua mengangguk, setuju dengan usulan Ogi.
"Halo Ayah mertua, Revan nikahnya sama saya ya?"
"Eh," Ayah menoleh ke arah Revan yang saat ini sedang duduk bersisian dengan Viona. "Gimana Revan aja."
"Ayah kapan nikahin Revan sama Vio?"
"Mereka harus sukses dulu."
"Ayah setuju gak sama hubungan Revan sama Vio?"
"Setuju dong."
"Kalo Revan selingkuhin Vio, bakal diapain?"
"Di gantung!"
Semuanya tergelak, tangan kurang ajar Ogi menepuk kepala Revan. "Nah baek-baek lo Van kagak boleh nakal."
"Buka pendaftaran anak angkat gak?"
"Nggak deh kayaknya."
"Oke sudah selesai kini giliran bunda tercinta."
"Bunda cara jadi orang sabar gimana?"
"Bunda juga kurang tahu."
"Bunda siap gak jadiin Viona mantu?"
"Sangat siap!"
"Bun nanti kalo Revan sama Viona dah nikah, terus punya anak berharap sikapnya kayak siapa?"
"Jangan terlalu dingin kayak Revan dan jangan terlalu petakilan kayak Vio."
Viona yang sedang menyandarkan kepalanya pada bahu Revan langsung menegakkan punggungnya. "Ih Bunda, Vio gak petakilan."
"Gak salah."
OKE NEXT MAUREN
"Udah siap jadiin Revan mantu?"
"Siap dong!"
"Rasanya tahu kalau Viona tumbuh jadi gadis baik gimana?"
"Mmmm, seneng, bersyukur. Sedih juga karena gak bisa nemenin perkembangan dia."
OKE NEXT ARGAN
"Udah siap punya cucu?"
"Aduhh gimana Van?" Revan hanya menimpali dengan tawa kecilnya.
"Om minta Revan buat halalin Vio."
"Biarin mereka sekolah dulu ya."
"Oke pertanyaan dah selesai, takut Ayah, Bunda, Tante Mauren, sama Om Argan lagi sibuk boleh melanjutkan kembali kegiatan yang sempat terganggu."
Keempat orang itu langsung beranjak, karena memang ada kegiatan yang harus mereka kerjakan.
"Minta minum dong by, tenggorokan gua kering anying!"

KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
Teen Fiction[available on bookstore] Revano Mahendra, sudah tidak asing ketika orang-orang selalu menyebutnya sosok cowok yang terlalu datar, tidak banyak bicara, pintar dan kelewat ganteng. Tidak ada alasan kuat kenapa dia seperti itu, hanya saja dia terlalu m...