.
Happy ReadingRasanya Viona ingin menendang makhluk yang ada dihadapannya sekarang juga. Bukannya membuat keadaannya lebih baik malah menjadi lebih buruk. Viona menatap jengah Khaisa yang sekarang sedang berjoget-joget mengikuti irama musik yang berasal dari ponselnya.
Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaan kamar Viona seperti apa. Dia juga tidak bisa menjelaskannya, terlalu hancur untuk dideskripsikan. Kapan sih mereka balik?
"Cendol dawet, cendol dawet seger
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol dawet seger piro, lima ngatusan
Terus gak pake ketan
Ji ro lu pat nem pitu wolu..."BERISIK SEKALI PEMIRSA!
"Capek gue." Keluh Khaisa. Gue aja yang lihatnya capek!
"Ayo Vi ikutan!"
"Ogah!"
Khaisa berjalan menuju tempat tidur Viona. Ia menarik paksa tangan Viona agar dia beranjak dari tempatnya.
"Apa sih Khai?!" Kesal Viona tidak terima, badannya masih terasa lemas kepalanya pun masih pusing. Ditambah kelakuan Khaisa yang bikin tambah pusing.
"Gue masih lemes, kepala gue juga masih pusing," lanjutnya.
"Ikut aja kemauan anak dugong. Daripada berisik," sahut Tari yang langsung mendapat delikan tajam dari Khaisa.
"Ayo!"
"Pokonya gue.gak.mau!" Kata Viona dengan nada penuh penekanan.
Khaisa berjalan menuju sofa, duduk disebelah Tari yang kini tetap fokus pada layar laptop yang berada di pangkuannya.
Khasia kemudian turun dari sofa dan memberantakan bungkus-bungkus makanan ringan yang sudah habis. Pake diberantakin lagi!"Vio gak ada niatan buat bawain gue makanan gitu? Minuman? Gue haus." Sebenarnya yang sekarang sakit itu siapa sih?!
"Kapan sih kalian pulang?" Tanya Viona.
"Gak sopan gitu sama tamu," jawab Khaisa sembari terus mencari sisa sisa makanan disetiap bekas bungkus makanan.
Viona berdecak, "Lagian tamunya ngelunjak!" Balas Viona.
Dengan malas Viona beranjak dari tempat tidurnya, mengambilkan makanan untuk Khaisa. Viona tidak ingin sahabatnya itu mati karena kelaparan.
"Mau kemana lo?" Tanya Tari ketika menyadari Viona sudah memutar kenop pintu.
"Ngambil makanan," jawab Viona setelah itu dia kembali berjalan keluar kamar, tidak lagi mendengarkan teriakan Khaisa yang banyak maunya.
Ketika Viona berjalan menuruni tangga dia melihat... Radit? Dia sedang mengelus kepala Vivi yang sedang tertidur pulas di sofa ruang tengah. Perlu kalian tahu kucing Viona sangat pemalas kerjaannya hanya lenjeh-lenjeh, lapar tinggal makan, setelah itu tidur lagi. Kucing mageran memang, seperti pemiliknya.
Radit yang menyadari kehadiran Viona langsung menoleh kearahnya, tersenyum lebar. "Kucing lo lucu Vi," ucapnya setelah Viona berada disampingnya.
Viona hanya tersenyum kemudian berjongkok mengelus kucing itu, membuatnya terganggu. "Kayak gue ya?" Tanya Viona sambil menarik turunkan alisnya.
Radit hanya berdecak, "Udah sembuh lo?"
"Udah mendingan kok besok juga sekolah. Ngapain disini?"
"Oh gue lagi kumpul sama anak-anak biasa main PS," Viona hanya mengangguk paham.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/193897375-288-k23074.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANO
Teen Fiction[available on bookstore] Revano Mahendra, sudah tidak asing ketika orang-orang selalu menyebutnya sosok cowok yang terlalu datar, tidak banyak bicara, pintar dan kelewat ganteng. Tidak ada alasan kuat kenapa dia seperti itu, hanya saja dia terlalu m...