11 - pain

585 103 21
                                    

Beberapa tokoh sudah dilalui oleh kedua pemuda ini, tapi mereka masih belum mendapat apa-apa.

"Mau cari dimana lagi? Kenapa banyak sekali pertimbanganmu hah?" tanya Renjun yang mulai kesal karena Jaemin masih belum juga mendapatkan hadiah yang pas untuk Minju, kekasihnya.

"Aku benar-benar bingung injun-ah. Dari semua barang yang sudah kita lihat, kira-kira barang apa yang akan kau berikan jika kau di posisiku?" Jaemin menanyakan pendapat Renjun.

"Jika aku adalah dirimu, aku takkan membelikan apa-apa untuknya."

Itu ucapan yang sebenarnya ingin Renjun katakan, tapi tentu saja ia tidak gila.

"Parfum di lantai dasar tadi nampak menarik, itu saja," saran Renjun.

"Hah? Memang kita ada masuk ke tokoh parfum?"

"Astaga Na Jaemin, kau ini pintar tapi kenapa ja- Ah, kau ini benar-benar membuatku kesal. Kita duduk dulu di cafe itu, aku mau menenangkan pikiranku dulu," oceh Renjun lalu berjalan menuju cafe yang ia masuk meninggalkan Jaemin.

"Heheheh, ya maaf. Tunggu aku dong," masih dengan manjahnya Jaemin menanggapi kekesalan Renjun.

Setelah sama-sama sudah duduk di cafe yang berlokasi di lantai teratas mall, Renjun langsung memesan segelas milkshake dan segelas americano untuk Jaemin.

"Jam tangan juga menarik, tapi jangan yang terlalu mahal," ucap Renjun menyuarakan lagi saran yang terlintas di pikirannya.

"Hm? Jangan terlalu mahal? Ya memangnya kenapa? Hahaha," heran Jaemin karena memang sejauh ini mereka tidak pernah mempermasalahkan mahal tidaknya suatu barang. Mendengar perkataan Renjun tadi, tentu menimbulkan tanda tanya di benak Jaemin.

"Ya maksudku kan kalian belum terlalu lama bersama, jadi ya kasih sepantasnya saja, jangan terlalu berlebihan. Kau itu terlalu baik tau," tutur Renjun dengan santainya.

Jaemin masih mengernyitkan dahinya bingung. Entah mengapa, alasan yang Renjun berikan memang ada benarnya tapi di sisi lain ia sedikit merasa mengganjal terutama di bagian 'sepantasnya saja'. Apa Renjun mau bilang kalau Minju itu tidak pantas diberikan hadiah mahal?

"Hey, kenapa tidak bilang kalau kalian kesini berdua?" Jeno tiba-tiba muncul dari belakang Renjun dan meminum milkshake Renjun tanpa ijin.

Ternyata Jeno juga tidak sendirian, ada Haechan bersamanya.

"Jangan bilang kalian akhirnya berganti orientasi? Wah, congratulation my brot- Y-ya m-maaf, aku hanya bercanda injun-ah," Haechan yang baru saja ingin meledek Jaemin dan Renjun seketika mengurungkan niatnya ketika Renjun memitingnya.

"Kau tidak sadar ya kalau kau dan Jeno juga jalan berduaan?" kata Renjun membalikkan kembali ledekan Haechan.

"OH, ya aku dan Jeno memang sudah resmi ber-"

Plak!

Pukulan keras dari Jeno lagi-lagi memotong ucapan Haechan yang belum selesai.

"Aku masih normal ya, jangan samakan aku denganmu!" gerutu Jeno.

"HAHAHA, kau menggali lubang kuburmu sendiri Haechan-ah," komentar Jaemin menertawai nasib Haechan yang dibully kedua sahabatnya.

Akhirnya meja yang awalnya hanya diisi oleh Renjun dan Jaemin bertambah 2 personil yaitu Jeno dan Haechan.

"Aku dipaksa menemani Jaemin menemaninya memilih kado yang tepat untuk Minju," jelas Renjun tanpa ditanya.

"Kalau aku hari ini sedang sial karena bertemu Haechan di tengah jalan dengan motornya yang mogok. Jadi ia menumpang padaku dan malah memaksaku untuk makan disini dulu," Jeno menjelaskan sisi ceritanya.

BYE MY FIRST...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang