10 - truth

594 98 22
                                    

Jaemin dan Renjun hari ini janjian di sebuah pusat perbelanjaan. Jaemin sengaja mengajak Renjun karena kebetulan pusat perbelanjaaannya dekat dengan kampus Renjun.

"Jadi ada apa memintaku kemari Na Jaemin?" tanya Renjun saat dirinya baru saja sampai di cafe tempat mereka janjian.

"Bantu aku memilih hadiah untuk Minju, project yang sedang ia kerjakan sebentar lagi akan berakhir jadi aku berpikir untuk memberinya hadiah kejutan," jelas Jaemin.

Renjun hanya mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, apa yang mau kau berikan?"

"Nah itu, hahaha aku sengaja mengajakmu untuk meminta pendapatmu tentang ini. Menurutmu, hadiah seperti apa yang akan membuat perempuan senang?" tanya Jaemin dengan senyuman lebarnya.

Renjun hanya memutar bola matanya malas saat mendengar jawaban Jaemin.

"Astaga Jaemin-ah, pertimbangan apa yang membuatmu berpikir kalau aku tahu jawaban dari pertanyaanmu hah?"

"K-kau kan punya banyak noona yang dekat denganmu, hehehe," tutur Jaemin masih dengan wajah tanpa dosanya.

"Mereka itu sepupu ku dan aku tidak pernah memberikan mereka hadiah jadi aku tidak tahu apapun tentang hadiah yang membahagiakan perempuan. Lagipula tidak semua perempuan itu sama, misalnya Nakyung suka benda ini belum tentu Minju juga suka. Mana bisa dipukul rata begitu bodoh," jelas Renjun panjang lebar.

"Ah begitu ya," Jaemin menghela nafas sekilas.

"Kau kan kekasihnya, kau tentu tau apa yang Minju sukai bukan?" Renjun bertanya.

Jaemin pun menopang dagunya berpikir kira-kira apa yang Minju sukai.

"Hey, di antara kita semua kau adalah yang paling sering memberi hadiah kepada kami. Kenapa kau sekarang bingung?" Renjun lagi-lagi bertanya.

"Itu karena aku sudah tahu betul apa yang kalian suka jadi tentu itu bukan hal yang sulit bagiku."

"Apa itu berarti kau tidak cukup mengenal Minju mu dengan baik sampai kau tidak tahu apa yang ia sukai?" pertanyaan Renjun kali ini seakan menjadi tamparan halus yang menyadarkan Jaemin.

"Yah injun-ah, kau menyebalkan!" decak Jaemin memukul pundak Renjun.

"Ya apa salahku????" Renjun benar-benar bingung, kan ia hanya bertanya bukan?

Jaemin pun beranjak dari tempat duduknya,"ayo jalan. Kita lihat-lihat dulu, baru nanti aku akan tentukan mau membeli apa untuk Minju."

Kedua pemuda itu memasuki sebuah tokoh aksesoris perempuan.

"Injun-ah, apa menurutmu ini bagus?" tanya Jaemin pada teman belanjanya hari ini.

Karena tidak mendapat respon, Jaemin menoleh ke arah Renjun dan mendapati pemuda itu sedang tersenyum sendiri menatapi layar ponselnya.

"Ya Huang Renjun, aku sedang berbicara denganmu," tegur Jaemin dengan suara beratnya.

"Hahaha, ah iya maaf, sebentar," sahut Renjun tanpa memandang Jaemin. Ia nampak sibuk mengetik sesuatu di ponsel pintarnya.

"Siapa itu hah sampai kau tersenyum begitu?" tanya Jaemin penuh selidik.

"Ah ini, Nakyung."

"AW! pantas saja kau senyum-senyum sendiri, ternyata balasan dari sang pujaan hati," goda Jaemin dengan menaik-naikkan alisnya jahil.

Digoda begitu, Renjun hanya mendengus kasar meski tetap saja ia tak berusaha menyembunyikan senyumannya.

"Bagaimana perkembangannya hah?" tanya Jaemin masih mempertahankan raut wajah jahilnya.

BYE MY FIRST...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang