"hyung! Kasurku baru saja kurapikan!" decak Jisung. Remaja ini baru saja kembali dari sekolahnya dan mendapati kamarnya sudah diinvasi oleh Haechan dan Chenle.
"Ya Chenle! Jangan memainkan komputerku, astaga kalian," kali ini Jisung mengoceh pada Chenle yang sedang duduk memainkan komputer di kamar Jisung dengan headphone menutup kedua telinganya.
"Jisung-ah, bau iler," cibir Haechan melempar salah satu bantal ke arah Jisung.
"Sudah tau bau iler, masih saja berbaring di ranjangku. Minggir," ucap Jisung menarik Haechan untuk bangkit dari kasurnya tapi tetap, Haechan tidak berkutik.
"Jisung-ah! Hyung merindukanmu!" Jaemin yang baru saja tiba langsung memeluk Jisung. Bahkan sudah mau mengecup pipi adiknya itu, membuat Jisung berusaha menjauhkan wajah Jaemin dari wajahnya.
"Ahh Jaemin-hyung, aku bukan anak kecil lagi," rengek Jisung memohon.
Chenle dan Haechan hanya menertawai tingkah dua orang tersebut.
Di tengah keriuhan kamar Jisung, Jeno masuk dan segera menghempaskan tubuhnya ke kasur Jisung. Berbaring di sebelah Haechan yang masih betah disana.
"Lelah sekali hari ini," ucap Jeno memejamkan matanya.
"Habis dari resepsi pernikahan Yeeun noona, bukannya aku sudah pernah kasih tau?"
"Apa? Noona yang selama ini hyung ceritakan sudah menikah?" tanya Chenle menoleh dari layar komputernya ke arah Jeno dengan wajah terkejut yang dibuat-buat.
"Yah, tak perlu sok terkejut seperti itu ya, aku tahu kau hanya mau meledek diriku," ketus Jeno yang membuat Chenle tertawa nyaring.
"Oh iya Haechan-hyung, bagaimana makan malam dengan gadis bernama Yeji itu?" tanya Jisung polos.
Suasana menjadi hening, sebelum akhirnya..
"HAHAHAHAHA, jisung-ah, jangan ditanya dulu. Luka penolakan masih belum mengering, HAHAHA," ucap Chenle dengan tawa yang lebih menggelegar. Disusul oleh tawa Jaemin dan Jeno.
Sahabat, memang mereka yang akan tanpa sungkan menertawaimu.
Haechan yang dibicarakan hanya bisa mendelik tajam ke arah para sahabat yang masih menertawainya.
"Oh jadi ditolak?" tanya Jisung lagi dengan polosnya.
"Hey sudah sudah, tak usah dibicarakan hal tang sudah lalu," ucap Haechan menghentikan pembicaraan mengenainya.
"Bagaimana kabar kalian berdua hm?" tanya Jaemin melayangkan pertanyaan pada dua manusia termuda di ruangan itu, Chenle dan Jisung.
"Kami baik, kalian tuh menyebalkan! Tidak pernah mengajak kami keluar, selalu berempatan," sahut Chenle.
"Kalian masih bayi, kami sudah dewasa jadi tempat yang kami datangi memang belum boleh kau masuki," jelas Jeno dengan sombongnya, mentang-mentang sudah menginjak usia legal sekarang.
"Jeno-hyung, dimana Renjun-hyung? Kenapa ia belum datang?" tanya Jisung, teringat akan satu-satunya sosok yang belum hadir kala itu.
"Tidak tahu, mungkin masih ada urusan," sahut Jeno singkat sebelum kembali memejamkan matanya untuk tidur sejenak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.