Siapa coba yang tak kenal seorang Lee Donghyuck alias Haechan?
Dengan kata lain, ia sangat populer.
Kepribadiannya yang supel dan mau berbaur dengan siapa saja membuatnya disenangi banyak orang. Tidak hanya orang-orang dari kampus yang sama dengannya, bahkan orang-orang dari kampus lain pun banyak yang solid dengan Haechan.
Namun karena dirinya yang seperti ini, kebaikan hatinya itu terkadang suka di salah pahami oleh lawan jenis. Tak jarang ada yang menganggap Haechan itu penebar harapan palsu.
Tubuh tegap dengan tinggi yang pas serta kulit eksotisnya yang selalu terbalut pakaian modis, tidak lupa dengan mulut yang suka berbicara manis. Bagaimana cap 'pemberiharapanpalsu'tidak menempel padanya coba?
Hm, mungkin memang diam-dian Haechan gemar menebar harapan palsu? Tidak ada yang tahu bukan?
Namun apapun itu, satu hal yang pasti. Haechan ini sama sekali belum pernah menjalin hubungan spesial dengan seorang gadis. Ia terlalu senang dengan kebebasan yang ia punya sekarang.
Baginya menjalin hubungan sama dengan mengurangi kebebasannya. Haechan mau bergaul dan menjalin kedekatan dengan banyak orang tanpa harus dibatasi oleh yang namanya status dan kekasih.
Tapi namanya juga hidup, tidak ada yang tahu kalau akhirnya Haechan akhirnya mengalami yang orang sebut sebagai 'jatuhcinta'. Membuat dirinya melakukan pengecualian demi seseorang.
Ya, Haechan tak mau menjalin hubungan serius dulu jika tidak dengan sosok itu.
"Yeji-ah, mau kemana? Yuk aku antar," tawar Haechan saat mahasisiwi yang ia nantikan dari tadi akhirnya keluar dari ruang kelasnya.
"Aku punya kaki, enyalah dari hadapanku."
Ups, kalau Renjun punya mulut yang menusuk. Perempuan ini tidak hanya mulutnya yang menusuk, tapi tatapan matanya juga tidak kalah menusuk.
"Aku tidak bilang kau tak punya kaki sih, aku kan hanya berbaik hati menawarkan diri," sahut Haechan mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki perempuan tadi.
"Terserah saja, kau sangat menggangguku tau," ketus Yeji berjalan tanpa memandang ke arah Haechan seakan Haechan tak ada disana.
Perkenalkan, ia Hwang Yeji. Gadis dengan mata sipit tajam yang menusuk. Raut wajahnya memang dingin, tapi sebenarnya ia sangat ramah. Wajar sih mengingat jabatannya sebagai ketua club teater kampus.
Ia baik dengan siapa saja kecuali Haechan.
Ya, pemuda yang katanya memiliki teman dimana-mana itu ternyata tidak sesempurna itu. Buktinya, masih saja ada 1 orang yang tak menyukainya.
Sialnya lagi, sosok yang membencinya adalah sosok yang justru menawan hatinya.
Haechan benar-benar harus usaha ekstra untuk meluluhkan hati Yeji yang sudah terlanjur beku untuk dirinya.
"Aku ada salah apa sih sampai dirinya sejutek itu?" Haechan bertanya entah pada siapa saat memutuskan untuk tak mengikuti langkah Yeji lagi.
"HAHAHA, diacuhkan lagi? Yang sabar ya," ucap seseorang tepat di telinga Haechan. Membuat pemuda itu terlonjak kaget.
"Haish manusia ini, berhenti mengagetkanku seperti itu!" omel Haechan.
"HAHAHA, aku mau lihat sekuat apa kau berjuang," sahut gadis tersebut
"Cih, urusi saja sana para lelaki yang menungguimu itu," cibir Haechan meninggalkan sosok yang masih menertawainya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.