9 - her smile

680 105 2
                                    

"Yeji-sunbae, ada seseorang mencarimu tuh," ujar Chaeryoung pada Yeji yang nampak masih melatih gerakan tariannya.

"Siapa?"

Chaeryeong hanya mengendikkan bahunya tidak tahu.

Tak mau menunda lebih lama, Yeji akhirnya keluar dari studio latihannya.

Baru saja pintunya terbuka namun ketika ia melihat siapa orang yang menantinya, ia segera kembali menutupnya lagi. Tapi ia kurang cepat, tangan orang tersebut sudah menahannya.

"Yak Yeji, aku ma–," ucap pemuda berkulit tan itu, siapa lagi kalau bukan Haechan.

"Aku tidak punya banyak waktu, aku masuk dulu," potong Yeji tak membiarkan Haechan menyelesaikan perkataannya.

"Baiklah kalau begitu, lalu kapan kau akan selesai latihan?" tanya Haechan tidak menyerah.

"Entah, masih lama mungkin."

"Aku akan menunggu disini sampai kau selesai," jawab Haechan mantap.

"Terserah kau saja, lakukan apa yang kau suka. Aku tidak peduli," Yeji lalu melangkah masuk kembali ke ruang latihan tanpa sekalipun melirik Haechan.

Yeji tidak tahu saja kalau kali itu, Haechan serius dengan perkataannya.

Ia benar-benar menunggu di luar ruangan. Duduk di bangku yang tersedia sembari bermain game di ponselnya untuk membunuh waktu.

Sampai tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore yang artinya Haechan kurang lebih sudah menunggu selama 3 jam.

Pemuda itu sekarang sudah tertidur pulas, bersandar pada tiang tembok di sebelahnya dengan posisi yang tentu tidak nyaman.

Kasihan, ia kelelahan.

Tetapi, suara riuh para perempuan yang berangsuran keluar dari ruang latihan dance tentu mengusik tidurnya sehingga akhirnya Haechan pun membuka matanya perlahan.

"Kau benar-benar menunggu seharian disini?"

Itu Yeji, wajahnya menunjukan ekspresi tidak percaya melihat Haechan benar-benar masih di tempat ini bahkan sampai ketiduran menantikannya.

"Kan aku sudah bilang akan menantikanmu sampai kau menyelesaikan latihanmu. Sekarang apa kau sudah ada waktu untukku?" tanya Haechan langsung ke intinya.

"Yasudah, sekarang katakan saja apa yang mau kau katakan."

"Aku mau menunjukkan sesuatu padamu, ayo," Haechan langsung mengajak Yeji pergi dari tempat itu.

"Yak, mau kemana?" Yeji bertanya dengan nada ketus.

"Ayo ikut saja, aku yakin kau akan suka tempat ini," jawab Haechan lalu menarik tangan Yeji.

Yeji tidak tahu saja kalau sekarang Haechan sedang mengulum senyumannya karena akhirnya berhasil membujuk gadis dingin yang anehnya sangat ia dambakan ini untuk mengikutinya.

Yeji tidak tahu saja kalau sekarang Haechan sedang mengulum senyumannya karena akhirnya berhasil membujuk gadis dingin yang anehnya sangat ia dambakan ini untuk mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BYE MY FIRST...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang