12 - love is suck

609 108 10
                                    

Chenle hari ini merasa bingung karena dengan tiba-tibanya Jisung meminta untuk bertemu di sungai Han.

"Mana bocah itu?" gerutu Chenle masih mencoba menelpon Jisung.

Namun nihil, sang oknum tidak menjawab panggilan teleponnya.

"Chenle-oppa? Kok bisa disini? Biasanya sibuk, haha" tegur Wonyoung, tiba-tiba sudah ada beberapa langkah di depannya.

Chenle yang daritadi sibuk sendiri tentunya terkejut mendapati kehadiran Wonyoung. Apalagi gadis itu terlihat manis dengan summer dressnya.

"Wonyoung-ah, apa yang kau lakukan disini?" tanya Chenle bingung.

"Oh, aku sedang mencari inspirasi untuk tugas melukisku jadi aku kesini hehe."

"Sendirian?" tanya Chenle yang ditanggapi oleh anggukan kepala Wonyoung.

"Apa sudah selesai?" tanya Chenle lagi.

"Belum sih, aku masih tidak tau mau gambar apa. Chenle-oppa, temani aku ya selagi disini, bagaimana?" pinta gadis itu.

Chenle nampak terdiam sejenak, jujur saja ia bimbang.

Bohong kalau ia bilang ia tidak bahagia bisa bertemu lagi dengan Wonyoung dan mendapatkan kesempatan untuk berduaan seharian tapi di saat bersamaan juga ada rasa bersalah di hatinya mengingat Jisung sang sahabat.

"Chenle-oppa sibuk ya? Ah kalau tidak bisa juga tak apa," ungkap Wonyoung melihat keraguan Chenle.

Ucapan Wonyoung barusan yang sarat dengan ras kecewa tentu disadari oleh Chenle, membuatnya semakin merasa dilemma.

"Yasudah, aku temani. Setelah ini aku juga tidak ada jadwal apa-apa kok," akhirnya Chenle luluh.

"Maafkan aku Jisung," batin Chenle masih merasa tidak enak.

"Nah gitu dong, aku sudah lama tidak mengobrol denganmu," pekik Wonyoung tidak menyembunyikan rasa bahagianya dan langsung menggandeng tangan Chenle.

Perasaan yang berusaha Chenle redam selama ini kembali bergejolak, bergumul dengab rasa bersalah di dalam hati Chenle.

"K-kalau begitu, mau kemana dulu?" tanya Chenle sebelum mereka melangkah memulai petualangan mereka di sekitar sungai Han hari ini.

"Karena aku lapar, ayo kita cari makan dulu," jawab Wonyoung dengan ceria lalu menarik Chenle untuk turut melangkah mengikutinya ke kios-kios di sekitar sana.

Banyak celotehan dan obrolan yang terjadi di antara keduanya. Layaknya teman lama yang reuni, ada saja yang bisa dibicarakan.

Wonyoung juga berkali-kali tertawa mendengar ucapan dan tingkah absurd Chenle.

Lalu Chenle sendiri rasanya semakin larut dalam merdunya suara Wonyoung saat bicara maupun tertawa. Chenle hari ini merasa amat bahagia meski ada terbesit rasa bersalah di dalam hatinya.

Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk duduk sejenak di bangku taman yang tersedia.

"Sekarang coba mulailah melukis, daritadi kita sudah ke sana sini namun kenapa nampaknya kau tidak mendapat pencerahan sama sekali?" Chenle membuka suara.

Wonyoung menggeleng, mengembungkan pipinya kesal,"Aku masih bingung."

"Sudah, minta tolong Renjun-hyung untuk mengerjakannya saja hahaha," usul Chenle.

Memang mereka bertiga sudah saling kenal sejak kecil. Dulu, saat Renjun berkunjung ke kediaman Chenle yang notabene adalah adik sepupunya, ia terkadang juga ikut bersama Chenle untuk menemani Wonyoung.

BYE MY FIRST...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang