"Cocok? Dari mananya? Apakah paman-paman tadi buta apa? Jungkook senpai disamakan dengan ku? Kenapa justru terdengar menjijikkan?" Taehyung menggomel sepanjang gang menuju perumahan bersama Jungkook yang di sampingnya berusaha menulikan telinga.
Menurut pribadi Jungkook merasa tidak menjijikan, dia tampan, dari mana bisa menjijikkan? Laki-laki dengan abs menawan serta wajah bak boy band internasional sepertinya di bilang menjijikan?
"Mungkin kau yang harus koreksi, aku tampan Kim Taehyung. Aku tidak menjijikan." Jungkook membalas sengit ucapan Taehyung dengan sedikit penekanan.
"Ya tetap saja, kita tidak cocok. Bagaimana kita bisa di bilang cocok padahal kita sama-sama laki-laki?" Taehyung melanjutkan protesannya.
Jungkook jengah, tolong, dia sudah mendengarkan protesan lelaki kurus ini sejak satu jam terakhir mereka meninggalkan restoran. Dengan pakaian tipis basket yang membuatnya merinding karena udara cukup dingin, ok, lengkaplah penderitaan Jeon Jungkook.
Jungkook berhenti dan memutuskan menghadap Taehyung yang pipinya memerah karena sedikit sebal serta omelan tak kunjung henti.
"Kau mau tahu kenapa kita bisa di sebut cocok?" Jungkook berucap dengan setengah perasaan kesal, Taehyung menatap lurus menunggu balasan. "Aku tampan, dan kau adalah satu-satunya remaja laki-laki yang paling cantik yang pernah aku temui." Jungkook mengindikkan bahunya tak acuh.
"Cantik?! Senpai baru saja bilang aku cantik? Apakah itu penghinaan atau pujian?" Taehyung menatap nyalang dan berjalan kembali mengikuti Jungkook.
Jungkook menggeram dan menghela nafas. Dia berdiri tepat di depan gerbang, "itu pujian, puas? Jadi bisakah kau minggir dan biarkan aku masuk ke rumahku." Jungkook berucap dengan wajah datar menatap Taehyung.
Taehyung sedikit memberi celah dan mempersilahkan Jungkook membuka gerbang rumahnya. "Tapi itu penghinaan bagiku!" Taehyung berseru kesal.
"Kau tidak suka? Baiklah tidur sendiri saja di rumah, kau bilang orang tuamu tidak di rumahkan?" Jungkook meledek.
Mata bulat Taehyung semakin melotot horor. "SENPAI?!!!" Taehyung berteriak dan seolah rumahnya ia ikut masuk kedalam pekarangan rumah Jungkook.
.
.
.
.
.
"Apa?" Jungkook bertanya dengan wajah datar andalannya saat menatap Taehyung yang duduk di sofa empuk rumahnya.
"Apa?" Taehyung balas berucap.
"Apa?"
"Ap—maksudmu apa Jeon Jungkook senpai?" Taehyung menggeram kesal.
Jungkook menghela nafas, dia harus sabar menghadapi Taehyung. Setelah omelan satu jam, baju tipis dengan dingin yang menemani sepanjang jalan serta hadirnya bocah sialan ini di rumahnya, mungkin ini adalah pertama kalinya Jungkook ingin memukul seseorang.
"Sampai kapan kau akan disini?" Tanyanya.
"Orang tuaku bilangnya bagaimana? Bukannya orang tuamu tak ada di rumah? Bukannya terserah ku sampai kapan aku disini?"
"Tidak ada orangtuaku bukan berarti kau bisa disini seenaknya. Aku memperbolehkanmu menginap karena orang tuamu, paham?" Jungkook berusaha menjadi senior yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENPAI(?)
FanfictionJungkook adalah kapten basket yang mengejar Taehyung untuk menjadi manajer klub. Jungkook hanya ingin Taehyung menjadi manajernya, setidaknya sampai satu semester ke depan, tapi ia sama sekali tahu kalau hati lebih cepat beraksi dari pada satu semes...