07 : 横たわっている口は目の中にあります (Yokotawatte iru kuchi wa me no naka ni arimasu)

4.6K 596 7
                                    

Berbohong menjadi hal yang sunah di lakukan setelah berada dalam keadaan genting. Tapi jujur saja, Taehyung tak pernah di ajari oleh orang tuanya untuk berbohong. Lantas dia harus memilih apa? Jika pilihan itu pada akhirnya akan menuntutnya.

Taehyung melirik ke Jimin mencari jawaban dalam otak pria itu, atau kalau Jimin bisa sangat peka Taehyung ingin minta bantuan sahabatnya itu.

Tapi yang ia dapat hanya lah satu alis terangkat dari kepala Jimin. Dan ia sudah terlanjur kesal untuk melepaskan tatapan Jimin. Pada akhirnya Taehyung berbohong.

"La... latihannya kemarin sedikit lama, dan rumah kami lewat jalur yang sama." Ujarnya.

"Ohh, lalu.... soal mantel Jungkook?" Tanya Eunkyung.

"Itu..." Mata Taehyung berlarian mencari-cari jawaban.

"Itu apa?" Sora kian menatap curiga, demi Tuhan, dua gadis ini bisa menjadi seorang agen dispact kalau sudah menyangkut Jungkook.

"Kim Taehyung?!" Tapi panggilan pahlawan membuatnya bernafas lega. Dua gadis itu segera menatap ke arah pintu di mana seseorang memanggil nama tamu yang di interogasi oleh mereka.

Tepat di depan pintu Jeon Jungkook tanpa salam langsung masuk ke kelasnya, "ikut aku." hanya itu yang keluar dari mulutnya, bahkan tanpa meminta jawaban dari Taehyung ataupun sahabatnya. Mengucap selamat tinggal saja tidak.

"Jungkook oppa sangat keren." Eunkyung dan Sora menggigit bibirnya menjerit tertahan. Apalagi saat bau maskulin Jungkook melewatinya, walaupun bau manis Taehyung juga ikut bercampur.

"Tapi, ada hubungan apa Jungkook oppa dengan Taehyung?" Sora memincing curiga kearah pintu kelas yang tertutup.

"Hei, sudahlah. Jangan jadi wartawan yang begitu ingin tahu kehidupan seseorang, serasa hidup kalian tak sebagus hidup mereka saja." Jimin melengos menatap keluar jendela kelas.

"Kau mau bilang hidup kami tak bagus begitu?" Sora berdiri menggebrak meja.

"Apalagi? Menjadi agen FBI hanya untuk mencari satu berita dari Jungkook? Hidup kalian menyedihkan sekali, eoh." Jimin ikut membalas.

"Hei-hei, sudah. Lima menit lagi bel istirahat, kita sebaiknya ke kantin lebih dulu mengantre paling depan." Kali ini Minho dan Felix melerai keduanya. Panas juga mendengar dua gadis ini beradu mulut dengan Park Jimin.

.

.

.

.

.

"Ada apa?" Taehyung bertanya saat keduanya sudah berada di luar kelas.

"Sebenarnya, apa.... Kau punya acara malam ini?" Tanyanya.

Taehyung mengerutkan kening, Jungkook sedikit aneh dengan pertanyaan seperti itu. Lantas ia hanya mengangguk sebagai jawaban, ia tidak lupa soal acara lampion yang di katakan Felix tadi.

"Ohhh... Begitu ya.." Jungkook menundukkan kepalanya karena mungkin baru sadar ucapannya tadi seperti seseorang yang menagih kencan pada sosok yang cintainya.

"Ada apa memangnya?" Bingung Taehyung dengan kedua alis terangkat, melihat wajah sendu Jungkook ia sedikit tak enak hati. Tapi ia tidak betul-betul salah karena dia memang akan ada acara malam ini.

"Tidak, tidak usah di pikirkan." Jungkook menarik senyum tipis. "Aku harus pergi, sore ini juga tidak ada latihan. Maaf merepotkan." Jungkook segera melangkah pergi.

SENPAI(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang