11 : 非ロマンチックな声明 (Hi romanchikkuna seimei)

3.7K 516 25
                                        

Taehyung menatap nyalang kearah Jungkook. Tadi saat Taehyung mendapati kamar Jungkook yang begitu berantakan bahkan sudah seperti tak layk huni, langsung saja yang lebih muda menarik keras telinga Jungkook dan di bawa ke ruang tamu.

Beberapa pembantu sedikit meringis dan ingin mentertawai Tuan Muda mereka yang begitu penurut pada temannya satu ini. Tapi urung dan memilih menyingkir membiarkan dua orang ini asik sendiri di ruang tamu.

Jungkook mengelus telinganya yang merah karena jeweran yang tak main-main sakitnya. Sekarang ia harus mengelus dada juga karena Taehyung mulai dengan rentenan omelan yang panjang.

Seharusnya Taehyung berlaku sedikit lembut, bukannya menyeramkan seperti ibu Nobita kala memarahi anaknya ketika dapat nilai nol yang entah mengapa soal ujiannya selau matematika.

"Senpai bodoh atau apa? Kamarmu sudah mirip kamar yang baru saja habis kena gempa. Di tinggal dua hari kenapa malah berulah di rumah. Ku pikir senpai mau memperbaiki diri di rumah merenungkan sesuatu tentang kelakuan luar biasa menjengkelkannya senpai tapi kenapa malah menghancurkan kamar? Kenapa tidak sekalian saja rumah ini di bakar dan senpai di larikan ke kantor polisi dan menetap disana selamanya. Dengan begitu aku tak harus bertemu dengan senpai dan bisa hidup bahagia." Omelan Taehyung yang sadis.

Jungkook jadi ingin menangis kalau di marahi begini. Pasalnya biasanya ia yang marah ke orang tuanya bukan orang tuanya yang marah pada dirinya. Jungkook benar-benar anak durhaka. Mungkin karena bocah ini tidak takut kalau di kutuk jadi batu seperti serial Malin Kundang, pada dasarnya itu hanya cerita fiksi.

"Bukanya kemarin orang tua senpai pulang? Kenapa malah begini kelakuannya?! Aku tidak mau tahu, pokoknya kalau senpai belum merenungkan diri sambil membersihkan kamar selama tiga jam lamanya, aku akan menggorok lehermu." Taehyung memperagakan tangannya seperti memotong lehernya dan menatap tajam nan licik kearah Jungkook membuat lelaki yang harusnya terkesan dominan ketimbang dirinya jadi menciut karena ancaman main-main dari Taehyung.

"Senpai mengerti?"

Jungkook mengangguk patah-patah saking terkejutnya. Lalu dia di paksa menerima sapu dari Taehyung. Yang sebetulnya dia di suruh membersihkan kekacauannya sendiri sambil merenungkan apa yang ia lakukan.

.

.

.

.

.

Alis Jungkook mengkerut sangsi. Jika di pikir-pikir ia tidak salah, yang salah orang tuanya yang seenaknya mengekang dirinya dan membuatnya stres hingga mengacau di kamar. Jadi dia tidak perlu membersihkan kamar, toh, apa gunanya punya pembantu tidak di manfaat kan.

Jadi Jungkook melangkah keluar kamar mencari Taehyung setelah merenung beberapa menit di kamar. Tapi seketika meneguk ludah, di dapur Taehyung tengah memotong buah peer di genggamannya.

Jungkook jadi membayangkan yang aneh-aneh. Membayangkan kalau pisau tajam itu menggorok lehernya kalau ia tidak menurut, jadi di ambilnya jalan kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar ia jadi bingung, "tunggu, aku tak salah. Jadi tak seharusnya aku membersihkan kamar. Yang salah bukan aku." Jungkook berbalik hendak ke dapur, langkahnya mantap menuruni tangga.

"Tapi Taehyung mengerikan sekali kalau sudah marah, seharusnya aku membersihkan kamar karena itu tanggung jawabku." Lagi-lagi ia meyakinkan untuk ke kamar dan membersihkan kekacauannya yang belum tersentuh sedikitpun.

SENPAI(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang