"Tae!!! Jungkook...."
Taehyung mengernyit, matanya merah. Sebentar lagi dia harus pengecekan dan masuk ke pesawat dan Jimin memberondong banyak sekali pesan dan telepon padanya.
"Ada apa?" Tanyanya ikut cemas.
"Hilang."
Ucapan terakhir yang Jimin katakan membuat tubuhnya kaku, mengabaikan pegawai bandara menanyakan paspornya. Tangannya bergetar, dengan tatapan kembali berair.
"K-kau di-dimana?" Tanyanya.
"Gangnam." Jawabnya.
Taehyung berbalik menubruk barisan dan berjalan keluar mengabaikan teriakan kedua orang tuanya. Sialan. Kenapa ia tetap tidak rela?
. . .
Jungkook dengan langkah linglung karena mabuk, memegang kepalanya yang pusing. Mengabaikan punggungnya yang nyeri karena di tendang sebab tidak mampu membayar wine yang ia minum. Sekarang melangkah entah kemanaGang sepi, kerah belakangnya tertarik menepi. Enam orang bergerombol, hampir seusianya atau mungkin anak kuliah yang nakal dan tak terurus.
"Wah-wah, apakah ini Jeon Jungkook?" Suara ini, Jungkook kenal. Choi Haguk, teman klub basketnya. Bagaimana Jungkook tidak tahu kalau lelaki ini berandal sungguhan?
"Kenapa buruk sekali kau, Teman?" Suara lain menyapa, teman Haguk mungkin. Ia tidak tahu. Tapi pipinya di tampar.
"Kalian memperlakukannya dengan kasar." Suara Eunkyung terdengar, bocah itu kenapa ada bersama gerombolan anak laki-laki?
Kepala Jungkook pening, membuka mata saja rasanya sangat sulit. "Hei, kita apakan dia?" Suara lebih berat terdengar agaknya orientasi pergaulan mereka terlalu luas.
"Memukulnya? Hmm? Sayangnya dia sudah punya wajah memar sana sini." Ejek seorang lelaki yang menendang kakinya hingga ia berlutut menyeder tembok.
"Woi mannnn, tunggu! Dia temanku." Haguk menahan pukulan yang akan di layangkan Sehun pada Jungkook.
"Apa kau baru saja berkelahi?" Tanyanya.
"Shh bedebah kau." Desisnya pelan. Haguk menarik seringai dan berdiri, mengalungkan lengannya di pingang Eunkyung. Gadis penggemar Jungkook itu memandang jijik idolanya.
"Jungkook, Yoongi hyung mengabariku soal kau yang kabur dari rumah. Kau sialan Jungkook, sekian lama aku diam kau berpacaran dengan Taehyung? Lalu kabar lagi kau yang di gosipkan pacaran dengan Eunha? Cih, kau pantas mati." Ucapnya merendahkan. "Kau membuatku patah hati dua kali, boy."
. . .
Taehyung berjalan di daerah sekitar gangnam. Sialan, tiga orang berkeliaran mencari Jungkook yang sekarang tidak tahu bagaimana keadaannya dan dimana dirinya berada.
Mengabaikan telepon ibu dan ayahnya, berlari sepanjang trotoar dan memeriksa beberapa club. Taehyung mengusap wajahnya kasar. "Kookie-ah." Panggilnya.
Dia sudah berlari tiga kilo meter dari taman dimana Jimin mengabarinya dan kini berjalan entah kemana. Taehyung berhenti, menoleh ke samping kanannya. Toko nyentrik Apple Moon yang dulu sempat jadi tragedi romantis mereka.
"Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku."
"Aku janji."
Sudut mata kiri Taehyung meneteskan air mata. "Se-senpai." Tanggisnya dan menunduk menahan suara. Berjalan menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENPAI(?)
FanfictionJungkook adalah kapten basket yang mengejar Taehyung untuk menjadi manajer klub. Jungkook hanya ingin Taehyung menjadi manajernya, setidaknya sampai satu semester ke depan, tapi ia sama sekali tahu kalau hati lebih cepat beraksi dari pada satu semes...