08 : ランタン (Rantan)

4.5K 582 28
                                    

Tiga kendaraan masuk dalam pekarangan rumah yang kini halamannya sudah penuh seperti lapangan parkir. Memarkirkan kendaraan mereka di halaman yang tersisa.

Rumah besar dengan gerbang merah bata yang menutupi hampir setengah tinggi rumah.

Taehyung menyenggol Jimin di sampingnya, "ku rasa kita melewati rumahku, Jim. Kita-" Taehyung menggeleng saat otaknya membuat pemkikiran aneh.

"Apanya?" Agaknya Jimin tak terlalu mendengar karena asik bercengkrama dengan Minho.

"Tidak." Taehyung menelan bulat-bulat opsi di kepalanya. Ada banyak rumah yang seperti ini, jadi, pikirnya ini rumah yang secara jelasnya begitu familiar di beberapa blok perumahan.

. . .

Tapi tidak, Taehyung benar. Ini rumah JUNGKOOK. Oh ayolah, Taehyung menekuk muka sebal. Baru saja tadi siang ia ingin menikmati kebahagiaan tanpa Jungkook tapi akhirnya dia bertemu si sialan itu.

Tebak, Changbin adalah adik sepupu Jeon Jungkook. Dia kian malu, apalagi Jungkook yang bercerita menanyakan kabar dengan si Chang nampak menahan tawa setiap kali melirik Taehyung yang sudah merah pipinya.

Tadi siang Jungkook menawari Taehyung soal ini, dia juga tidak tahu kalau Changbin berteman dengan Taehyung. Niat yang awalnya tidak mau bertemu dengan Jungkook akhirnya kandas karena ujung-ujungnya dua insan ini kembali bertemu di acara yang sama.

Taehyung mau pulang, toh rumahnya hanya di samping rumah Jungkook. Tapi dia itu takut sendirian, tidak terbiasa, sedang dia tidak begitu mengenal banyak orang kecuali Jimin, Felix, Changbin, Minho dan si sialan Jungkook yang tengah menyeringai menatapnya.

Jungkook menghampiri Kim Taehyung yang rautnya sudah lesu memelas sekaligus menghindarinya. Kekehan kecil keluar dari bibir tipis Jungkook. "Jadi ini acara yang kau maksud?" Tanyanya lembut dan ramah, padahal niatnya memang ingin meledek Taehyung.

"Aku tidak tahu kalau ini acaramu." Taehyung memalingkan kepalanya, pipinya sudah merah menahan malu. Sedang Jimin asik menggoda gadis, Minho mencicipi jagung bakar dan Changbin serta Felix bercengkrama di dekat tatanan kue.

"Aku juga tidak tahu kau sahabatnya Changin, ku kira kau hanya berteman dengan Jimin, Sora dan Eunkyung. Kau akrab sekali dengan mereka." Karena pada akhirnya tak di perhatikan Jungkook menatap lurus.

"Sora dan Eunkyung bukan sahabatku, mereka hanya gadis rempong yang menggilaimu." Kata Taehyung sadis.

Jungkook terkekeh kecil, "aku tidak tahu mereka penggemarku." Balasnya. "Dari pada mereka-pertanyaan yang paling bagus adalah, kenapa tak memanggil ku senpai lagi?" Tanyanya.

Taehyung menoleh cepat, "i-itu.... Kau kan menyebalkan, lagipula aku terbiasa dengan percakapan seperti ini. Akan aneh kalau aku memanggilmu dengan panggilan senpai saat aku sendiri sedang ada di Korea."

Aku suka, batin Jungkook. Ya, bagaimana pun di panggil seperti itu rasanya ada kesenangan tersendiri bagi Jungkook. Tak bisa di pungkiri kalau selama ini Jungkook suka panggilan itu, baginya terlalu cantik.

"Aku suka, jangan berhenti walau banyak yang bilang itu aneh. Aku suka saat kau memanggilku senpai, biar aku juga yang memanggilmu- Taehyung kohai?" Jungkook tersenyum jahil.

"Jangan pakai namaku itu jelek." Taehyung mengerucutkan bibirnya kesal.

Jungkook terkekeh, "kalau begitu- ummm, Taehyung chan?" Tawar Jungkook.

SENPAI(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang