Seseorang punya hak untuk memilih, punya hak untuk menerima, punya hak untuk menolak
Dan punya hak untuk mencoba memiliki apa yang ia inginkan-s-
.
.
.
.
.
"Delapan... Sembilan... Sepuluh..."
Taehyung benci dengan rokok, dia tidak menyukai benda narkotika seperti itu dan sebangsanya. Dia suka sesuatu yang bersih dan rapi, sesuatu yang sehat dan bukannya penyakit.
Sedang di pojok kedai makan, seseorang tengah merokok. Remaja SMA yang tengah menyembulkan asap rokok untuk kedua belas kalinya. Remaja laki-laki dengan jaket berkerudung hitam, kemeja sekolah yang berada di balik jaket dan celana hitam ketat sekolah menempel di kakinya. Wajahnya tampan, rahang tegas tapi sayangnya perokok dan terlihat brandal.
Dua poin di atas saja sudah membuat laki-laki itu masuk dalam daftar kebenciannya Kim Taehyung. Taehyung terus mengamati dari jauh, menghitung berapa kali asap itu mengepul ke udara menyebabkan pencemaran O² dan mempengaruhi CO². Kegiatan tak bermutu selama Taehyung menghabiskan waktu sembari memanfaatkan Wi-Fi untuk bertukar pesan dengan Jimin.
"Lima belas..." Taehyung menatap tajam sembari melirik sebentar kearah ponselnya. Lalu pertanyaan Jimin membuatnya mengetik sementara waktu.
Di perjalanan nanti aku tidak mampir ke rumah, bukannya toko roti ada di depan rumah mu? Kenapa suruh aku sekalian beli?
Malas sekali jadi manusia, semangat dikit. Ku doakan jodohmu suka malas-malasan nanti
Wek, iri saja. Bilang mau kesini tapi tidak ada teman, jarak dari sini tidak sampai 1 km Jim, tidak sampai jauh begitu.
Dasar malesan!
Empat pesan terkirim satu persatu.
Taehyung kembali mendingan. Inginnya kembali mengamati dan mendendam, menghitung jumlah kepulan asap. Mengisi bosan menunggu pesan Jimin sampai.
Tapi matanya membola saat laki-laki yang ia amati tepat di depannya, dalam jarak wajah yang sangat dekat. Bau nikotin segera tercium dari hidung Taehyung, alisnya memberengut tidak suka. Tapi dia tidak melakukan apa-apa setelah matanya terkunci oleh tatapan tajam pemuda di hadapannya.
Taehyung segera mendorong jauh kepala laki-laki tadi saat asap rokok mengepul tepat di wajahnya. Dia terbatuk singkat.
"Bau rokok, pergi sana." Taehyung mengusir dengan ayunan tangan kirinya sedangan tangan kanannya mengapit hidung karena takut asap rokok mencemari paru-paru.
Laki-laki tadi berdecih, menarik keluar batang rokok dari belah bibirnya menjauhkannya dari Taehyung walau itu tidak membantu sama sekali. "Mengamati ku, eoh?" Tanyanya dengan satu alis terangkat menjengkelkan.
Taehyung mengerucutkan bibirnya merasa tertuduh seperti seorang penguntit. "Sok tahu, aku tidak mengamatimu. Kamu kan jelek." Taehyung mengeluarkan masker dan memakainya.
Laki-laki tadi justru terkekeh dengan sikap berlebihannya Taehyung soal asap rokoknya. "Lalu-? Mengapa dari tadi melirik meja ku?" Tanyanya.
Alis Taehyung bertaut kesal, tatapan matanya menajam. "Rokok, kamu pakai rokok. Aku tidak suka rokok." Jelas Taehyung.
Laki-laki tadi tertawa membuat Taehyung kian bingung. Tidak ada yang lucu, sebab laki-laki tadi merasa Taehyung sungguh seperti bocah yang berkata polos.
"Tidak lucu." Taehyung melirik handphonenya, pesan Jimin masuk dua menit lalu.
Terserah
Yang penting jodohku bukan kamu Tae, aku tidak mau punya jodoh bentukan dirimu
Taehyung membalas sebal.
Oh silahkan, lihat saja aku akan punya pacar tampan nanti
Pesannya terkirim dan Taehyung menatap kembali laki-laki di depannya.
"Namaku Jeon Jungkook." Laki-laki tadi tersenyum memperkenalkan dirinya, senyum tampan yang menawan.
"Tidak mau tahu." Taehyung menjulurkan lidahnya tidak peduli.
Jungkook terkekeh kecil sebentar. Dia melepaskan jaketnya dan mata Taehyung membola saat tahu bahwa seragam sekolah mereka sama. "Aku kenal dirimu-anak pindahan dari Jepang, Kim Taehyung kelas dua-dua."
"Siapa kamu?" Mata Taehyung memincing curiga.
"Jeon Jungkook, kelas tiga-satu. Ketua tim basket yang menawarinmu ikut klub Minggu lalu." Jungkook tersenyum tampan, mempertahankan wibawanya.
Taehyung dalam mode blank menatap Jungkook. Jungkook kakak kelas yang dulu menawarinya masuk klub basket. Ketua klub tampan, idaman semua murid, murid tercerdas dan sialnya juga murid brandal yang hobi merokok.
"Se-senpai?" Taehyung berkedip-kedip dengan mulut menganga saking terkejutnya.
Sedang Jungkook terus tersenyum.
Mulai hari itu Jungkook suka panggilan Taehyung padanya dengan embel-embel "Senpai" di belakang namanya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENPAI(?)
FanfictionJungkook adalah kapten basket yang mengejar Taehyung untuk menjadi manajer klub. Jungkook hanya ingin Taehyung menjadi manajernya, setidaknya sampai satu semester ke depan, tapi ia sama sekali tahu kalau hati lebih cepat beraksi dari pada satu semes...