09 : 7月 [7 Tsuki]

4.5K 518 14
                                    

Bulan Juli tepat beberapa tahun lalu. Tanggal satu, saat itu Jungkook yang masih berumur dua belas tahun. Bocah kecil sepertinya apa yang ia tahu soal cinta? Sahabat saja juga bisa di hitung dengan jari.

Jungkook tak pernah mengenal perempuan ataupun laki-laki. Tak pernah tertarik, memilih diam dan tidak melakukan apa-apa.

Keluarganya harmonis, sang Ayah yang bekerja pagi-pagi sekali dan pulang larut malam kadang-kadang juga tidak pulang kalau ada rapat penting di beberapa cabang perusahaan. Ibunya setiap hari mengantar dan jemput dia, mengajaknya bermain dan memberikan bantuan kecil pada anak semata wayangnya—Jeon Jungkook.

Jungkook tak pernah tahu, ibunya yang manis itu serta ayahnya yang kelewat tampan memang sudah mendidiknya dengan didikan kasih sayang yang lebih. Ia tidak pernah sadar.

Sampai ia mengaku menyukai seseorang.

Bayangkan saja, anak berumur dua belas tahun sudah menyukai seseorang. Terlebih dia memiliki jenis yang sama, orang tua mana yang tidak marah.

Mereka kecewa, mereka berfikir bahwa Jungkook memang salah. Hingga mereka memutuskan tinggal di Seoul yang nyatanya itu adalah pilihan buruk.

Jungkook di tinggal, kedua orangnya menjauhi sang putra berharap dan berangan-angan putra mereka bisa mandiri. Mereka berdua tinggal di Kanada dengan ayah yang juga masih harus bekerja.

Jungkook saat itu masih berumur lima belas tahun, pertama kali dia berada di Seoul. Dengan logat formal satoori miliknya, karena dia adalah garis keturunan dari Busan.

Setahun berlalu hingga ia kian pasif. Tapi masalahnya bukan berakhir sampai disana.

Jungkook berharap ia menyukai seorang gadis, mendapat idaman seorang gadis, mempunyai pacar perempuan dan menikahi perempuan. Ia tak mau orang tuanya kecewa hanya karena seksualitasnya.

Tapi pada akhirnya tak ada yang paham, bagaimana semuanya berjalan. Tak ada yang paham bagaimana Jungkook, bagaimana perasaannya dan bagaimana kebahagiaannya memang telah tiada.

Sampai akhirnya Jungkook kembali runtuh hanya karena perilaku aneh Kim Taehyung yang membuatnya terlihat bodoh dan plin-plan.

Apa yang salah dengan Taehyung? Tidak ada.

Jungkook sangat mencintainya, jadi biarkan dia mempertahankan Taehyung. Biarkan dia bahagia walau itu lebih sulit dari apa yang terlihat.

.

.

.

.

.

Taehyung berangkat sekolah, telah mengenakan pakaian sekolah lengkap dan tas sekolah biasa di belakang pundaknya.

Jika di kira-kira, memang Taehyung tidur di rumah Jungkook. Hanya saja Taehyung yang menempati kamar Jungkook dan Jungkook harus merelakan tidur di kamar satunya yang memang agak kotor.

Tangannya di cegat kala dia hampir melangkah keluar dari rumah. Menoleh dan mendapati si Jeon yang tengah mengunyah roti tak sabaran sambil membenarkan sebelah sepatunya.

Jungkook menelan bulat-bulat roti berselai madu, "kita berangkat bersama saja, naik motorku. Sepuluh menit akan masuk, dan bis biasanya datang lima menit setelah ini tidak ada waktu." Ujarnya.

"Tapi—." Baru juga Taehyung memotong bibirnya di tahan oleh telunjuk Jungkook.

"Menurut Kim Taehyung." Tekannya hingga Taehyung menggeram kesal membiarkan Jungkook mengambil motor dari dalam garasi.

SENPAI(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang