Minggu, Taehyung habiskan di mobil Jungkook. Iya di mobil, mereka awalnya ingin ke Lotte World, kencan disana. Tapi sayang sekali di tengah jalan mobil Jungkook mogok. Juga jangan lupakan hujan, hari ini hebat sekali Tuhan menentang keduanya kencan.
"Sudah ku bilangkan? Jungkook senpai seharusnya batal acara kencannya. Kalau begini siapa yang akan datang dan membantu? Sudah mogok, hujan pula! Aishhhh seharusnya kita tidak usah kencan." Taehyung menggeram kesal.
Jungkook berwajah sedih, lebih kearah suram mungkin. Ini salahnya, terlalu bersemangat, datang pukul enam pagi di rumah kekasih, menganggu tidur cantiknya, lupa mengecek keadaan mobilnya, sedih karena tidak naik tiger-motor merah kesayangan-, lupa mengecek ramalan cuaca, dan terjebak berdua di dalam mobil entah sampai kapan.
Sejujurnya romantis kalau mereka berdua terjebak di mobil. Tapi suasana hati Taehyung sudah rusak dari pagi tadi, moodnya hancur total.
"Maafkan aku." Jungkook berucap rendah terdengar merengek.
"Ya, senpai memang harus minta maaf!" Balasnya dingin
"Taehyung-ieeeeeee?" Panggil Jungkook sekali lagi.
Taehyung menghela nafas, "baiklah. Aku memaafkan. Sekarang kita harus mencari tempat teduh. Kita tinggal saja mobilnya tak apa kan?" Taehyung hampir akan membuka pintu mobil.
"Di luar hujan, kau yakin akan keluar? Lagipula kita akan berteduh dimana, tidak ada halte dekat sini?" Jungkook bertanya cemas.
"Ck, sebenarnya yang bodoh disini kau atau aku sih? Kau lihat itu? Kita berteduh disana." Taehyung menunjuk toko terdekat.
Toko dengan spanduk lebar bertuliskan APPLE MOON dengan huruf kapital dengan gaya Bubble font dengan warna pink jambu cantik serta baekground es krim strawberry. Aneh, tapi menarik.
Jungkook mengamati sebentar, "tunggu! Tunggu sebentar."
"Kenapa? Hei, kau mau kemana?" Taehyung memanggil saat Jungkook bersiap membuka pintu mobil.
"Tunggu sebentar, aku akan kembali, okey?" Jungkook mengecup puncak kepala Taehyung dan melangkah keluar dengan air hujan yang membasahinya.
Beberapa menit Taehyung menunggu, Jungkook datang dengan payung hitam yang membatasi hujan untuk membasahi dirinya.
Jungkook membuka pintu mobil untuk Taehyung, segera menutup pintunya dan mendekap Taehyung sambil menggiring ke toko nyentrik itu.
Romantis? Taehyung sendiri tak bisa mengatakannya, pipinya bersemu merah. Bagaimana perlakuan manis Jungkook yang rela membeli payung dan memilih setengah badannya basah hanya agar Taehyung tak kehujanan. Siapa yang tak akan terbawa perasaan kalau sikap manis ini di berikan?
Taehyung memandang risih, tidak bisa di bilang risih juga. Hanya saja, walau mereka sudah di toko dan walau Jungkook sudah menutup payungnya, mereka masih saling berpelukan. Sangat erat dan Jungkook sama sekali tak melepaskannya.
"J-jungkook...?" Taehyung terbata memanggil nama kekasih.
"Hm?"
"Pelukannya..." Desisnya kecil.
"Memang kenapa?" Jungkook mempererat pelukan keduanya, "ini pelukan menguntungkan. Kita sama-sama dingin, dengan pelukan akan menjadi hangat."
"T-tapi... Berpelukan di tengah keramaian, b-bukankah itu intim?"
Jungkook sedikit melonggarkan pelukannya, menatap kearah Taehyung. Mengamati raut cantik dan manis di wajah kekasih. Pipi merah, cek, tatapan besar dan polos, cek, raut imut, cek, bibir mengerucut lucu, ok cek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENPAI(?)
FanfictionJungkook adalah kapten basket yang mengejar Taehyung untuk menjadi manajer klub. Jungkook hanya ingin Taehyung menjadi manajernya, setidaknya sampai satu semester ke depan, tapi ia sama sekali tahu kalau hati lebih cepat beraksi dari pada satu semes...