02. Ternyata Dia

4.6K 629 21
                                    

Setelah dari ruangan dokter Kwon, Rose langsung pergi ke ruangan VVIP nomer 119 yang tadi dibicarakan oleh dirinya dan Dr. Kwon.

Rose juga sudah membaca data dari pasien itu.


Namanya Jung Jeno. Umurnya baru 17 tahun. Dia memiliki riwayat penyakit jantung. Saat ini dia sedang koma dan sudah hampir 1 bulan ia belum bangun dari komanya.

Rose tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya keluarganya. Umurnya masih terlalu muda untuk mengalami itu semua.

Rose memasuki ruangan yang bertulis 119 itu. Setelah ia menutup pintu, ia berjalan ke arah ranjang pasien.

Terlihat remaja laki-laki itu terbaring dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya.

Saat hendak menuju ranjang langkahnya terhenti. Kenapa wajah laki-laki itu familiar?

Rose langsung melanjutkan langkahnya.
Sungguh Rose kaget setengah mati melihat wajah pasien yang hendak ia tangani itu.



Bukannya dia setan ngeselin tadi?

.
.
.

Jung Jaehyun, pria itu keluar dari mobilnya. Melangkah memasuki gedung rumah sakit yang mewah itu.

Sudah berkali-kali ia memasuki gedung ini. Bahkan mungkin ia lebih sering memasuki gedung ini dibanding rumahnya sendiri.

Dan itu hanya karena satu orang yang sangat berarti baginya.

Jaehyun berhenti di depan ruangan bernomor 119. Ia mengambil nafas panjang sebelum akhirnya membuka pintu ruangan tersebut.


Ceklek


Rose yang masih terpaku dengan apa yang dilihatnya akhirnya tersadar setelah mendengar bunyi pintu yang dibuka.

Namun Rose kembali dibuat terpaku, saat melihat orang yang masuk ke ruangan itu.

Apa aku baru saja bertemu pangeran? Batin Rose


Ya pria itu adalah Jaehyun.

Dengan rambut yang ditata rapi. Serta jas hitam dan kemeja putih yang membalut tubuh tingginya.

Jaehyun mengernyit melihat wanita yang kini terdiam menatap ke arahnya.


"Ekhem" Jaehyun berdeham membuyarkan seluruh lamunan Rose. Rose yang sudah sadar langsung memperkenalkan diri.

"E-eh iya. Saya Roseanne Park. Asisten barunya Dokter Kwon"

Setelah mendengar pernyataan Rose, Jaehyun menyunggingkan senyum tipisnya namun sudah dapat meperlihatkan lesung pipitnya.

Tapi, Dibalik senyum itu Rose tahu bahwa ada sebuah kesedihan dalamnya.

Jaehyun berjalan melewati Rose, lalu mendudukkan dirinya di kursi sebelah ranjang Jeno dan langsung menggenggam tangan Jeno.

Sepertinya tak cukup membuat Rose kaget sedari tadi. Kini Rose kembali dibuat kaget dan terpaku, ia melihat sosok arwah Jeno sudah berdiri di seberang Jaehyun dan menatap Jaehyun sendu.



"Hei apa kabar Jeno? Ini kakak, Jeno nggak capek tidur terus? Jeno nggak kangen ya sama kakak? Kakak kangen loh sama kamu" Jaehyun mengelus rambut Jeno, lalu tersenyum tulus.

"kalo nggak ada Jeno, kakak sendirian, Jeno nggak kasihan sama kakak hm? Jeno memang juga nggak kangen sama Haechan, Renjun, Jaemin? Cepet bangun, kita kangen" Jaehyun terus berbicara seakan Jeno akan bangun jika mendengarnya.



Kini kepalanya tertunduk, menangis dalam diam.


Rose yang sedari tadi melihat Jaehyun dapat merasakan kesedihan laki-laki itu. Rasanya Rose ingin sekali memberitahu Jaehyun bahwa Jeno sekarang ada di depannya, mendengarkan segala rancauannya. Andai itu semudah yang ia bayangkan.

Beberapa menit dalam posisi yang sama akhirnya Jaehyun bangun dari duduknya. Sebelum meninggalkan Jeno, ia mencium tangan dan kening jeno. Lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Jeno.



"Kakak sayang kamu, Jeno"

Jaehyun menghapus air matanya lalu membalikkan badannya, matanya bertemu dengan mata Rose. Ia lantas tersenyum.


"Titip Jeno ya" ucapnya singkat, setelah mengatakan itu Jaehyun langsung keluar dari kamar Jeno.

Rose mengambil nafas panjang. Menatap Jeno dan arwah Jeno yang kini tengah tertunduk secara bergantian.

Lucu sebenarnya melihat ada dua Jeno di depannya.

Arwah atau roh Jeno itu mendongak menatap Rose. Matanya tampak sayu berbeda dengan yang Rose lihat di lorong.



"Kakak sekarang percaya? Jeno kan udah bilang, Jeno tuh bukan setan

Sekarang kakak mau bantuin Jeno?"

.
.
.


Terimakasih

Our Destiny || JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang