20. Bukti Baru

2.4K 374 33
                                    

Jaehyun dan Taeyong sedang tidur manakala Johnny dengan tidak sabarnya menggedor pintu kamar Jaehyun. Johnny memang sudah tahu sandi apartemen Taeyong. Dia datang pagi sekali, lalu menyelonong masuk, menggedor pintu sembari meneriaki nama Jaehyun dengan suara besarnya.

Jaehyun mau tak mau bangun dari alam bawah sadarnya. Dia keluar kamar hanya demi melihat wajah zombie Johnny. Jaehyun mengernyit heran. Johnny melewati Jaehyun, masuk ke kamar Jaehyun. Merebahkan tubuhnya di kasur Jaehyun.

"Ngapain sih, John?" tanya Jaehyun heran.

"Beri gue waktu lima menit, gue mau tidur dulu, ngantuk," ucapnya

Jaehyun merollingkan matanya jengah. Tolong ya, Jaehyun juga mengantuk. Dia baru tidur dua jam lamanya. Semalam dia pulang pukul 3 pagi. Taeyong dan Johnny juga sih, mereka kan menghadiri acara yang sama.

Mengenai malam tadi. Setelah acara Jaehyun dan Rose yang kepergok pelukan. Teman-teman Jaehyun tetap memberikan kejutan. Dan mereka langsung menggoda Jaehyun dan Rose, menganggap merka pacaran. Membuat mereka berdua malu bukan main.

Dari belakang Taeyong datang dengan muka bantalnya. Jangan lupakan penutup mata berbentuk kelinci berwarna ungu yang bertengger apik di kepalanya.

"Hnngg, Johnny ngapain kesini?" tanya Taeyong dengan suara khas orang bangun tidur.

Jaehyun mengedik. Johnny membuka matanya, kemudian duduk di ranjang Jaehyun. "Hah... Nggak bisa tidur gue," Johnny merogoh kantung jaketnya. "Nih, hp-nya Jeno," Johnny menyerahkan benda pipih berbentuk persegi panjang itu pada Jaehyun.

"Lo ngerecokin rumah orang pagi-pagi cuma buat ngasih itu doang?" Taeyong menyahut

"Diem deh, yong. Gue perlunya sama Jaehyun, bukan sama lo," Taeyong mendengus kesal.

"Udah bisa hp-nya, john?" Johnny mengangguk mengiyakan.

Selama ini ponsel Jeno tidak hilang. Hanya saja saat kejadian ponsel Jeno ditemukan rusak. Rusak parah, sampai tak bisa dihidupkan. Bahkan layar ponselnya juga retak.

Jaehyun membuka ponsel Jeno. Ia terseyum melihat wallpaper Jeno, foto dirinya dengan Jeno. "Makasih ya, John,"

Johnny mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. "Tapi, Jae tujuan gue kesini bukan cuma ngasih itu doang. Coba lo buka sms-nya Jeno,"

Jaehyun mengerutkan keningnya namun melakukan apa yang Johnny katakan. Di sampingnya, Taeyong ikut mengintip.

Layar handphone Jeno menampilkan berbagai chat dari nomor yang tidak dikenal. Nomornya berbeda-beda, sekitar sebelas nomor, tapi semua isi pesannya sama.

Hati-hati.
Tunggu tanggal mainnya, Jung Jeno.
Gunakan sisa waktumu sebaik-baiknya.

"Lo baru tau, Jae?" tanya Johnny penasaran. Jaehyun menganggukan kepalanya. "gue kira lo udah tau. Waktu itu Jeno nggak cerita apa-apa sama lo?" tanya Johnny lagi.

Jaehyun menggeleng. "udah gue duga, tipikal adek lo banget," timpal Taeyong

Jaehyun menatap isi pesan itu. Rasa penyesalan timbul dalam dirinya. Bagaimana bisa dia tidak tahu mengenai hal ini? Bagaimana bisa dia tidak tahu jika adiknya sudah diteror sejak sebelum kejadian itu?

"Lo udah lacak nomernya?" Jaehyun bertanya. Entah, rasanya dia ingin segera bertemu orang yang mencelakai adiknya. Menghabisi orang itu saat ini juga.

"Udah. Sebenarnya gue udah tau ini dari beberapa hari yang lalu, tapi gue baru ngasih tau lo sekarang. Gue mau cari kebenarannya dulu, dan yeah, kita udah nelponin semua nomer, lacak keberadaan nomer itu, tapi semua sia-sia. Semua nomer itu, nomer mati,"

Our Destiny || JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang