Tak ada yang berbeda di hari itu. Semuanya berjalan sewajarnya. Sang mentari pun tak malu menampakkan sinarnya, diikuti dengan harapan bahagia membumbung tinggi bersamanya.
Seperti rencana seorang perempuan yang kini tengah memandangi parasnya dalam cermin. Sibuk memastikan riasan yang ada di wajahnya, takut-takut ada yang kurang. Hingga tak sadar dengan kehadiran sosok manusia lain di kamarnya. Baru saat dia membalikkan badan, didapatinya sang kakak bersandar di pintu dengan tangan terlipat di depan dada.
Jiho, perempuan itu, lantas mengulas senyum lebar.
"udah dandan-nya?" Jiho tetap mempertahankan senyumnya, tidak menjawab pertanyaan Jeonghan, sang kakak.
Jeonghan menggelengkan kepala. Lalu bergerak mendekat. Begitu sampai, diusapnya rambut Jiho dengan sedikit kasar.
"pelan-pelan dong, kak. Ini susah benerinnya, kalau rusak kakak mau tanggung jawab?" ucap Jiho dengan nada sedikit kesal.
"iya-iya yang mau kencan, semuanya harus perfect, "
Jiho kembali tersenyum lebar mendengar salah satu kata yang dilontarkan Jeonghan.
"janjian jam berapa? berangkat bareng Jaehyun 'kan?" tanya Jeonghan
Jiho mengangguk, "iya, tapi sebenernya masih setengah jam lagi sih,"
Jeonghan hanya mengangguk-angguk mendengarnya.
Sebenarnya Jiho sudah sering jalan berdua dengan Jaehyun, yang membedakan hari ini adalah kata 'kencan' di dalamnya. Biar Jiho perjelas sekali lagi, kencan.
Setelah lama memendam perasaan dengan pria yang menjabat sebagai sahabatnya sendiri. Akhirnya pria itu akan menyatakan perasaannya.Jeonghan sebagai kakak tentu senang. Dia tahu betul betapa sang adik menyukai laki-laki berlesung pipi itu. Walaupun si Jaehyun itu pernah menolak adiknya, tetap saja Jiho tidak pernah membencinya.
Ting!
Layar ponselnya menyala bersamaan dengan bunyi yang keluar dari benda itu. Ada sebuah pesan masuk. Raut wajah Jiho sedikit berubah saat membaca isi pesan tersebut. Jeonghan yang sedari tadi memperhatikan pun menyadarinya. "Kenapa?" tanyanya.
Jiho menggeleng, lalu tersenyum. Ia beranjak dari duduknya, dan mengambil tasnya.
"mau kemana? Jaehyun kan belum datang?" tanya Jeonghan keheranan.
"hehe mau ke supermarket sebentar, ada yang mau aku beli,"
"kakak antar?" Jiho dengan cepat menolak. Menyilangkan tangannya di depan dada.
"nggak usah, supermarket dekat kak. Aku juga bakal bilang Jaehyun untuk jemput disitu. Mendingan kakak keluar, cari cewek. Umur segini tuh kakak seenggaknya udah ada gandengan, masak kalah sama aku," Jiho menyengir.
"ngapain? kan ada kamu yang bisa diajak jalan," balas Jeonghan.
Jiho menggeleng, "inget lho kak, walaupun aku sayang banget sama kakak, bukan berarti aku bisa terus selamanya sama kakak,"
Sederet kalimat yang diucapkan Jiho membuat hati Jeonghan sedikit berdesir. Entah apa maksudnya, yang pasti ia tidak suka mendengarnya.
"udah ya kak, i love you!" Jiho melambaikan tangannya sembari melangkah menuju pintu.
Menghiraukan ucapan Jiho tadi, Jeonghan tersenyum, "ya, hati-hati di jalan. I love you too, semoga lancar kencannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || Jaerose
FanfictionTakdir punya 1001 cara untuk mempertemukan seseorang pada kebahagiaan. Cukup ikuti alurnya dan biarkan takdir menjalankan tugasnya. Cover by @Cayu_05 •Jaerose ft. Jeno• Start: 08/09/19 End: ....