07. Sebuah Kesempatan

3.2K 470 66
                                    

Pintu sebuah ruangan terbuka, menampilkan seorang pria berumur 25 tahun lengkap dengan jas dan kemeja yang membalut tubuh tingginya.

Ia melangkah masuk dalam ruangan yang terdapat seorang pria lain yang tengah berkutat dengan laptopnya, Jaehyun.

"Jaehyun, lo dipanggil ayah" ucap pria itu, Choi Sehun. Namun Jaehyun tak bergeming, "Jaehyun" panggil sehun lagi.
"Jung Jaehyun!"

"JUNG JAEHYUN!" barulah di panggilan ketiga Jaehyun mendongak, menatap Sehun kesal.

"Apa?!" jawab Jaehyun dengan nada tinggi juga.

"Lo dipanggil Ayah, Jaehyun!"

"Ck. Ngapain orang tua itu manggil gue? Bilang ke dia gue sibuk"

"Nggak usah melarikan diri, Jaehyun. Pengecut." Jaehyun menatap tajam lawan bicaranya yang justru menatap Jaehyun tenang.


Jaehyun berdiri. Melangkah pergi, melewati Sehun begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Sedangkan Sehun hanya menatap kepergian Jaehyun dengan seringaian tipisnya.

.

Jaehyun membuka pintu di depannya dengan tidak sabaran. Emosinya mendadak naik, entahlah kenapa.

Pintu terbuka, seseorang yang memanggil Jaehyun itu sedang sibuk membaca berkas-berkas di tangannya.


"Ada apa anda memanggil saya?" tanya Jaehyun datar menatap pria paruh baya di depannya.

"Oh Jaehyun. Duduklah" balas pria itu dengan senyumannya.

"Tidak usah. Langsung saja, kenapa anda memanggil saya?"

"Oke oke", pria itu mengambil salah satu berkas di depannya. Lantas melemparkannya ke arah Jaehyun, "Lihat Jaehyun! Bagaimana bisa saham kita bisa turun seperti itu?!" nada bicara pria itu mendadak meninggi.


"Kamu ini gimana, Jaehyun!? Sebentar lagi kamu yang bakal pegang perusahaan ini tapi lihat, kamu justru membuat saham perusahaan ini turun!"

Jaehyun diam mendengarkan. Ia sudah melihatnya. Ia sudah tahu jika akhir-akhir ini kerjanya tidak baik, membuat saham perusahaan Ayahnya turun.



"Jaehyun, om tahu kamu tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja tapi tolonglah jangan membawa masalah kamu dalam pekerjaan kamu. Kalau seperti ini om bisa menunda penobatan kamu jadi CEO disini."


Cuih. Apa katanya? Menunda penobatannya menjadi CEO? Bukankah dia sudah melakukan hal itu? Bukankah seharusnya Jaehyun sudah menjadi CEO sekarang?

Perusahaan ini milik ayahnya. Hanya saja sejak ayahnya meninggal, perusahaan ini berpindah tangan ke tangan pamannya, Choi Siwon. Orang yang kini ada di hadapan Jaehyun.

Seharusnya Jaehyun yang menggantikan posisi ayahnya tapi ia masih kecil saat itu. Dan seharusnya juga Jaehyun sudah menjadi CEO sejak ia sudah lulus kuliah.

Tapi, pamannya itu menolak. Katanya Jaehyun belum berpengalaman, ia harus belajar lagi. Alasan.

Jaehyun tidak bodoh. Jaehyun mengerti jika pamannya menginginkan perusahaan ini sepenuhnya.



"Sudahlah Jaehyun, Jangan terlalu memikirkan adikmu itu. Jika memang belum waktunya adikmu mati, ia akan bangun dengan sendirinya. Walaupun, sepertinya itu tidak mungkin"

"Jeno pasti bangun!"

"Dengan jantungnya yang hanya bisa bekerja jika dibantu dengan alat? Jangan terlalu berharap, Jaehyun!"

Our Destiny || JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang