23. Dalang Sebenarnya

2.4K 406 71
                                    

Ini chapter ter-huhu nggatau

.

Jaehyun membuka pintu apartement secara brutal. Nafasnya memburu cepat. Langkahnya tergesa meninggalkan apartement.

Di belakang Johnny mengejar, dirinya berlari kecil menyeimbangi langkah Jaehyun. Tangannya dengan gesit menarik lengan Jaehyun. Menghentikan langkah Jaehyun.

Ditatapnya Jaehyun tajam dan dibalas hentakan tangan sehingga genggaman Johnny terlepas.

Jaehyun mencebik, "Nggak usah tahan gue, John!"

"jangan gegabah, itu baru perkiraan."

"tapi lo denger sendiri omongan om jowoon 'kan? dia pelakunya!"

"semuanya masih belum pasti. setelah ini biarin gue buat ngelakuin pemeriksaan sekali lagi. setelah semuanya jelas, baru kita kasih dia hukuman yang pantas,"

Jaehyun memalingkan wajahnya. Matanya memanas. Ia menghembuskan nafasnya pelan kemudian menunduk. Ia terdiam sejenak.

"tapi john... kalau beneran dia pelakunya..." Jaehyun menjeda kalimatnya, lalu menatap Johnny sendu. "...kenapa?"

"kenapa dia harus ngelakuin ini semua, John? gue udah nganggep dia kakak gue sendiri,"

Jaehyun menghirup nafas dalam-dalam.

"jeno salah apa?" onyx sehitam arang milik Jaehyun mulai berkaca. "jeno salah apa, John?" ucapnya sekali lagi

"Jaehyun,"

"apa karena kejadian itu? Karena kejadian dua tahun yang lalu? Itu alasannya? tapi, jeno nggak salah, jeno nggak ngelakuin apa-apa,"

Jaehyun sekuat tenaga menahan isakannya yang hampir keluar dari bibirnya.

"Jaehyun, dengerin gue."

"john, gue nggak bisa nerima ini semua,"

"Jaehyun! Dengerin gue! Biarin gue yang nyelesaiin masalah ini, lo jangan mikirin yang aneh-aneh dulu, oke?"

"Tugas lo cukup mikirin Jeno. Gue tau tadi om Kwon nelepon lo, Jeno... dapat donor jantung 'kan?"

Johnny tersenyum tulus. Lalu ditepuknya pundak Jaehyun.

"sekarang lo ke rumah sakit, temenin Jeno, Jeno butuh lo. Sekali lagi, serahin masalah ini ke gue. Gue bakal suruh Taeyong nemenin lo,"

Jaehyun mengulas senyum. Ia terlalu terbawa emosi. Sampai melupakan ada hal yang lebih penting yang seharusnya ia urus.

"Makasih, John lo udah bantuin gue sejauh ini,"

"Yeah, sebagai temen udah seharusnya gue ngelakuin ini,"

.
.
.

"maaf, siapa ya?"

Jeonghan, laki-laki itu tetap diam, tak berniat membalas pertanyaan yang dilemparkan padanya. Maniknya menatap nyalang perempuan di hadapannya. Ia Perlahan bergerak maju.

Rose sontak melangkah mundur. Tangannya meraba-raba mencari tombol darurat. Kakinya sedikit gemetar ketakutan.

BRUUK

Tanpa aba-aba, Jeonghan mempercepat langkahnya tiba-tiba. Lalu mendorong tubuh Rose yang tidak siap dengan pergerakan Jeonghan.

"Aww..." Rose meringis kesakitan. Bahunya baru saja menatap dinginnya lantai.

"nggak usah ikut campur, saya tidak ada urusan dengan kamu,"

Jeonghan berbalik, enggan berurusan dengan Rose. Hanya membuang-buang waktu. Ia melangkahkan kakinya mendekati ranjang Jeno. Seringai mengerikan ia tampilkan di pahatan wajahnya.

Our Destiny || JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang