12. Namanya Jodoh

2.8K 416 82
                                    

Jeno dan Donghyuck sedang berada di balkon apartemen Rose saat Rose sedang bersiap untuk bekerja. Sejak balkon itu menjadi saksi bisu pertemuan mereka, balkon itu menjadi tempat favorit bagi Jeno dan Donghyuck. Mereka selalu menghabiskan waktu disana. Entahlah apa yang mereka lakukan sampai-sampai mereka berdua betah disana.

"Jen, yakin nih nggak inget?"

Jeno menatap Donghyuck kesal. Ingin rasanya ia cakar-cakar wajah partner-nya ini

setelah mendengar pernyataan Jaehyun mengenai apa yang terjadi dengan Jeno. yang kata Jaehyun, jeno ditemukan di lahan kosong belakang sekolahnya, Donghyuck tidak pernah berhenti bertanya sekembalinya mereka dari minimarket.

Semisal Donghyuck bertanya pertanyaan yang lebih baik lagi mungkin Jeno akan menjawab dengan senang hati. Toh itu untuk dirinya juga.

Masalahnya daritadi Donghyuck menanyakan hal yang sama.

"jen, lo inget kejadian itu?" "kok bisa gitu sih, jen? lo nggak inget?" "lo beneran nggak inget, jen? coba inget-inget lagi"

Padahal daritadi Jeno sudah menjawab 'nggak inget' tapi Donghyuck tetep aja nanya.

Jeno kan kezel.

"jen?" mata jeno memicing tajam. Matanya yang sipit menjadi semakin sipit. Nyali Donghyuck jadi ciut. Sungguh Jeno terlihat lebih menyeramkan daripada Donghyuck yang notabenenya adalah seorang setun --setan tulen--

"biasa aja dong, kan aku cuma nanya. Btw nanti kita jadi ngikutin Kak Jae kan?"

"nggak tau" jawab Jeno datar. Entah ada sedikit keraguan dalam hatinya. "aku nggak yakin hyuck. kalau ini bakal jadi sia-sia gimana? emang dunia per-arwahan beneran kayak gini?"

"tuh lagi-lagi meragukan ilmu per-arwahan seorang Lee Donghyuck! kamu nggak pernah dengar soal arwah penasaran? nah kamu itu mirip itu! cara matimu nggak wajar!"

mata minimalis Jeno melotot, "AKU BELUM MATI YAA!" Donghyuck mengerjap kaget reflek dia ikut berteriak.

"YA NGGAK USAH TERIAK GITU NAPA SIH?!?"

Jeno mendengus begitupun dengan Donghyuck, "maap, maksudku bukan gitu. kata Kak Jae kamu ditemuin di lahan kosong belakang sekolahmu, itu jelas nggak wajar"

Jeno nampak berpikir. "iya juga ya, ngapain aku ke tempat kayak gitu. Kurang kerjaan banget"

"nah kan, tapi ya jen kayaknya nggak sesederhana itu, mungkin ada unsur lain. mungkin dulu semasa kamu masih hidup -eh maksudku waktu kamu belum koma mungkin kamu pernah buat kesalahan dan ini hukuman buat kamu" ujar Donghyuck

"nggak ah kayaknya. aku anak baik kok, nggak pernah buat yang aneh-aneh"

Donghyuck manggut-manggut sedikit mendengus, kesal dengan jawaban jeno.
Mereka terdiam sejenak.

"atau jangan-jangan jen...." Jeno menoleh menunggu lanjutan ucapan Donghyuck. "Kamu bukan adik kandungnya Kak Jae! Makanya kamu harus cari tau sebelum kamu pergi dari dunia ini!" Donghyuck teriak sampai berdiri dari duduknya

PLAK -ups, untung sesama roh bisa saling sentuh

"AAWW SAKIIT!!" baru saja Donghyuck akan membalas perbuatan Jeno yang seenak jidat menampar mulut tercintanya, Donghyuck melihat Jeno yang melotot tajam ke arahnya.

Nyali Donghyuck jadi ciut lagi.

"okay, opsi terakhir itu nggak mungkin" ucap Donghyuck



"apa sih kalian? berisik banget" Jeno dan Donghyuck menoleh dan mendapati Rose yang berdiri di pintu balkon dengan tangan menyilang di depan dada

"Donghyuck tuh ngomong sembarangan"

Our Destiny || JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang