Jaehyun membuka pintu kaca di depannya. Di sisi kanan dan kiri pintu itu dipenuhi bermacam-macam bunga warna-warni. Iya, Jaehyun sedang di toko bunga sekarang.
Di belakang Jaehyun, Donghyuck mengernyit bingung. Berbeda dengan Jeno yang langsung tersenyum saat datang ke tempat ini.
Jeno tahu tempat ini. Tempat yang sering Jaehyun dan Jeno kunjungi untuk membeli bunga sebelum mengunjungi orangtuanya. Tapi Jeno heran, apa kakaknya akan mengunjungi orangtuanya? kenapa? seingat Jeno dulu Jaehyun tidak suka datang ke rumah orangtuanya. Jeno harus memaksa Jaehyun dulu untuk itu.
Bukan karena Jaehyun tidak menyanyangi orangtuanya. Jaehyun hanya tidak suka mengingat masa lalu.
"kakakmu mau beli bunga, jen? kakakmu punya pacar?" tanya Donghyuck tanpa menoleh ke arah Jeno. Matanya sibuk melihat bunga-bunga yang ada disana.
"ini tanggal berapa, hyuck?" bukannya menjawab pertanyaan Donghyuck, Jeno justru juga melayangkan pertanyaan pada Donghyuck.
Lagian untuk apa Jeno menjawab pertanyaan Donghyuck? tidak ada gunanya. Orang kalau ke toko bunga sudah pasti untuk membeli bunga, memangnya apalagi yang bisa dilakukan di sana?
Lalu apa itu, Jaehyun punya pacar? Kalau Jaehyun punya pacar, Jeno nggak akan repot-repot minta bantuan ke Rose untuk jadi temannya Jaehyun.
"kok tanya aku? emangnya setan punya kalender?!" jeno mendengus tapi Donghyuck tidak salah sih.
Jaehyun masuk dalam toko tersebut. Kedatangannya disambut ramah seorang wanita paruh baya yang sepertinya pemilik toko bunga itu.
"Jaehyun! Apa kabar nak? Lama nggak ketemu bibi jadi kangen" ucapnya sembari memeluk Jaehyun.
"baik bi. Bibi Song sendiri bagaimana?" ujar Jaehyun setelah melepaskan pelukannya
"seperti yang kamu lihat. Bibi selalu sehat everytime, everywhen, everywhere" ucapan Bibi Song sukses membuat Jaehyun tertawa kecil.
"jadi gimana? ada yang bisa bibi bantu?"
Jaehyun tersenyum. Hanya dengan senyuman itu Bibi Song sudah paham dengan maksud Jaehyun.
Bibi Song mengangguk, "oh ngomong-ngomong Jaehyun, dimana Jeno? dia tidak ikut? tumben sekali" senyum Jaehyun luntur seketika. Wajahnya berubah datar. Tidak tahu harus menjawab apa.
"jaehyun?" jaehyun masih bungkam sedangkan Bibi Song mulai paham akan situasi. Ini bukan pertama kalinya.
"okay, kalau begitu bibi siapkan dulu bunganya" Bibi Song pergi dari tempatnya.Jaehyun menghela nafas panjang setelah bibi Song pergi.
Matanya melirik kesana kemari agar setidaknya pikirannya tidak kemana-mana. Tak sengaja matanya melihat deretan bunga mawar berbagai warna di samping kanannya.
Senyumnya yang sempat luntur kembali merekah. Teringat akan seseorang. Lebih tepatnya teringat kejadian tadi pagi yang membuatnya senyum sendiri.
Ah, Jaehyun ini kenapa?
Aktivitas Jaehyun terhenti saat bibi song kembali dengan dua buket bunga anyelir dan lily putih di tangannya.
Bibi Song menyerahkan buket bunga itu kepada Jaehyun. "salam buat mama papa kamu ya, jaehyun" jaehyun mengangguk lalu memberikan beberapa lembar uang pada bibi Song .
Jaehyun lantas berpamitan. Dilangkahkan tungkainya menuju mobilnya. Dan Bibi Song menatap punggung Jaehyun sendu.
.
.Jaehyun berjalan menuju letak makam orangtuanya. Ya, Jaehyun pergi ke pemakaman. Dan bunga tadi tentu saja untuk diberikan pada orangtuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || Jaerose
FanfictionTakdir punya 1001 cara untuk mempertemukan seseorang pada kebahagiaan. Cukup ikuti alurnya dan biarkan takdir menjalankan tugasnya. Cover by @Cayu_05 •Jaerose ft. Jeno• Start: 08/09/19 End: ....