Tok..tok..tok
"Siapa yang dateng seh!" Gerutu Ezza karena malas ke depan.
Dibukanya pintu itu, dan menampakkan seorang pemuda dengan kulit putih pucat, kurus dan bibir yang sedikit membiru.
"Eh Mer? Wait-wait-wait? Lo kenapa?" Tanya Ezza panik melihat keadaan lelaki di hadapannya itu
"Letanya ada? Hh...hh" jawabnya dengan sulit
"Gw tanya kok lo balik tanya?" Ezza sedikit kesal.
"Le..ta...nya... hh...hh... baik-baik...a..ja kan?" Jawabnya dengan sulit karena sedikit demi sedikit oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya mulai tak masuk.
Bruk
Tubuh Elmer ambruk, untung Ezza dengan sigap menopang lelaki di hadapannya. Ezza panik, karena saat ia tahu Elmer memiliki riwayat jantung seperti ayahnya.
Ia tidak tahu harus berbuat apa, lantas ia membawa Elmer ke kamarnya, di kamarnya ada tabung oksigen bekas ayahnya dahulu.
Masker oksigen itu langsung ia pasangkan ke wajah yang mulai memucat itu.
"Untung di rumah ini masih ada bekas papa, atau gak panik gw" gumam Ezza
Tak disangka Leta ada berada di ujung pintu kamarnya Ezza.
"Bang? El kenapa?" Tanya Leta dengan penuh khawatir
"Semoga Elmer gapapa deh, abang gak tahu harus ngapain Let. Abang trauma pasca meninggalnya papa" jelas Ezza
"Boleh aku masuk?" Tanya Leta ingin mendekati cowok yang sangat ia khawatirkan keadaannya
"Tentu, lo punya nomor ortunya kan? Gw takut, lo yang nelpon yak!" Suruhnya
"Okay bang" jawabnya
Wanita itu mendekati tubuh itu, sampai ia dapat menyentuh surainya.
"Pasti sakit ya" gumam Leta
Tatapan penuh kasih sayang dari Leta tumpah ke wajah pucat yang jiwanya sedang bermain jauh dari dirinya. "Gw telfon tante Rita ya, gw takut lo kenapa-kenapa" izin Leta walau Elmer sedang tak sadar.
"Ja..ngan" suara rintihkan kecil itu, lumayan membuat Leta kaget.
"Kenapa? Lo lagi gak baik-baik aja mer. I know you" ucap Leta
"Udah percaya sama gw. I'm fine Let, don't worry a lot about me" ucap Elmer seraya menenangkan Leta.
"Lucu lo mer, lo kan niatnya ke sini jengukin gw kenapa jadi gw yang berasa jengukin lo ya?" Leta sedikit meledek Elmer
"Let" kata Elmer memanggil Leta yang sedang bangun mencari air di meja depan kasur besar itu.
"Hmm" jawabnya tanpa melirik atau menghadap ke arah Elmer
"Boleh gw minta sesuatu?" Izin Elmer
"Apa dulu nih?" Tanyanya bingung
"Gw tau ini gak akan berguna banget sih, tapi terserah lo sih. Gw cuma mau ngelegain isi hati gw, sebelum terlambat" jawab Elmer ngawur
"Ngomong apa sih lo!" Bentak Leta karena kesal
"Gw sayang sama lo, cinta sama lo. Tapi gw gak bisa mastiin gw selalu ada untuk lo. Gw tau, telat banget emang gw nyatain ini semua tapi gw harus jujur ke lo. Gw pengen kita pacaran tapi itu gak munggin, gw gak mau saat gw dah pacaran sama lu, gw malah membuat luka yang paling dalam setelah ayah lo Let-" belum selesai Elmer berbicara, Leta memotong ucapannya
"Mer gw gak suka kalo lo ngomong gang kaya gitu-gitu, tapi kalo masalah pacaran gw gak masalah. I love you more than anything. Keep that" tak teasa sebuah butiran bening menetes dari ujung mata sayu itu.
"Let gw tuh sekarat let! Lo masih mau sama cowo kaya gw?" Tutur kata itu menyesakkan hati Leta.
Tanpa basa-basi Leta memeluk Elmer dalam tangisannya. Ezza yang sedang berada di ambang pintu tak kuasa meneteskan kristal bening itu. Ezza takut saat hal yang paling menyakitkan terjadi untuk yang kedua kalinya dalam hidup adiknya.
Di dalam rumah megah bernuansa putih.
"Bram!" Teriak Rita memekikkan seluruh rumah
"Apa sih rit, kamu tuh ya teriak-teriak mulu" rengek Bram
"Elmer dimana ya? Dari tadi aku tungguin dia belum pulang-pulang juga, aku khawatir Bram!" Ucapan itu terlihat sekali bentuk khawatiran sang mama
"Kamu udah telfon sekolah? Pa maman (supir)?" Tanya Bram
"Belom pa, aku telfon pa maman dulu" Rita langsung menelfon sang supir.
Tutt..tutt...
"Iya bu? Kenapa?" Tanya pa Maman
"Bapak udah jemput Elmer? Kok sekarang belom pulang?" Pertanyaan Rita terlihat khawtir
"Udah bu, tapi saya Elmer tadi minta di anterin ke rumah Leta kalo gak salah bu. Bentar lagi kayanya pulang" jelas pa Maman
"Oala, besok-besok kalo Elmer kemana-mana kasih tau saya ya! Kan saya jadi khawatir" suruh Rita. Sambungan telfon tersebut terputus dari pihak Rita.
"Gimana ma?" Tanya Bram penasaran
"Biasa lagi ngapel pah"
"Maksud mama? Emang Elmer deket sama siapa ma?"
"Papa nih kepo banget ya! Masa papa gak tahu kalau Elmer lagi deket sama Leta"
"Oala itu yang kecil cantik itu ya ma? Papa setuju lah kalau gitu"
Beberapa jam berlalu.
Tok tok tok
Elmer pov
Lega rasanya saat mengeluarkan keluh kesah ke orang yang gw sayang. Walaupun rasa di hati tetap bersalah.
Apa gw mengambil keputusan yang tepat? Itu yang selalu gw pikirkan.
"Eh kamu udah pulang? Gimana ngapelnya?" Ejek Bram
"Kok papa tau sih? Pasti mama kan?" Jawab gw sedikit kesal
"Yaudah masuk gih istirahat"
"Oke pa"
Rasanya gw gak tahu diri jika tetap memaksakan kehendak dengan Leta. Harusnya gw sadar, kalau gw tuh sekarat. Jika gw tetap bersama Leta, pasti gw membuat goresan luka di hatinya.
Lebih sakit di tinggal ke alam yang beda, dari pada ditinggalkan seseorang karena sesuatu yang tak pasti.
Gw harap gw tetap bisa menginjakkan kaki gw di sini, sampai gw membuat Leta aman dati Adrian, dan gw akan pelan-pelan melepaskan Leta. Biar gw tenang perginya dan tentu, gak membuat goresan luka yang dalam di hatinya.
Gw merebahkan tubuh gw di kasur untuk melepaskan penat. Sungguh lelah menjalani hidup yang begitu pahit.
Rasa sesak masih tersisa di dada gw, gw sentuh dada kiri gw dan mengusapnya untuk meredakan sesak itu. Masih terasa bekas pukulan Adrian, tapi gw gak boleh lemah. Sampai Leta aman gw akan tetap berjuang.
Tbc
•
•
•
•
•
Kalau suatu saat, authornya nge update sesuka hati gapapa yaa, soalnya authornya lagi sibuk. Biasa namanya juga dah kelas 12 hrs ngurusin persiapan untuk ujian.
•
•
•
I hope you understand that, and i'm so sorry if my story that i update isn't long enaugh okay. Peace🤙🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
HERZ
Teen Fiction{Sebelum baca lebih baik follow ya guys🥰} menghilangkan seluruh emosi, aktivitas, pertemanan? apa itu hidup? dengan seluruh kesempurnaan yang dimiliki, mengapa harus menghilangkan kebahagiannya?. Elmer Collins cowok perfect blasteran US-Indo yang m...