12

1.1K 55 0
                                    

Di dalam kamar Adrian terlihat beberapa tetes darah yang mengalir. Cutting, hal yang selalu Adrian lakukan saat kesal melanda. Di tangannya sudah banyak terdapat goresan yang cukup perih dilihat.

Sebenarnya ia tidak ingin melukai Elmer, hanya ego nya terus mengatakan iya, ia tidak ingin kehilangan Leta, baginya Leta segalanya. Dia sangat mencintainya. Hanya saja faktanya bukanlah yang terlihat oleh Leta.

Sebenarnya, saat ia hampir membuat Leta tidak lagi suci itu, dia sedang dalam keadaan dipengaruhi oleh alkohol. Di usianya yang terbilang baru memasuki umur 17 tahun, ia memang sudah terbiasa melahap minuman beralkohol.

Baginya, minuman itu sangat menenangkan, apa lagi saat stres melanda, teman sejatinya akan berubah menjadi sebotol alkohol.

Ingin sekali Adrian menjelaskan apa yang terjadi, saat kejadian haram itu datang, ia dalam keadaan tersulit di hidupnya. Keluarganya akan hancur, dan itu lah yang terjadi sekarang keluarnya sudah benar-benar hancur. Ia membutuhkan penopang, penyemangat, dan tentu tempat berbagi cerita. Yang jelas ia sangat butuh Leta, ia tidak ingin Leta menjadi milik Elmer, walau Leta sekarang mencintainya.

Setelah mendengar kabar Elmer kembali ke rumah sakit, Leta sesegera mungkin menuju rumah sakit tempat Elmer di rawat. Sekarang keadaan Elmer tidak seburuk tadi, yang sekarang ditunggu adalah kesadaran Elmer.

Leta sangat sabar menunggu saat dimana kesadaran Elmer tiba.

"Elmer pasti bangun kok Let, kamu sabar ya" Rita mengelus tangan mungil Leta yang sejak tadi gemetar.

"Tan, kenapa El kaya gini lagi?" Tanya Leta

"Tadi ada pertemuan keluarga, mungkin El udah cerita sama kamu. Tapi apa yang di eksperasikan tidak sesuai dengan realitanya Leta, makannya El sekarang drop" jelas Rita

"Oh gitu ya tan, aku mau nungguin Elmer aja ya" pinta Leta

"Yaudah kalo itu mau kamu, tante mau pulang dulu. Mau ambil pakaian Elmer untuk besok pulang kalau dia udah sadar"

"Iya tante, hati-hati ya"

"Iya, tante pulang dulu ya. Kamu hati-hati juga disini, kabarin tante kalo ada apa-apa ya"

"Iya tan"

Dengan sabar Leta menunggu mata indah itu terbuka. Di samping brangkar itu terdapat sofa kecil dimana Leta sekarang merebahkan tubuhnya sambil membaca novel dengan lantang.

Di tengah bacaannya Leta bergumam
"El gw dah baca 23 halaman dan lo masih belom amu bangun? Gak kangen sama gw? Gw udah bacain lo bacaan loh. Mulut gw lama-lama berbusa ini mah" celoteh Leta.

Leta menghampiri kursi di samping brangkar Elmer dengan tangan kiri leta memegang tangan Elmer dan tangan kananya mengelus surai Elmer.

Tanpa terasa, tangan yang sedang Leta genggam, menggenggam balik tangannya. Sontak membuat hati Leta bahagia dan kaget.

"Lo udah bangun?" Tanya Leta

"Iya" jawabnya jelas

"Mau minum dulu?" Tanya Leta

"Hmm"

Leta memberikan segelas air dengan membantu Elmer menegakkan tubuhnya.

"Gw telfon tante Rita dulu ya" titah Leta

"Gak usah"

"Kenapa?"

"Biar mama gak usah buru-buru kesininya"

"Yauda, lo istirahat aja dulu"

"Hmm"

Leta menlanjutkan bacaan novelnya, dan Elmer hanya berdiam diri, menenangkan pikirannya.

HERZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang