18

1K 48 3
                                    

Adrian telah sadar dari pingsannya. Ia yang ingin bergerak ke posisi duduk, berfikir untuk tidak jadi. Melihat Leta yang tidur di pahanya dia tanpa sadar Adrian mengelus surainya, dan hal tersebut membuat Leta terbangun dari tidur lelahnya.

"Eh sorry kalo buat lo bangun" ucap Adrian

"Hah, oh gapapa. Lo gimana? Udah enakan"

"As you can see, i'm fine"

"Don't lie to me"

"Yeah, gw boong. Masih sakit dikit sih. Tapi so far mendingan"

"Yaudah gw panggil dokter dulu ya"

"Gak usah Let, lo tetep disini aja dulu"

"Ih kocak lo! Gw panggil dokter pokoknya"

"Plis napa Let!" Pintanya merintih

Karena wajah yang amat melas, Leta pun tidak jadi memanggil dokter, ia hanya menggenggap tangan Adrian dan hanya tenang.

Karena bagu Adrian kesunyian akan membuatnya bosan, ia mulai membuka suara dari kebungkaman situasi tersebut.

"Let" sapa Adrian

"Kenapa?" Sahutnya bertanya

"Elmer pernah bilang ke gw, lo jangan terlalu mikirin dia. Dia akan berusaha baik-baik aja untuk lo. Lo jangan hanyut dalam kesedihan terus. Gw usahain untuk selalu suport lu, dan itu salah satu titipan dari Elmer. Sekarang dia lagi berobat Let, lo doain aja semoga dengan cara kaya gini Elmer akan menjadi Elmer yang baru dengan kesehatan yang baik." Kalimat dari Adrian membuat Leta drastis bungkam

Air wajah Leta berubah menjadi senyap, gumpalan air yang menunggu jatuh tertahan. Ia ingat apa yang Elmer katakan, ia harus tegas untuk terus hidup. Ia tidak boleh larut dalam kesedihan yng mendalam. Ia harus bangkit, ia harus membuktikan jika dia kuat.

Saat Elmer balik ke sisi Leta lagi, Leta harus tegas dan harus kuat. Dengan sigap ia mengusap gumpalan kristal berair dari pelupuk matanya.

Dan ia segera menggenggam tangan Adrian lebih erat lagi. Dan berucap "gw harus kuat Yan, demi Elmer. Saat dia pulang nanti gw harus menyambutnya dengan hati senang. Gw gak boleh sedih terus kan!"

Adrian senyum dengan amat senang dan mengeluar kalimat yang akan membatu Leta bangkit dari kesedihannya

"Nah gitu dong"

-

Leta membaringkan tubuhnya di kasur sederhana miliknya yang berwarna beige dengan tubuh nya yang menatap langit-langit atap kamarnya.

Dalam pikirnya ia jatuh ke dalam lubang terdalam yang akan membuatnya gelisah. Seketika ia teringat akan Elmer, hatinya ragu apakah ia benar-benar dapat tegar. Atau hanya alibi untuk menekankan ke Adrian bahwa dirinya kuat.

Tanpa di sadar oleh Leta, abangnya yang telah memasuki ruangannya memecahkan keheningan yang telah Leta bangun dengan menyenggol kaki mungil Leta.

"Ngapa lo? Galau lagi?" Tanya nya

"Abang ih, orang mah ketok pintu dulu kek. Ini malah nyelonong aja" omel Leta

"Lo aja yang gak denger, sibuk ngapain sih lo? Mantengin masa depan?" Ejek Ezza

"Apa sih lo bang. Rese tau gak"

"Cie elah, pasti mikirn Elmer kan lo, ketebak tau gak. Tuh makan malem dulu, mama da di meja makan. Gw di suru mama manggil lo"

HERZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang