Suara rintingan polisi memengkakkan semua pengendara di dekat kejadian tabrakan itu. Serta ambulan yang sigap membawa korban untuk di selamatkan, disana Adrian masih terlihat sedikit sadar meskipun raut wajahnya menunjukan ketidak kuatan yang harus ia tampung.
Dari sudut lorong, suara brangkar terdengar sangat berisik membuat semua yang berada di dekat lorong itu menoleh ke dua korban tersebut.
Adrian dan Leta sedang di tangani, dan polisi segera menelfon keluarga yang bersangkutan.
"Halo" sapa pak polisi
"Iya ini siapa ya?" Tanya Rosa bingung
"Saya dari kepolisian ingin mengabarkan bahwa anak anda mengalami kecelakaan, dan dilarikan ke rumah sakit terdekat" jelas pak polisi
Mendengar ucapan tersebut, Rosa sontak tumbang. Dengan rasa was-was Ezza berlari menghampiri mamanya.
"Mah? Mama kenapa?" Tanya Ezza panik
"Za, Leta.. hiks..hiks.."
"Leta kenapa ma?"
"Leta kecelakaan"
"Ya Allah, yaudah sekarang kita kesana ya"
Dengan tegar Ezza menopang mamanya untuk memasuki mobil, dan langsung emmbawa mobil sedan hitam itu berlaju secepat mungkin.
Dilihatnya Leta yang sedang tenang dalam pejamnya, tak kuasa menahan tangis Ezza dan Rosa hanya dapat melihat Leta dengan segala kelemahannya. Terlebih lagi keluarga Adrian ikut serta melihat keadaannya.
Dengan perasaan kalut, Bram menghampiri Bastian. Setelah mendengar kabar bahwa Adrian mengalami kecelakaan. Bram dengan semua rasa khawatirnya menghampiri Bastian sang adik yang hampir sudah tak memiliki semangat hidupnya lagi.
"Adrian gimana Bas?" Tanya Bram dengan rasa khawatirnya, karena ia sudah menganggap Adrian seperti anaknya sendiri. Bagaimana tidak, sekarang Adrian lah teman yang bisa menemani kesendiriannya Elmer.
"Gw belom tau Bram" jawabnya singkat.
Selang beberapa detik setelah ucapan singkat Bastian, dokter keluar dari ruangan UGD tersebut. Tanda tanya yang membentang akan segera di lontarkan Rosa,Ezza,Bastian, serta Bram.
"Dok gimana Adrian?" Tanya Bastian
"Dok bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Rosa, yang hanya berselang sepersekian detik.
"Untuk keadaannya mari kita lanjut di ruangan saya ya" jelas dokter itu
"Bram gw pergi dulu ya" Bastian pergi membuntuti dokter itu, dan meninggalkan Bram di depan UGD tersebut.
Diruangan putih berbau antiseptik yang sunyi itu, membut Rosa dan Bastian gemetar. Kecelakaan itu bisa di bilang kecelakaan yang fatal.
Jelas saja, mobil yang di kendarai kedua pasang teman itu sudah tidak berbentuk setelah kecelakaan menghantamnya.
"Ehm gini, saya akan memberikan kabar baiknya terlebih dahulu. Untuk Leta di bagian kepalanya tidak terjadi pendarahan atau pembekuan otak, hanya saat kita rontgen tadi, kita melihat saraf yang terputus" belum sempat selesai dengan penjelasannya Rosa bertanya memotong penjelasan itu.
"Tapi Leta baik-baik aja kan dok?"
"Sarafnya yang terputus mengakibatkan hilangnya penglihatan anak ibu, terlebih serpihan kaca itu masuk kedalam bola mata membut penglihatannya hilang, dan untuk Adrian kita bisa menyimpulkan bahwa ada tulang yang menusuk ke ginjalnya dan bisa di bilang sekarang dia kritis. Kita membutuhkan donor" jelas dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERZ
Teen Fiction{Sebelum baca lebih baik follow ya guys🥰} menghilangkan seluruh emosi, aktivitas, pertemanan? apa itu hidup? dengan seluruh kesempurnaan yang dimiliki, mengapa harus menghilangkan kebahagiannya?. Elmer Collins cowok perfect blasteran US-Indo yang m...