"Aku akan menikah dengan Aluna."
"..."
Hening masing-masing menatap Auva juga Aluna bergantian penuh tanya seolah tidak percaya.
Brakkk.
Tama menggebrak meja di tengah keheningan yang melanda. Ia hampir saja melayangkan satu bogeman di wajah tampan Auva jika tidak ditahan oleh Arza.
"Maksud Lo apa bang???"
"..."
"Apa maksudnya ? Menikahi Aluna.?" Tama masih menahan amarahnya.
"..."
"Jawab brengsek.! "
Tama terus saja mencoba meraih Auva yang masih duduk di kursinya menatap tajam pada Aluna yang kini juga menahan amarah didalam hatinya. Cara seorang Auva menjaga kebahagiaan adiknya dengan merelakan kebahagiannya dan menghancurkan masa depan Aluna dengan cara seperti ini.
"Kamu harus Jawab aku Lun, ini semua gak benar kan.?" Kali ini Tama menatap Aluna dengan wajah memelas.
"..."
Tanpa memandang Tama. Aluna juga terus menatap Auva kini dengan senyum liciknya. Ia akan bermain peran sesuai keinginan Auva dan menunjukkan bahwa hasil akhir akan menjadi kemenangannya. Bukan hal sulit untuknya membuat semua kembali seperti semula. Jika memang tidak bisa bersama maka perceraian pilihannya.
"Ya, ini semua benar. " Aluna menjawab dengan tenang.
Auva tersenyum sinis melihat keberanian yang hanya menjadi topeng di wajah Aluna, di mata hitam pekatnya tampak ketakutan yang sengaja disembunyikannya.
"Shiiit!!!" Tama membanting kursi yang diduduki nya dan berlalu menuju halaman depan pergi dari kediaman Dimitri.
"Pernikahan bukan main-main, saat mempersatukan dua kepala dengan puluhan kebiasaan, kesukaan juga kelemahan mereka harus saling mengerti. Tolong di pikirkan, jika hanya ingin main-main dan putus silahkan pacaran, bukan membawanya dalam jenjang pernikahan yang suci." Abi Ali menatap semua yang ada di meja.
"Bunda, uncle Tam kenapa.?"
"Sttt udah gak apa-apa, Gummy makan lagi ya. " Aura mengecup Puncak kepala Gummy sayang.
Sebelah tangannya mengusap lengan kanan Aluna yang mengepal diatas meja, melirik Aluna sekilas lalu menatap Arza namun Arza hanya menggeleng dan tersenyum tipis.
***
Pagi yang cerah untuk Rere, setelah puas menatap sekeliling cafe Rere tersenyum ceria aktivitasnya memang sellau membosankan namun Ia sungguh menyukainya, namun semua pupus saat Bianca dengan perut buncitnya heboh mendatanginya.
"Ree, Ree." Panggilnya antusias.
"Sayang, jalannya hati-hati." Teriakan Dion dibelakang Bianca yang diabaikannya.
"Kenapa Mbak.? Itu hati-hati nanti anaknya menggelinding." Canda Rere.
Bianca menepuk pundak Rere "Hush sembarangan kamu."
"Iya,Iya ada apa Mbak.?" Tanya Rere sambil tersenyum tipis.
"Ada hot news."
"Iya apa Mbak.?" Rere berusaha sabar menghadapi Bianca.
"Mas Auva bakalan nikah." Pekiknya heboh.
Raut wajah Rere seketika berubah "M-mas Auva.?" Gumamnya.
"Ya, dan kabar baiknya lagi dia bakalan nikah sama sahabat Mbak dan Aura."
Rere berusaha mengontrol raut wajahnya juga suaranya "Siapa.?" Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYAP YANG PATAH [SELESAI]
ChickLitUntuk mereka yang patah hati karena terlalu menaruh harapan lebih, mencintai sebanyak-banyaknya namun hanya dalam diam. Dan akhirnya patah sendiri, terluka dengan hebatnya. Namun bukan berarti mereka tidak menginkan cinta, mereka juga ingin merasa...