Enam belas

60.1K 2.4K 41
                                    

Beberapa hari setelah kejadian di mana zeyan pulang dengan keadaan mabuk dan menyebabkan hal itu terjadi, Aviela terus berusaha untuk menghindar.

Namun, pada saat itu juga Aviela merasa aneh pada dirinya yang terkadang menginginkan hal yang selama ini bahkan tidak di sukai nya.
Emosi yang tidak terkontrol dan mood yang berubah tiba tiba.

Puncaknya adalah pada saat ia pulang sekolah, dua hari sebelumnya ia sering mual dan bolak balik ke kamar mandi.

Saat itu,Aviela baru saja selesai mengemasi buku nya ke dalam tas. Sindy dan Qila sudah lebih dulu keluar dan menunggu di parkiran.

'huekk'

Aviela menutup mulut seraya memegang perutnya. Niat awal yang tadi ingin segera menuju ke lapangan berganti dengan ia segera pergi ke toilet.

Di toilet pun ia mual dan ingin memuntahkan sesuatu beberapa kali namun tak ada satupun muntahan yang keluar dari mulutnya.

Selesai membersihkan mulut dan wajah, Aviela segera bergegas menuju parkiran. Ia sedikit berlari dengan pikiran yang sedang memikirkan sesuatu.

"Emm qil, sin kayaknya gue gak jadi bareng kalian deh"

"Lah kenapa?" Tanya Qila.

Gadis itu diam sebentar untuk memikirkan jawaban yang tepat
"Emm mama gue katanya bakal jemput , soalnya hari ini gue mau ke rumah mama"

Sindy menyentil pelan kepala Sahabatnya itu" kenapa gak bilang dari tadi sih? Capek gue nunggu huh"

Aviela tersenyum lebar ''hehe sorry sin, qil"

"Yaudah gue sama Qila duluan gakpapa kan?" Aviela mengangguk dan kedua sahabatnya itu pun segera masuk ke mobil untuk segera pulang.

Di seberang sana, ada sebuah apotik yang kini jadi tempat yang ingin di tuju oleh nya.

"Mbak, ada testpack nya gak?"

"Ada dek" beberapa testpack di tunjukkan oleh mbak apotik dan Aviela memilih untuk mengambil dua.

"Testpack buat siapa dek?"

Aviela tersenyum canggung "oh ini buat Kaka saya, tadi dia minta tolong buat beliin".

Mbak itu pun mengangguk dan ia segera pergi setelah membayar nya.

...

Saat di rumah, seperti biasa rumahnya kosong. Ia tidak tau kemana perginya zeyan ketika waktu pulang sekolah tiba.

Aviela mengganti seragamnya dan bersiap untuk melakukan tes mengenai apa yang ada di pikirannya.

Dengan ragu ia masuk ke kamar mandi dengan membawa dua alat tes kehamilan itu.

Di dalam kamar mandi, dengan harap cemas Aviela menggunakan alat itu dan menunggu hasilnya.

Dua alat itu sekarang berada di tangannya, jujur saja ia belum siap untuk melihat hasil yang akan di ketahuinya. Sampai--

Dua garis berwarna merah.

Jantung Aviela semakin berdetak cepat. Apakah ia harus senang atau tidak. Namun di satu sisi ia merasa cemas, ini terjadi ketika zeyan sedang marah dan tidak bersamanya. Bagaimana ia harus memberitahu tentang hal ini kepada cowo itu.

Bulir air matanya perlahan keluar, ada rasa takut yang menghampiri. Takut jika saja orang yang berstatus sebagai suaminya itu belum siap dengan berita ini.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang