Tiga Puluh Tujuh

42.8K 1.6K 25
                                    

"Yan, geseran sana ih. Anaknya lagi haus juga kamu nya malah tiduran gini" Aviela mencoba mendorong badan zeyan yang kepalanya ia letakkan di paha Aviela.

"Kalo haus ya kamu susuin " lelaki itu masih fokus pada ponselnya.

Aviela geram sendiri. Apa suaminya itu tidak tau jika ia kesusahan kalo menyusui tetapi zeyan tidur di pahanya?

"Susah Yan, sana dulu ih"

Dengan terpaksa Zeyan menggeserkan badannya untuk tidur di samping Aviela yang sedang duduk dengan punggung bersandar pada kepala ranjang.

Selagi Aviela menyusui Fio, Zeyan mengangkat Lio yang sedang tidur di sebelahnya ke atas badannya yang sama sekali tidak memakai kaos.

"Lio haus juga ya? Tunggu adeknya selesai mimi dulu ya" Ucap Zeyan pada anaknya ketika melihat mata Lio yang terus memandang Aviela.

Ia menidurkan tubuh anak laki laki nya itu di atas badannya, sehingga sebelah pipi Lio menempel pada dada nya. Dengan pelan ia mengusap lembut rambut malaikat kecilnya itu.

Kemudian ia beralih menatap Aviela lama. Entah apa yang Zeyan perhatikan. Namun itu semua tak luput dari tatapan Aviela "Kamu liat apa?"

Zeyan mengangkat alisnya "Ya liat kamu"

"Fio belum selesai? Nih Lio juga haus kayak nya" Ujarnya kemudian.

"Udah kok, siniin Lio nya" Aviela memberikan Fio pada Zeyan Dan bertukar untuk menyusui Lio.

"Habis Lio gantian sama aku ya" Senyum Zeyan nakal.

Tak

Pukulan kecil mendarat di lengan kirinya "Gak usah aneh aneh deh" Aviela merasa malu sendiri.

"Aneh apaan sih? Emang mereka aja yang haus? Aku juga haus, mau mimi"

Aviela ingin menyumpal mulut Zeyan sekarang juga. Pipinya terasa panas karena malu. Cowo itu tidak menentu, terkadang berbicara aneh aneh yang membuatnya malu.

"Kalo haus, minum sana"

Zeyan menggeleng " Tapi aku mau nya mimi Viela" ucapnya terlihat menggoda Aviela.

Gadis itu menghiraukan, ia melanjutkan menyusui Lio walaupun tangan Zeyan sedari tadi tidak bisa diam dan terus menggodanya.

"Yan! Tangan kamu tuh ya, ganggu banget"

"Marah marah mulu dari tadi, lagi dapet ya?"

"Engga"

"Tapi marah mulu?" Ujar zeyan lagi.

"Ya itu juga gegara kamu, gangguin aku terus"

Zeyan hanya nyengir lebar, lalu beralih pada Fio yang kini juga ia tidurkan di atas badannya "Mama cerewet ya dek? Marah marah terus. Tapi bikin papa makin sayang"

Mendengar Zeyan yang mengajak Fio berbicara membuat Aviela gemas. Berbicara kepada dua anaknya sekalipun mereka tidak mengerti, adalah kegiatan Zeyan setiap hari jika mereka sedang bersama seperti ini.

"Cerewet gini juga karena kamu"

Zeyan menoleh "Iya iya. Kalo kamu cerewet aku juga gak masalah. Malah makin suka liat nya"

"Halah, bilang aja kamu kesel kalo aku lagi cerewet, iya kan?"

Zeyan mencubit pipi Aviela pelan "engga sayang. Aku gak kesel tapi suka"

Aviela diam. Jika kata sayang keluar dari mulut Zeyan, entah kenapa rasanya aneh dan membuatnya malu. Padahal mereka sudah berkeluarga bahkan mempunyai anak. Biasanya kata itu wajar dan sangat sering di ucapkan oleh suami istri. Namun tidak untuk Aviela, ia masih merasa asing dengan panggilan itu.

My Bad Husband [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang