Malam ini, orang tua zeyan datang ke rumahnya. Apa lagi jika bukan Karena mengetahui kabar bahagia dari menantu mereka, Aviela.
Siapa yang memberitahu mereka? Sudah jelas itu Lisya. Sepulang sekolah sepertinya ia langsung menceritakan itu kepada orang tuanya.
"Silahkan di minum bunda,ayah" Senyum Aviela seraya menghidangkan minuman untuk mertuanya.
"Gue kok gak di suruh kak?"
"Gak di suruh juga udah duluan minum Kan?" Balas Aviela terkekeh, Lisya memang sudah duluan mengambil minuman nya.
"Zeyan mana nak?" Aviela mengalihkan pandangan nya menatap Nisa,bunda zeyan.
"Lagi di kamar nda, tadi katanya Mandi dulu,bentar lagi turun kok"
Aviela duduk di sofa depan Nisa dan Arif, dengan terus tersenyum kepada keduanya "bunda sama ayah mau sekalian makan di sini gak?"
"Gak usah Avi, lagian kamu jangan capek ya, kalo aktivitas kamu di rumah bikin kamu capek, jangan di paksain. Bunda bisa cariin art buat kalian"
"Gak usah nda, aku bisa kok urus kerjaan rumah. Nanti kalo aku capek Kan bisa minta tolong sama zeyan" Ujar Aviela yang merasa sangat tidak enak jika ibu mertuanya benar benar mencari ART untuk membantu nya.
"Emang zeyan bisa bantuin apa? Mungkin kalo di suruh rapiin rumah aja malah dia berantakin" sahut Arif,ayah zeyan. Ia sangat tau jika putra nya itu tidak dapat di andalkan dalam hal beres beres.
"Ayah ngomongin aku?" Seseorang yang baru turun dari tangga menyauti pembicaraan mereka. Dan kini ia ikut duduk berkumpul di sana.
"Ngapain ayah ngomongin kamu?"
Zeyan mengendikkan bahunya
"terus tadi kayak sebut sebut nama aku?". Arif tertawa pelan "emang nya gak boleh?""Ya boleh sih"
"Bang, Kamu harus selalu jaga Aviela ya. Awas kalo kamu bikin ulah" Nisa memperingati anak nya dan di angguki oleh zeyan "Iya, pasti aku jagain lah nda"
Setelahnya, mereka hanya berbincang seperti orang pada umumnya jika sedang berkumpul. Mulai dari Arif yang menanyakan mengenai sekolah mereka dan Nisa yang menanyai tentang kondisi Aviela sambil memberikan ilmu yang harus Aviela tau dalam masa kehamilannya.
Obrolan terus berlanjut hingga Saat nya kini mereka pamit pulang.
"Kita pulang ya,lagian udah jam segini. Lisya besok harus sekolah dan kalian juga sama"
"Aku nginep di sini boleh yah?" Pinta Lisya menatap ayah nya.
"Gak dek, kamu pulang sama Kita. Lagian kamu nginep di sini mau ngapain? " Jawaban di ambil alih oleh Nisa.
"Iya, kalo libur Baru kamu boleh nginep di sini" tambah Arif yang langsung di angguki putri nya itu
"iya deh"."Yaudah Kita pamit ya" baik Aviela maupun zeyan mengangguk seraya menyalami keduanya.
°°°
"Viela, mau minum? Gue mau ke dapur biar sekalian gue ambilin" tawar zeyan.
"Gak yan, tapi lo bisa sekalian bawa gelas ini ke dapur gak?" Pinta Aviela menunjuk gelas yang tadi ia sajikan minuman dan zeyan mengangguk.
Tak berapa lama setelah ke dapur, zeyan kembali ke ruang keluarga dan duduk di samping Aviela.
"Tiduran sini vi" Ujar nya menepuk nepuk pahanya.
Aviela menurut dan menidurkan kepalanya pada paha zeyan "Yan, elusin rambut gue dong" pinta nya.
Zeyan tersenyum dengan sedikit menggoda " nyaman ya kalo gue elusin? Atau ini kemauan dedek bayi?"
"Apa sih?" Dengan pelan Aviela memukul lengan zeyan lalu menyembunyikan wajah malu nya.
Zeyan yang melihat itu terkekeh kecil, tangannya memegang wajah Aviela agar tidak menyembunyikan wajah nya lagi "gak usah malu Kali.kalo lo malu kayak gini, gue gak mau elusin rambut lo"
Mendengar ucapan zeyan barusan, dengan segera Aviela mengahadap Kan wajah nya pada zeyan "elusin rambut gue..." pinta nya lagi dengan sedikit merengek.
Zeyan mengangguk,satu tangannya menarik tubuh Aviela yang sedang berbaring untuk lebih erat padanya dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengelus lembut rambut gadis itu.
"Yan"
"Hmm,kenapa?" Sahut zeyan
"Lo kok ganteng?" . Ingin zeyan meledakkan tawanya sekarang juga. Tapi ia Coba untuk tahan.
"Udah dari lahir, lo aja yang baru sadar" jawab zeyan dengan masih menahan tawa nya.
"Iya deh" singkat Aviela namun kemudian ia kembali bertanya "gue cantik?" Tanya nya menatap zeyan.
"Cantik " jujur zeyan sambil mencubit pipi gadis yang tidur di pahanya itu.
Aviela tersenyum senang, ia menarik satu tangan zeyan lalu memeluk nya. Rasa nya senang ketika zeyan dengan langsung memujinya cantik. Dan tidak tau kenapa ia tiba tiba bisa menanyakan hal itu.
"Yan,ngantuk. Aku mau tidur" rengek Aviela lagi. Zeyan sedikit heran melihat perubahan sifat Aviela yang kini sedikit manja.
Beneran ngidam ini?dia yang ngomong aku kenapa jantung gue yang malah detak cepet? - batin nya
"Yan, aku ngantuk!" Aviela sedikit berteriak karena melihat zeyan yang masih diam dan malah melamun.
"Eh iya, ayo ke kamar kalo ngantuk" zeyan hendak bangun dari duduk nya namun terhenti ketika Aviela kembali meminta sesuatu "gendong..." Sambil mempautkan bibir agar zeyan menuruti kemauan nya.
"Gendong? " Tanya zeyan dan Aviela mengangguk.
Tidak menolak, bahkan dengan senang hati zeyan akan menuruti Aviela. Ia mengangkat tubuh gadis itu kemudian berjalan menuju tangga. Tangan Aviela pun terus melingkar di leher zeyan agar ia tidak jatuh mengenaskan.
Ketika sudah sampai di kamar, dengan pelan ia membaringkan Aviela ke kasur lalu menarik selimut untuk menyelimutinya.
Dirinya pun ikut berbaring masuk ke dalam selimut. Melihat ke samping, ternyata Aviela sedang menatap nya
"Kenapa?"Tidak menjawab, gadis itu mendekatkan wajahnya pada zeyan. 'cupp' .Bibirnya mencium singkat pipi zeyan "thank you"
Selesai dengan kalimat itu, Aviela segera memejamkan matanya dengan tangan memeluk zeyan dari samping.
.
.
.
.
.
.Sorry kalo tidak memuaskan 🙏
Ide selalu muncul di saat niat ingin nulis, tpi ilang pas mau ngetik :')10 komen, aku bakal up lebih cepat.
2 kali dalam minggu ini. Maybe🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Husband [Completed]
Teen Fiction|BISA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA| Hanya kisah perjodohan antara dua orang remaja... ~Aviela putri Densly ~Zeyan Lio Welfis ✅🍁 #1 Cowo [19/01/20] #11 Badboy [19/01/20] #1 Cewe [19/04/20]