13

307 33 6
                                    

Keesokan harinya jeongyeon kembali kuliah. Pagi sebelum ia kembali ke Seoul, chaeyeon menceramahinya habis"an karena handphone yang pecah belah berada di lantai.

"Oppa! Inget ya, jangan dibanting lagi" teriak chaeyeon dari telepon.

"Iyaa Lee Chaeyeon, kan kemarin juga gak sengaja kesenggol" sambil mengemudi mobil menuju kampusnya.

"Kalo gak sengaja gak mungkin pecah gitu oppa. Untung aku masih punya hp yang dulu" 

"Lagian yang minta dikasih hp juga siapa?"

"Kalo gak aku kasih, oppa juga gak bakalan pernah beli kan?"

"Ya udah deh iya, dah dulu ya bye" telepon diakhiri oleh jeongyeon.

Jeongyeon berjalan dengan kepala tertunduk menatap jalan. Langkah kaki yang terasa berat dan perasaannya yang sedang buruk membuatnya tak yakin untuk kuliah hari ini.

"Jeongyeon" panggil seorang wanita tak lain nayeon yang berjalan dari arah berlawanan.

"Jeongyeon" panggilnya lagi karena jeongyeon menghiraukannya dan malah melewati seakan tak ada siapapun disana.

"Jeongyeon" sambil menggenggam lengan jeongyeon.

"Pergi atau aku tak pernah muncul di hadapanmu selamanya" kata jeongyeon dingin.

"Jeongyeon" lirihnya lalu melepaskan genggamannya.

Tak tega rasanya ia mengatakan hal itu pada wanita terutama orang terdekat termasuk nayeon. Tapi ia terlalu sakit hati untuk memendamnya lagi.

~jalan~

Setelah jam kuliahnya selesai kini ia dalam perjalanan untuk pulang.

"Ck pake laper segala" kesalnya lalu memutar setir mobilnya ke arah lain.

~rumah makan~

Jeongyeon memesan beberapa makanan serta minuman. Perasaan yang masih terluka tak membuatnya kehilangan nafsu makan.

Selesai makan kini saatnya ia membayar semua pesanannya. Tapi ketika ia hendak pergi ke meja kasir, ia melihat wanita yang terlihat familiar baginya.

Dipicingkan matanya dan benar saja itu nayeon dan tentunya bersama pria itu lagi.

"Masih bermesraan rupanya, betapa bahagianya kalian" gumam jeongyeon dengan wajah datar dan melanjutkan langkahnya.

"Eh anu, apa itu pesanan untuk pasangan di sana?" Tanya jeongyeon pada pelayan setelah membayar.

"Iya, ada apa ya tuan?"

"Bisakah aku saja yang mengantarkannya? Mereka temanku" jeongyeon beralasan.

Pelayanan ragu dan menatap pada penjaga kasir seakan bertanya apa yang harus dilakukan.

"Baiklah, maaf tuan" ucap pelayan itu.

"Tak apa" lalu mengambil nampan yang penuh pesanan.

Jeongyeon menarik nafas dalam-dalam sebelum ia memulai langkahnya.

"Jeongyeon?" Nayeon terkejut.

"Maaf apa saya mengenal anda?" Tanya jeongyeon sopan setelah selesai menaruh makanan dan minuman yang ia bawa.

"Nayeon kamu kenal?" Tanya pria itu.

"Dia..." Ucap nayeon menggantung.

"Kamu tak bisa mengatakannya? Ya sudah, semoga kalian langgeng ya ..." Jeongyeon berfokus membaca name tag yang ada di jas pria itu "dokter Jinyoung dan nayeon-ssi" lanjutnya.

The Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang